Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Ditinjau dari Adversity Quotient (AQ) Siswa Kelas IX SMA Negeri 1 Batuputih Sabri Sabri; Abd. Rahman; Bernard Bernard
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 7, No 2 (2023): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/imed51914

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas X SMA Negeri 1 Batuputih yang ditinjau dari Adversity Quotient (AQ). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari enam siswa kelas X SMA Negeri 1 Batuputih yang ditentukan berdasarkan kriteria tipe AQ dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan merupakan angket Adversity Quotient (AQ), tes uraian, dan pedoman wawancara yang telah divalidasi dengan baik oleh ahli. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan tahap kondensasi data, penyajian data, serta penarikan dan verifikasi kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Subjek dengan AQ tipe climber dapat menyelesaikan tiga tahapan pemecahan masalah oleh Polya dengan cukup baik, yaitu: tahap memahami masalah, menyusun rencana, melaksanakan rencana, namun, belum mampu memeriksa kebenaran hasil secara lengkap; (2) Subjek dengan AQ tipe camper belum mampu memahami masalah secara lengkap, sehingga, kesulitan dalam menyusun rencana secara lengkap; dan (3) Subjek dengan AQ tipe quitter tidak dapat memahami masalah, serta tidak memiliki gambaran penyelesaian masalah.Kata Kunci: pemecahan masalah matematis, adversity quotientThe objective of this study is to characterize the mathematical problem-solving capabilities of 10th grade students at SMA Negeri 1 Batuputih, based on their Adversity Quotient (AQ). This research used a qualitative approach. The subjects in this study consisted of six students of class X SMA Negeri 1 Batuputih who were determined based on AQ criteria with purposive sampling technique. The instruments used were an Adversity Quotient (AQ) questionnaire, a description test, and interview guidelines that had been properly validated by experts. The data collected were analyzed with the stages of data condensation, data presentation, and conclusion drawing and verification. The results showed that: (1) Subjects with climber-type AQ can solve the three stages of problem solving by Polya quite well, namely: the stages of understanding the problem, developing a plan, implementing the plan, however, they have not been able to check the correctness of the results completely; (2) Subjects with camper-type AQ have not been able to understand the problem completely, thus, having difficulty in developing a complete plan; and (3) Subjects with quitter-type AQ cannot understand the problem, and do not have a picture of solving the problem.Keywords: mathematical problem solving, adversity quotient
MODEL MODEL PEMANASAN SEPAKBOLA PADA MAHASISWA FIK UNM M. Said Zainuddin; Arifuddin Usman; Adam Mappaompo; Yasriuddin; Rahmad Risan; Juhanis; Benny Badaru; Abd. Rahman
PEDAMAS (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) Vol. 1 No. 1 (2023): MEI 2023
Publisher : MEDIA INOVASI PENDIDIKAN DAN PUBLIKASI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat ini di laksanakan dalam bentuk pengenalan dan pengetahuan tentang model pemanasan dalam cabang olahraga sepakbola mahasiswa FIK UNM. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang pemanasan bagi mahasiswa FIK UNM, untuk mengetahui antusias dan respon para mahasiswa dalam pelatihan model pemanasan sepakbola, untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa FIK UNM dalam mengikuti pelatihan dan untuk mengetahui adanya perubahan dalam mengikuti pelatihan tentang model permainan pemanasan dalam sepakbola. Kegiatan program pengabdian kepada masyarakat ini dibagi atas dua kegiatan yaitu kegiatan penjelasan secara teori dilakukan selama satu hari yaitu menjelaskan tentang model pemanasan dalam sepakbola dan kegiatan praktek dan pelaksanaan dilakukan selama 3 hari. Hasil pengabdian kepada masyarakat menunjukkan bahwa para peserta dapat menerima materi tentang pelatihan model permainan untuk pemanasan dalam cabang olahraga sepakbola dengan baik dan mampu di praktekkan dan di aplikasikan, seluruh peserta dapat meningkatkan pengetahuan yang cukup tentang persiapan, prosedur latihan, penilaian, tip latihan yang akan dilakukan, meningkatkan pengetahuan mahasiswa FIK UNM tentang judul, menit, pemain, tujuan dalam setiap bentuk permainan untuk pemanasan dalam cabang olahraga sepakbola, para peserta menyadari bahwa materi yang diberikan dapat menambah wawasan yang sangat bermanfaat sebagai modal mengajar maupun melatih nantinya.
Sosialisasi Pemahaman Inklusi Sosial Bagi Guru di SMA Negeri 1 Majene Najamuddin Najamuddin; Sopian Tamrin; Bahri Bahri; Abd. Rahman; Hasruddin Hasruddin
ABDI: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 6 No 1 (2024): Abdi: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/abdi.v6i1.609

Abstract

Sekolah sebagai ruang pendidikan formal belum menjamin realisasi inklusifitas. Begitu juga yang terjadi pada SMA Negeri 1 Kabupaten Majene. Kondisi tersebut terkonfirmasi saat kegiatan observasi lapangan. Selain mencermati secara seksama keadaan lapangan juga dilakukan wawancara pada kepala sekolah, guru, dan staf kependidikan serta beberapa siswa. Berdasarkan hasil observasi tersebut, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman guru-guru terkait isu inklusi sosial. Pengabdian dilaksanakan pada tanggal 08 Juli 2023 di SMA Negeri 1 Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat. Puluhan guru dari berbagai latar belakang disiplin ilmu mengikuti kegiatan ini. Pengabdian ini direncanakan, kemudian dilaksanakan serta di evaluasi. Penigkatan pemahaman inklusi dilakukan dengan metode sosialisasi dengan model dua arah. Adapun materi yang diturunkan dalam sosialisasi ini adalah konsep inklusi sosial, urgensi inklusi sosial serta strategi implementasi inklusi sosial di sekolah. Sosialisasi pemahaman inklusi sosial di SMA Negeri 1 Majene disambut antusias oleh Guru – guru. Mereka menilai isu ini terbilang baru di kalangan guru. Setelah menyimak materi yang disajikan oleh tim PkM mereka menyadari pentingnya inklusi sosial. Pendidikan khususnya sekolah menjadi arena yang strategis dalam mereproduksi pemahaman yang inklusif. Dari pemahaman tersebut maka lahirlah praktik keseharian yang inklusif pula. Sebagaimana dugaan tim PkM bahwa di lingkungan pendidikan sekaligus masih banyak yang belum memahami apa itu inklusi sosial. Bahkan tidak jarang sekolah juga menjadi ruang praktik diskriminasi dan bulliying atas dasar perbedaan latar tertentu. Oleh karena itu, sekolah sangat penting membangun iklim inklusif agar setiap individu, baik itu guru, staf, dan siswa merasakan sekolah sebagai ruang yang ramah untuk semua.