Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

URGENSI PERSATUAN UMAT ISLAM: Sebuah Mauizah dari Imperialisme Barat atas Dunia Islam Abad ke-16 Nirwan Wahyudi AR; Hasaruddin; Muhtar; Muh. Tasrief
SHOUTIKA Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Shoutika
Publisher : Rumah Jurnal STAIN Majene

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (775.052 KB) | DOI: 10.46870/jkpi.v2i2.290

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menapaktilasi lahirnya renaisans hingga siasat Eropa dalam upayanya membangun peradaban yang dapat mendominasi negara-negara Islam serta mauizah yang dapat diserap di baliknya dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan. Islam mencapai masa kejayaan pada era Daulah Utsmaniyah di Turki, Safawiyah di Persia, dan Mughal di India, yang merupakan kemajuan umat Islam kedua kalinya pasca melemahnya dinasti Abbasiyah. Namun, lambat laun kejayaan itu semakin menyusut dan umat Islam mengalami kemunduran, terutama di bidang politik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan keagamaan. Bersamaan dengan kemunduran dunia Islam, dunia Barat mengalami kemajuan pesat terutama pada abad ke 16 M. serta bangkit dari segala ketertinggalannya. Perang Salib merupakan pintu masuk bagi imperialisme Barat terhadap wilayah kekuasaan Islam hingga negara-negara Islam tersebut meraih kembali kemerdekaan seiring berakhirnya perang dunia kedua. Perpecahan internal umat Islam merupakan salah satu faktor utama yang dimanfaatkan Bangsa Eropa sehingga dapat mendominasi dunia Islam. Walhasil, semangat persatuan dan kebersamaan pula yang dapat menjadi senjata utama dalam meraih kemerdekaannya.
FUNGSIONALISASI BUDAYA LOKAL SEBAGAI ALTERNATIF SARANA DAKWAH DI ERA DIGITAL Nirwan Wahyudi AR; Musafir Pababbari; Nila Sastrawati; Muliadi
SHOUTIKA Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Shoutika
Publisher : Rumah Jurnal STAIN Majene

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46870/jkpi.v3i1.554

Abstract

Artikel ini bertujuan menjabarkan relasi agama dan budaya lokal yang termanifestasi pada konsep dakwah kultural beserta fungsionalisasinya di era digital secara deskriptif kualitatif. Digitalisasi dengan segala dinamikanya telah mengubah lanskap dakwah secara drastis. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi memperluas lapangan dakwah yang memungkinkan pesan-pesan agama mencapai jangkauan yang ekstensif dan variatif. Fungsionalisasi budaya sebagai sarana dakwah dalam konteks ini menjadi semakin relevan dan penting. Fungsionalisasi budaya mengacu pada strategi penggunaan elemen budaya lokal sebagai alat menyampaikan pesan-pesan agama. Juru dakwah diharapkan mampu memberi interpretasi terhadap pesan-pesan dakwah yang tersirat dalam suatu tradisi agar benar-benar dapat berfungsi sebagai dakwah kultural. Hasil interpretasi kearifan lokal tersebut dapat disiarkan dengan mendayagunakan teknologi digital. Platform seperti media sosial, situs web, dan aplikasi seluler, memberikan akses yang mudah dan cepat untuk menyebarkan pesan keagamaan kepada seantero warganet di ruang digital.
Fenomena Hoaks dalam Kegiatan Dakwah di Ruang Digital: (Pola Penyebaran, Implikasi, dan Strategi Mengatasinya) Andries Kango; Nirwan Wahyudi AR
Jurnal Jurnalisa: Jurnal Jurusan Jurnalistik Vol 9 No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jurnalisa.v9i2.44197

Abstract

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya media sosial, telah mengubah cara manusia berinteraksi. Media sosial memberikan akses yang luas dan cepat bagi penggunanya untuk menyebarkan informasi, termasuk hoaks. Dalam konteks kegiatan dakwah, hoaks yang berkaitan dengan agama dan kegiatan keagamaan dapat dengan mudah tersebar melalui platform-platform media sosial. Artikel ini merupakan hasil riset deskriptif kualitatif atas fenomena hoaks dalam kegiatan dakwah yang mencakup pola penyebarannya, dampaknya terhadap kegiatan dakwah, serta strategi yang dapat diterapkan untuk menghadapi fenomena hoaks tersebut. Kolaborasi antara pemerintah, lembaga keagamaan, media massa, masyarakat, khususnya pendakwah, menjadi hal yang amat penting untuk mengatasi masalah hoaks dalam kegiatan dakwah. Salah satu orientasi dari kerja sama tersebut adalah terbangunnya sikap kritis masyarakat dalam menerima konten dakwah sehingga terhindar dari dampak merugikan hoaks.