Ahmad Dian Wahyudiono
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan kadar Interleukin-6 kolesteatoma dengan derajat kerusakan tulang pendengaran pasien otitis media supuratif kronis I Ketut Hary Widyatama; Edi Handoko; Ahmad Dian Wahyudiono
Oto Rhino Laryngologica Indonesiana Vol 44, No 2 (2014): Volume 44, No. 2 July - December 2014
Publisher : PERHATI-KL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (596.165 KB) | DOI: 10.32637/orli.v44i2.89

Abstract

Latar belakang: Kolesteatoma adalah lesi keratin non-neoplastik yang berhubungan dengan proliferasi sel epitel dengan karakteristik morfologi yang menyimpang. Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) yang disertai dengan adanya kolesteatoma dapat mengganggu keseimbangan antara pembentukan tulang dengan resorpsi tulang. Kolesteatoma dapat menghasilkan sitokin-sitokin seperti interleukin-6 (IL-6) yang berperan dalam proses destruksi tulang pendengaran. Tujuan: Mengetahui distribusi derajat kerusakan tulang pendengaran pada pasien OMSK dengan kolesteatoma, rerata kadar IL-6 pada kolesteatoma, dan adanya hubungan antara kadar IL-6 pada kolesteatoma dengan derajat kerusakan tulang pendengaran pada pasien OMSK dengan kolesteatoma. Metode: Penelitian ini melibatkan 6 pasien dengan OMSK dengan kolesteatoma yang dilakukan operasi mastoidektomi. Satu pasien menderita OMSK dengan kolesteatoma bilateral dan dilakukan operasi mastoidektomi pada kedua telinganya. Derajat kerusakan tulang pendengaran dinilai dengan menggunakan kriteria Saleh danMills, sedangkan kadar IL-6 pada kolesteatoma diukur dengan menggunakan instrumen ELISA. Hasil:Derajat kerusakan tulang pendengaran tertinggi yang ditemukan adalah derajat 3 (28,57%), sedangkan derajat kerusakan tulang pendengaran yang terbanyak adalah derajat 2 (42,86%). Kadar IL-6 pada kolesteatoma yang tertinggi adalah 2290 pg/mL, sedangkan rerata kadar IL-6 pada kolesteatoma adalah 1778,57±392,616 pg/mL. Kesimpulan: Kadar IL-6 pada kolesteatoma tidak berhubungan dengan derajat kerusakan tulang pendengaran pada pasien OMSK dengan kolesteatoma (p=0,885).Kata kunci: Kadar IL-6 kolesteatoma, derajat kerusakan tulang pendengaran, OMSK dengan koles-teatoma. ABSTRACTBackgrounds: Cholesteatoma is non neoplastic keratinized lesion related to epithelial cell proliferation with deviated morphologic characteristic. Chronic Suppurative Otitis Media (CSOM) with cholesteatoma may cause imbalance between bone formation and resorption. Cholesteatoma may produce cytokines such as interleukin-6 (IL-6) which has a role in ossicle destruction. Objectives: To evaluate the distribution of ossicle destruction degree in CSOM with cholesteatoma patients, mean of IL-6 level in cholesteatoma and the relationship between IL-6 level in cholesteatoma and ossicle destruction degree in CSOM with cholesteatoma patients. Methods: This study involved 6 CSOM with cholesteatoma patients who underwent mastoidectomy. One patient had bilateral CSOM with cholesteatoma and underwent mastoidectomy in both ears. Ossicle destruction degree was determined by using Saleh and Mills criterias whereas IL-6 level in cholesteatoma was measured by using ELISA kit. Results: The highest ossicle destruction degree was the third degree (28.57%), whereas the most common ossicle destruction degree was the second degree (42.86%). The highest IL-6 level in cholesteatoma was2290 pg/mL, whereas mean of IL-6 level in cholesteatoma was 1778.57 ± 392.616 pg/mL. Conclusions: IL-6 level in cholesteatoma didn’t have relationship with ossicle destruction degree in CSOM with cholesteatoma patients (p=0,885).Keywords: IL-6 level in cholesteatoma, ossicle destruction degree, CSOM with cholesteatoma.
Hubungan kadar leptin serum dengan derajat rinitis alergi Ahmad Dian Wahyudiono; Endang Retnoningsih; Pudji Rahaju
Oto Rhino Laryngologica Indonesiana Vol 41, No 1 (2011): Volume 41, No. 1 January - June 2011
Publisher : PERHATI-KL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.611 KB) | DOI: 10.32637/orli.v41i1.56

Abstract

Background: Allergic rhinitis is a global health problem that could impair the patient’s quality of life. Recent studies had showed the role of leptin, a hormone that produced by adipose tissue, on sensitization process which can increase the serum level of B cells and IgE. Purpose: To define the relationship between serum leptin level with the degree of allergic rhinitis based on ARIA and VAS.Methods: This study involved 38 subjects with cross sectional design. Statistical analysis included t-test, logistic regression and Kruskal-Wallis. Results: This study showed serum leptin level has correlation with the degree of allergic rhinitis based on ARIA (p<0.05), specifically on the intensity of allergic rhinitis (p<0.05), but not with the degree of allergic rhinitis based on VAS. Conclusion: Serum leptin level has a role on the degree of allergic rhinitis specifically on the intensity but not on the severity of allergic rhinitis symptoms. Controlling the serum leptin level can be considered as health promotion for patient with allergic rhinitis. Further research focusing on controlling serum leptin level for allergic rhinitis symptoms is recommended. Keywords: allergic rhinitis, serum leptin level, degree of allergic rhinitis   Abstrak :  Latar belakang: Rinitis alergi merupakan masalah kesehatan global dan dapat mengganggu kualitas hidup penderitanya. Beberapa penelitian telah menunjukkan peran leptin, hormon yang diproduksi oleh jaringan lemak, pada proses sensitisasi yang ditandai dengan kemampuan leptin meningkatkan sel B dan IgE. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kadar leptin serum dengan derajat rinitis alergi. Metode: Penelitian ini melibatkan 38 subjek dengan desain potong lintang untuk mengetahui hubungan kadar leptin serum dengan derajat rinitis alergi pada penderita rinitis alergi. Analisis statistik yang digunakan adalah uji t, uji regresi dan Kruskal-Wallis.Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa kadar leptin serum berhubungan dengan derajat rinitis alergi berdasarkan ARIA (p<0,05) khususnya dengan intensitas keluhannya (p<0,05), namun tidak berhubungan dengan derajat rinitis berdasarkan VAS. Kesimpulan: Kadar leptin serum berhubungan dengan derajat rinitis alergi terutama pada intensitas keluhan dan bukan pada beratnya keluhan. Pengendalian kadar leptin serum dapat dipertimbangkan sebagai upaya memperbaiki kesehatan penderita rinitis alergi. Penelitian lebih lanjut yang menekankan pada pengendalian kadar serum leptin disarankan untuk mengendalikan keluhan rinitis alergi. Kata kunci: rinitis alergi, kadar leptin serum, derajat rinitis alergi