Rani Agustina Wulandari
Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kemampuan Regenerasi Akar, Kotiledon dan Daun Lima Kultivar Terung Lokal (Solanum melongena L.) Irfan Islami; Taryono Taryono; Rani Agustina Wulandari
Agrotechnology Innovation (Agrinova) Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Agrotechnology Innovation Center, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.627 KB) | DOI: 10.22146/agrinova.41774

Abstract

Terung merupakan tanaman yang  banyak digunakan sebagai tanaman model dalam perbaikan sifat karena peran dan potensi morfogenik terung yang tinggi. Perannya yang sangat penting dalam menunjang kebutuhan nutrisi dan kesehatan menjadikan banyak penelitian dilakukan untuk mendapatkan jenis terung unggul. Salah satu cara untuk mendapatkan terung jenis unggul adalah budidaya in vitro baik melalui organogenesis langsung maupun tidak langsung dengan induksi keragaman somaklonal. Faktor yang mempengaruhi budidaya in vitro terung yaitu genotipe,  sumber eksplan, dan zat pengatur tumbuh. Namun, dari budidaya in vitro terung yang telah dilakukan tingkat regenerasi yang didapatkan masih rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tanggapan regenerasi tiga organ sebagai bahan biakan lima kultivar terung. Perlakuan tersusun oleh 2 faktor yaitu bahan biakan dan kultivar yang ditata dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pengamatan kuantitatif dilakukan pada persentase eksplan membentuk tunas, jumlah tunas, tinggi tunas, jumlah daun, panjang daun terbesar, lebar daun terbesar, dan jumlah akar primer. Data kuantitatif hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis varians (ANOVA) taraf 5 % dan apabila terdapat sumber ragam yang berbeda nyata, reratanya dibandingkan dengan  Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Pengamatan kualitatif dilakukan pada kalus yang terbentuk, tunas yang terbentuk, tanggapan eksplan akar, tanggapan eksplan daun, tanggapan eksplan kotiledon. Hasil penelitian menunjukkan organ masing-masing kultivar memiliki kenampakan yang beragam. Organ kotiledon menunjukkan regenerasi paling baik berdasarkan pengamatan kualitatif dan kuantitatif khususnya pada  kultivar Lokal Bantul.
Effect of the Different Soil Types on Chrysanthemum Cut Flower Quality Herni Shintiavira; Endang Sulistyaningsih; Aziz Purwantoro; Rani Agustina Wulandari
Caraka Tani: Journal of Sustainable Agriculture Vol 36, No 2 (2021): October
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/carakatani.v36i2.50123

Abstract

Cultivating annual crops in the high upland has the potential to increase avalanche and land erosion. Therefore, chrysanthemum extensification from high upland to medium upland can create sustainable agriculture. The differences between high upland and medium upland are microclimate and soil type. Meanwhile, the effect of soil type between the high upland and the medium upland on the chrysanthemum spray type quality is unknown. The study aimed to determine the effect of different soil types on the quality of chrysanthemums when planted in high upland. The study used a split plot design with two factors. The first factor was the type of soil, such as Andosol from the high upland and Latosol from the medium upland. The second factor was the chrysanthemum varieties, such as Yastayuki (white flower), Arosuka Pelangi (yellow flower) and Socakawani (red flower). The results showed that both Andosol and Latosol soil types could produce the same quality of chrysanthemum in all varieties when planted in high upland. The quality aspects of chrysanthemum were the plant height, the stem diameter, the number of flowers and flower color. Consequently, we could extend the cultivation of chrysanthemum in medium upland by using Latosol type soil.