Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pelatihan Pemanfaatan Limbah Kotoran Ternak (Urine Sapi) Menjadi Produk Pupuk Organik Cair dan Pestisida Alami di Desa Laikang Sahrul Alam; Megawati Megawati; Riky Sadanu; Hasruddin Hasruddin; Muh Ilham; Moh. Ahsan S. Mandra; Andi Zulfikar Yusuf
Madaniya Vol. 3 No. 2 (2022)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53696/27214834.168

Abstract

Desa Laikang Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar merupakan sentra pengembangan sapi potong di Sulawesi Selatan. Pemeliharaan ternak di Desa Laikang pada umumnya masih seadanya dan belum melakukan pengolahan limbah baik berupa kotoran padat (feses) dan kotoran cair (urine). Masyarakat pada umumnya belum mengetahui teknologi pengolahan dan manfaat jika melakukan pengelolaan limbah ternak dengan baik. Hal ini berpotensi mengakibatkan pencemaran lingkungan, pencemaran udara serta dapat menimbulkan gangguan kesehatan baik pada manusia dan ternak itu sendiri. Padahal limbah kotoran sapi baik padat maupun cair (urine) sapi dapat diolah dan dimanfaatkan menjadi pupuk organik cair dan pestisida alami. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat agar dapat mengolah limbah urine sapi menjadi pupuk organik cair dan pestisida alami yang ramah lingkungan. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini dimulai dari sosialisasi, pemberian materi, pelatihan, evaluasi dan pendampingan. Hasil dari kegiatan ini masyarakat mengetahui dan terampil mengolah limbah urine sapi menjadi pupuk organik cair dan pestisida alami. Masyarakat juga telah memiliki pola pikir untuk mengolah dan memanfaatkan limbah serta potensi lokal yang ada untuk dijadikan produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomis.
Sosialisasi Pemahaman Inklusi Sosial Bagi Guru di SMA Negeri 1 Majene Najamuddin Najamuddin; Sopian Tamrin; Bahri Bahri; Abd. Rahman; Hasruddin Hasruddin
ABDI: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 6 No 1 (2024): Abdi: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/abdi.v6i1.609

Abstract

Sekolah sebagai ruang pendidikan formal belum menjamin realisasi inklusifitas. Begitu juga yang terjadi pada SMA Negeri 1 Kabupaten Majene. Kondisi tersebut terkonfirmasi saat kegiatan observasi lapangan. Selain mencermati secara seksama keadaan lapangan juga dilakukan wawancara pada kepala sekolah, guru, dan staf kependidikan serta beberapa siswa. Berdasarkan hasil observasi tersebut, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman guru-guru terkait isu inklusi sosial. Pengabdian dilaksanakan pada tanggal 08 Juli 2023 di SMA Negeri 1 Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat. Puluhan guru dari berbagai latar belakang disiplin ilmu mengikuti kegiatan ini. Pengabdian ini direncanakan, kemudian dilaksanakan serta di evaluasi. Penigkatan pemahaman inklusi dilakukan dengan metode sosialisasi dengan model dua arah. Adapun materi yang diturunkan dalam sosialisasi ini adalah konsep inklusi sosial, urgensi inklusi sosial serta strategi implementasi inklusi sosial di sekolah. Sosialisasi pemahaman inklusi sosial di SMA Negeri 1 Majene disambut antusias oleh Guru – guru. Mereka menilai isu ini terbilang baru di kalangan guru. Setelah menyimak materi yang disajikan oleh tim PkM mereka menyadari pentingnya inklusi sosial. Pendidikan khususnya sekolah menjadi arena yang strategis dalam mereproduksi pemahaman yang inklusif. Dari pemahaman tersebut maka lahirlah praktik keseharian yang inklusif pula. Sebagaimana dugaan tim PkM bahwa di lingkungan pendidikan sekaligus masih banyak yang belum memahami apa itu inklusi sosial. Bahkan tidak jarang sekolah juga menjadi ruang praktik diskriminasi dan bulliying atas dasar perbedaan latar tertentu. Oleh karena itu, sekolah sangat penting membangun iklim inklusif agar setiap individu, baik itu guru, staf, dan siswa merasakan sekolah sebagai ruang yang ramah untuk semua.