Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

SIFAT FISIK DAN SENSORI FLAKES PATI GARUT DAN KACANG MERAH DENGAN PENAMBAHAN TIWUL SINGKONG astuti, sussi; S., Suharyono A.; Anayuka, ST Aisah
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 19, No 3 (2019)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jppt.v19i3.1440

Abstract

Flakes merupakan produk sarapan siap saji yang dapat memenuhi kebutuhan kalori karena mengandung karbohidrat cukup tinggi. Perpaduan umbi garut dan kacang merah serta penambahan tiwul singkong sebagai sumber serat dapat digunakan sebagai bahan baku produk flakes yang kaya gizi dan menyehatkan. Penelitian disusun secara tunggal dalam  Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan satu faktor yaitu formulasi pati garut dan kacang merah dengan enam perlakuan dan empat  ulangan. Perlakuan faktor tunggal yaitu formulasi pati garut dan kacang merah dengan perbandingan 100% : 0% (F1); 90% : 10 % (F2); 80% : 20% (F3); 70% : 30% (F4); 60% : 40% (F5); dan 50% : 50% (F6). Data dianalisis sidik ragam dan dilanjutkan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi flakes terbaik adalah formulasi F6 (50% pati garut dan 50% kacang merah) yang menghasilkan tekstur (fisik) sebesar 1,47 kgf, sifat sensori flakes dengan skor tekstur sebesar 4,32 (renyah), skor warna sebesar 2,67 (coklat muda), skor rasa dan aroma sebesar 3,47 (agak berasa langu), dan skor penerimaan keseluruhan sebesar 3,87 (suka).  Flakes formulasi terbaik memiliki kadar air sebesar 5,17%, kadar abu sebesar 2,81%, kadar protein sebesar 11,53%, kadar lemak sebesar 1,25%, kadar karbohidrat sebesar 79,24%, dan kadar serat kasar sebesar 2,55%.Flakes is a ready to eat product for breakfast that only needs less than 3 minutes to serve.  Flakes can supply calories need because it contains high carbohydrates.  Combination from roots that contains carbohydrates such as arrowroot and beans which are protein sources such as red beans, with ?tiwul? cassava addition as fiber source can be used as raw material for flakes that nutrient rich and healthy.  The research was a single factor, arranged in a Complete Randomized Design with sixreplications. The factor was the formulation of arrowroot starch and red beans flour consisted of sixlevels, i.e. 100% : 0% (F1); 90% : 10 % (F2); 80% : 20% (F3); 70% : 30% (F4); 60% : 40% (F5); dan 50% : 50% (F6). The data were analyzed by using ANOVA and weretested with LSD test at 5% level of significant. The best formulation was found onflakes produced from 50% arrowroot starch and 50 % red beans flour (F6) with physic properties (texture) was 1,47 kgf, the colorscore of 2,67 (light brown), the flavour and aroma score of 3,47 (little rotten taste), and the overall acceptance score at 3,87 (like).  The best flakes has moisture content of 5,17%, ash content of 2,81%, protein content of 11,53%, fat content of 1,25%, carbohydrate content of 79,24%, and crude fiber content of 2,55%. Keywords : arrowroot, red beans, tiwul cassava, flakes
SUBSTITUSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DALAM PEMBUATAN BAKSO IKAN BELOSO (Saurida tumbil): EVALUASI SIFAT KIMIA DAN SENSORI Ria Apriani; Sussi Astuti; Suharyono A. S.; Susilawati Susilawati
Jurnal Agroindustri Berkelanjutan Vol 1, No 1 (2022): Jurnal Agroindustri Berkelanjutan
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jab.v1i1.5637

Abstract

Tujuan penelitian untuk mendapatkan konsentrasi jamur tiram putih yang disubstitusi dalam pembuatan bakso ikan beloso dengan sifat kimia dan sensori sesuai SNI 7266:2014. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.  Perlakuan perbandingan daging ikan beloso dan jamur tiram putih terdiri dari enam taraf yaitu J1 (100% : 0%); J2 (90% : 10%); J3 (80% : 20%); J4 (70% : 30%); J5 (60% : 40%); dan J6 (50% : 50%). Kesamaan ragam data dianalisis dengan uji Bartlett dan kemenambahan data dengan uji Tuckey, selanjutnya dilakukan analisis sidik ragam untuk mengetahui pengaruh antar perlakuan. Data dianalisis lebih lanjut dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakso ikan beloso substitusi jamur tiram putih terbaik adalah perlakuan J3 (80% ikan beloso dan 20% jamur tiram putih). Bakso ikan beloso perlakuan terbaik (J3) menghasilkan kadar air sebesar 74,71%, kadar abu sebesar 1,96%, kadar protein sebesar 11,45%, daya mengikat air sebesar 58,43%, dan kadar serat sebesar 0,3%, warna dengan skor 3,78 (agak putih), aroma dengan skor 3,88 (khas ikan), rasa dengan skor 3,54 (khas ikan), tekstur dengan skor 3,68 (kenyal), dan penerimaan keseluruhan dengan skor 3,75 (suka). Kadar abu dan kadar protein bakso ikan substitusi jamur tiram putih terbaik telah memenuhi Standar Nasional Indonesia bakso ikan (SNI 7266 : 2014), namun kadar air bakso ikan substitusi jamur tiram putih terbaik belum memenuhi Standar Nasional Indonesia bakso ikan (SNI 7266 : 2014).