FX Widyatmoko
Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

ILUSTRASI, ILUSTRATOR, DAN CERPEN FX. ruWidyatmoko
Ars: Jurnal Seni Rupa dan Desain No. 5 / Mei - Agustus 2007
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/ars.v2i5.252

Abstract

According to most people, an illustration is understood as a complimentary, decorative picturewhich is used to clarify the idea o f a text as well as to support the atmosphere created front the text. This isapplied tc the illustration o f short stories published in Kompas. Even though these arc "different" from thetext, they are still based upon the text. It is clear that there is no need to investigate whether an illustration isrelated to the short story or not. The problem remains that either there is a new interpretation towards thetext as a result o f the “difference’’, or that the illustration is merely decorative, as most people believe.TJtis composition offers a different perspective in examining illustrations, especially those whichaccompany short stories in Kompas the same topic discussed by Effendi in "llustrasi dan Cerpen",published in the journal ARS, No. 04, January-April 2007 (p. 56-58). It thus provides an alternative readingo f Effendi’s ozvn composition.Keywords: illustration, illustrator, text
ESTETIKA, RETORIKA, DAN KOMINIKASI SEBAGAI WACANA FX Widyatmoko
DeKaVe Vol 1, No 2 (2011): DeKaVe Vol. 1 No. 2 2011 Juli-Desember 2011
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/dkv.v1i2.159

Abstract

Perbincangan estetika dalam seni, terutama desain, dapat dimulai atau paling tidak berada di wilayah teori. Perbincangan teoritik tersebut telah dimulai sejak era kemunculan filsafat di mana di situ seni merupakan bagian dari estetika. Modernisme yang menggagas bahwa manusia memiliki otonomi (terutama pada peran subjectum) memengaruhi cara seni memandang estetika. Estetika di jaman modern pun memiliki sifat-sifat untuk senantiasa mencari kebaruan-kebaruan. Maka, tak aneh jika bermunculan aliran-aliran dalam seni rupa/fine art. Sedangkan dalam dunia desain, perbincangan estetika dapat dibagike dalam dua aspek yaitu fungsi dan keindahan.
Pembelajaran Game Desain dalam Desain Komunikasi Visual FX. Widyatmoko
DeKaVe Vol 14, No 2 (2021): Jurnal DeKaVe Vol.14 No.2 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/dkv.v1i2.6238

Abstract

Filsafat Anti-Korupsi FX Widyatmoko
DeKaVe Vol 7, No 1 (2014): DeKaVe Vol. 07 No. 01 2014 Januari - Juni 2014
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.603 KB) | DOI: 10.24821/dkv.v7i1.889

Abstract

Buku Filsafat Anti-Korupsi setidaknya memberi wawasan akar perilaku tindak korupsi. Darisitu diharapkan manusia mengenal sisi gelap dalam dirinya, dan sebagai jalan setelah mengenalsisi gelap yaitu manusia perlu melakukan transendensi diri. Wattimena, yang juga seorangpengajar di Fakultas Filsafat UNIKA Widya Mandala, Surabaya (seturut waktu diterbitkannyabuku ini), menjelaskan transendensi diri sebagai berikut: “…saya menyarankan, agar kita semuabelajar untuk mengenali dorongan-dorongan berkuasa, berburu nikmat, gejolak sisi-sisi hewani,kemalasan berpikir, dan kekosongan jiwa kita sebagai manusia. Semuan itu harus diakui dandikenali. Setlah itu kita perlu untuk membangun niat, komitmen, serta teknik untuk menata danmalampaui sisi-sisi gelap yang bercokol di dalam diri kita, maupun diri semua manusia tersebut.”(halaman 201) Lantas, tidak asing manakala simbol korupsi, atau luasnya kejahatan, menunjuk pada duniahewan (tikus, kucing, ular, dsb). Pula menunjuk pada kenikmatan (dasi, mobil mewah, dsb),kekuasaan (sionggasana, raja, dsb). Setidaknya, masih terdapat beragam simbol bagi korupsi.Dari situ sisi-sisi gelap kian nampak, dan dari situ pula manusia kian dikenalkan pada berbagairepresentasi kekuatan gelap yang bercokol dalam dirinya, meski tetap menyisakan sisi gelap yangtak tertembusi, selain juga – seturut pemahaman saya - kita diajak menciptakan simbol bagiusaha dalam melakukan pelampauan/transendensi diri. Katakanlah, simbol-simbol positif.
RESENSI BUKU : “GUSDUR VAN JOMBANG” FX. Widyatmoko
DeKaVe Vol 1, No 1: Januari 2011
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/dkv.v1i1.152

Abstract

Buku “Gus Dur Van Jombang” merupakan buku tentang Gus Dur yang dikemas dalam bentuk komik. Buku ini mengisahkan perjalanan hidup Gus Dur sejak lahir hingga meninggal dunia. Meski buku ini tidak bermaksud menerbitkan sebuah biografi tentang Gus Dur namun setidaknya perjalanan hidup Gus Dur menjadi alur cerita keseluruhan isi buku ini. Ulasan kali ini didasarkan pengalaman membaca buku “Gus Dur Van Jombang” ditambah beberapa informasi yang didapat dari bedah buku tersebut yang diselenggarakan di Prodi DKV ISI Yogyakarta (4 Desember 2010). Sebagai sebuah komik, buku “Gus Dur Van Jombang” terasa hambar cara penyampaiannya. Komik ini datar-datar saja, tak ada penekanan pada satu kisah atau panel tertentu. Konsistensi cara menggambarkan tokoh-tokoh di dalamnya pun tak terjada, di satu sisi memiliki tingkat kemiripan (ikon) yang tinggi, di lain kesempatan kesadaran akan ikon tersebut tak dipatuhi. Pun juga terdapat panel yang memiliki kekurangtepatan dalam meletakkan balon kata dilihat dari alur membaca (yang sebaiknya membaca balon kata dari kanan ke kiri jadi dari kiri ke kanan). Namun demikian, dari sekian panel yang ada terdapat panel yang memiliki kekuatan cara ungkap komik (seperti pada halaman 27). Panel inipun rupanya juga menjadi salah satu panel yang disukai sang komikus buku tersebut. Berdasarkan tuturan sang komikus pula diketahui bahwa dirinya mendapati kesulitan dalam menggambarkan (mengkomikkan) adegan pada saat ibu Gus Dur dan isterinya, Sinta Nuriyah, mengalami kecelakaan(halaman 75).
ESTETIKA (DALAM) DESAIN FX Widyatmoko
DeKaVe Vol 1, No 3 (2012): DeKaVe Vol. 01 No. 03 Januari-Juni 2012
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1066.396 KB) | DOI: 10.24821/dkv.v1i3.863

Abstract

Aesthetics is a word that is often present in the areas of art, including fine art. However, in thearea of visual communication design aesthetic rarely spoken words compared with the area of fine arts(fine arts). Not that there are no problems in the design aesthetic. Aesthetic issue still exists, but it is rarelyused as a design concept design. Even the design of the study area, there are aesthetic studies. However,the study could have imagined aesthetic has a great distance to the aesthetics of everyday design. There isalso an effort to facilitate the understanding of aesthetics is to provide the name of a visual strategy(Andry Masri, Jalasutra, 2010). However, the strategy also has not explained the visual aesthetic studiesare very diverse. The phrase is intended to facilitate common aesthetic learned, particularly for the needsof design planning (especially product design).This paper aims to offer a way to understand the aesthetic rather than through understanding, butto find the position of each design aesthetic in visual communication design. The objects that wereexamined in the two final ISI Visual Communication Design (one object assessment, the object creation),as well as a book cover design. The goal is clear, to give an overview of the aesthetic. Hopefully, thegrowing diversity of aesthetic closer to the day-to-day. In short, bringing together academic research,design work, the aesthetic experience everyday.
Prinsip Internal dan Eksternal Tipografi Desain Buku Cetak FX Widyatmoko
Gestalt : Jurnal Desain Komunikasi Visual Vol 4 No 1 (2022): Gestalt : Jurnal Desain Komunikasi Visual
Publisher : Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/gestalt.v4i1.97

Abstract

Tulisan ini bertujuan menjelaskan prinsip dalam tipografi desain. Prinsip tersebut yakni prinsip internal dan prinsip eksternal. Prinsip internal merupakan prinsip yang melekat pada huruf, sedang prinsip eksternal merupakan prinsip yang diterakan pada huruf. Penjelasan kedua prinsip tersebut yakni sebatas di media multiple pages, yang dalam kesempatan ini yakni buku tercetak. Metode pencarian data berupa pengamatan dan wawancara dengan penerbit buku. Analisis yang diterapkan yakni analisis pemerian teks, gestalt, serta desain elementer. Kesimpulan yang didapat yakni terdapat perbedaan antara prinsip internal dan eksternal huruf. Prinsip eksternal huruf lebih tertuju pada bagaimana dan untuk tujuan apa huruf dikelola. Prinsip internal sifatnya lebih mengikat pada huruf dan menjadi dasar terapan prinsip eksternal. Di beberapa penerapannya prinsip internal memertimbangkan kerangka berfikir dari prinsip eksternal sehingga aturan yang mengikat menjadi lebih longgar dan berdampak pada wujud akhir huruf tersebut.
Mistik Grafika Widyatmoko, FX
AKSA: Jurnal Desain Komunikasi Visual Vol. 7 No. 2 (2024): AKSA : Jurnal Desain Komunikasi Visual
Publisher : LP2M Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Visi Indonesia (STSRD VISI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37505/aksa.v7i2.105

Abstract

This article wants to answer curiosity. The author's curiosity is about things that are common or commonplace in everyday life, but maybe (the author) doesn't pay enough attention to them. Why are bibles printed and bound in thick volume? That's the question of curiosity. Even though it tries to answer the curiosity about why the bible is bound in thick binding, this article does not choose to answer it through history. This article chooses to reflect this curiosity. One way the author chose is through graphics. Coincidentally, history and graphic design are close to graphics. Whether or not there is a relationship between graphic design, scripture and graphics, this article also aims to answer this in the form of reflection. At least the presence of design in graphics is not limited to the technical area but also touches the philosophical (aesthetic) area. In order to answer this curiosity, this article will take a soliloquy in three sessions. The first session, about graphics. The second session was about graphic mystical and in this session the design of the bible began to be discussed. This second session consists of two parts. The final session, conclusion, is about how graphics and graphic design learn from history.
Pembelajaran Grafika dalam Menjawab Era Digital dan Persoalan Lingkungan Widyatmoko, FX
GESTALT : JURNAL DESAIN KOMUNIKASI VISUAL Vol. 5 No. 2 (2023): Gestalt : Jurnal Desain Komunikasi Visual
Publisher : Program Studi Desain Komunikasi Visual. Fakultas Arsitektur dan Desain Jalan Raya Rungkut Madya, Gn.Anyar, Surabaya, Jawa Timur 60294

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/gestalt.v5i2.146

Abstract

Tulisan ini refleksi penulis selama mengampu kuliah Grafika di Program Studi Desain Komunikasi Visual ISI Yogyakarta dan pengalaman di dunia seni mencetak. Refleksi ini penting disampaikan karena saat ini desain komunikasi visual berada dalam komunikasi dan media digital. Refleksi ini juga dibutuhkan karena lingkungan kian menjadi tantangan persoalan hidup sehari-hari. Tulisan ini mau menawarkan perspektif dalam pembelajaran grafika, memperlihatkan potensi grafika di zaman komunikasi dan media digital. Metode yang diterapkan yakni studi pustaka, studi kekaryaan, dan praktik desain. Dari berbagai langkah tersebut boleh didapati argumen pentingnya pembelajaran grafika saat ini terutama dalam konteks hidup di zaman digital serta persoalan lingkungan.