Sri Ekawati Anwar
Universitas Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Identifikasi Kesiapan dan Kebutuhan Pelatihan Profesional Guru Bahasa Inggris di Gorontalo dalam Mengajar Siswa Disleksia Sri Ekawati Anwar; Harwintha Yuhria Anjarningsih
Jurnal Pendidikan Kebutuhan Khusus Vol. 6 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/jpkk.v6i1.630

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi kesiapan dan kebutuhan guru dalam meningkatkan profesionalitas mereka dalam mengajarkan Bahasa Inggris kepada siswa-siswa disleksia. Penelitian ini merupakan penelitian metode campuran. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang didistribusikan secara daring. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kesiapan guru dalam konteks pengetahuan dan keterampilan mengajar Bahasa Inggris kepada siswa disleksia. Selanjutnya, kebutuhan profesional guru menunjukkan bahwa mayoritas guru belum memiliki pengetahuan yang memadai tentang cara mengajar Bahasa Inggris untuk siswa disleksia karena mereka tidak memperoleh pengetahuan baik di perguruan tinggi, pelatihan profesional guru, atau mempelajarinya secara mandiri.  Para guru melaporkan preferensi format pelatihan profesional yang meliputi sumber belajar mandiri baik dalam bentuk bentuk cetak dan digital, pelatihan tatap maya dan tatap muka, dan panduan untuk orang tua di rumah. Selain itu, materi pelatihan yang dibutuhkan adalah karakteristik disleksia, kesulitan belajar lain yang berhubungan dengan disleksia, tantangan siswa disleksia dalam belajar bahasa asing, cara diagnosis disleksia, strategi mengajar siswa disleksia, dan tips dan manajemen kelas. Terakhir, terdapat beragam aktifitas yang dipandang mampu meningkatkan kemampuan guru yang diantaranya yaitu kuliah singkat, membaca artikel, membaca buku, membaca materi digital, menonton video pembelajaran dan wawancara terhadap siswa disleksia dan guru yang mengajar siswa disleksia, mengevaluasi materi ajar, merancang dan mengevaluasi rencana pembelajaran.
Pembelajaran Bahasa Inggris Hybrid pada Masa Pandemi Covid-19 di Sekolah Menengah Pertama Inklusi di Kota Depok: Pengalaman dan Perspektif Peserta Didik Sri Ekawati Anwar; Harwintha Y. Anjarningsih
Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya Vol 8 No 2 (2022): Ideas: Pendidikan, Sosial, dan Budaya (Mei)
Publisher : Ideas Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32884/ideas.v8i2.743

Abstract

Perubahan pembelajaran Bahasa Inggris yang dilakukan sepenuhnya daring menjadi pembelajaran Bahasa Inggris hybrid dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi penurunan kemampuan dan perilaku siswa. Namun, tidak terdapat jaminan bahwa mmplementasi pembelajaran Bahasa Inggris hybrid dapat berjalan secara efektif khusunya terhadap siswa berkebutuhan khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pembelajaran hybrid di kelas bahasa Inggris di salah satu SMP di Kota Depok yang menerapkan program pendidikan inklusif. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik baik siswa regular dan siswa berkebutuhan khusus lebih memilih sesi tatap muka di kelas dibanding sesi daring. Alasannya adalah kemudahan dalam memahami materi, bertanya kepada guru dan sesama siswa, serta memperoleh penjelasan dan umpan balik dari guru. Sedangkan siswa yang lebih memilih sesi daring lebih menonjolkan keleluasaan waktu dan tempat untuk belajar. The transformation from fully online English learning to hybrid English learning has carried as an effort to overcome the decline in students ability to learn English and their behavior. However, there is no guarantee that the implementation of hybrid English learning can run effectively, especially for students with special needs. This research aims to investigate the implementation of hybrid learning in an English class in one of the inclusive schools in Depok. The method used is descriptive qualitative. Data collection used interviews and observation. This research revealed that most students, both regular students and special needs students, prefer face-to-face sessions in the classroom rather than online sessions. Students reasons for choosing face-to-face sessions were the ease of understanding the material, asking the teacher and fellow students, and obtaining explanations and feedback from the teacher. Meanwhile, students who prefer online sessions highlighted the flexibility of time and place to study.