Sudewi Sudewi
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut, Gondol

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERFORMA BENIH TIRAM MUTIARA (Pinctada maxima) DARI HASIL PERSILANGAN INDUK ALAM Ida Komang Wardana; Sudewi Sudewi; Sari Budi Moria Sembiring; Ahmad Muzaki
Jurnal Riset Akuakultur Vol 10, No 3 (2015): (September 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2774.084 KB) | DOI: 10.15578/jra.10.3.2015.357-369

Abstract

Tiram mutiara merupakan salah satu komoditas andalan dalam budidaya laut. Masalah utama yang dihadapi adalah pasok benih baik kuantitas maupun kualitas. Upaya perbaikan dilakukan dengan perkawinan silang antar varietas tiram dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas benih Tiram Mutiara (Pinctada maxima) baik secara fenotip maupun genotip. Induk yang disilangkan secara resiprokal mempunyai karakter nacre putih (P) dan kuning (K) baik populasi Bali maupun Maluku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persilangan dua populasi tersebut menghasilkan tiga varietas yaitu: varietas I (K x P), varietas II (K x K) dan varietas III (P x K). Nilai SR pada fase pediveliger dari ketiga varietas menghasilkan sintasan berturut-turut 65%, 59%, dan 45%. Pertumbuhan varietas III menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik dengan kisaran panjang cangkang 3,0-4,5 cm pada umur dua bulan pemeliharaan. Analisis genetik dengan RAPD-DNA menunjukkan bahwa induk-induk yang berhasil memijah mempunyai variasi genetik 0,3755; 0,3938; dan 0,1600. Sedangkan turunan F1 mempunyai variasi genetik lebih rendah yaitu: 0,2738; 0,2667; dan 0,0924.
RESPON IMUNITAS BENIH LOBSTER, Panulirus homarus DENGAN PENGGUNAAN PROBIOTIK PADA PAKAN MOIST Haryanti Haryanti; Sari Budi Moria Sembiring; Sudewi Sudewi; Zeny Widiastuti; I Nyoman Adiasmara Giri; Ketut Sugama
Jurnal Riset Akuakultur Vol 12, No 1 (2017): (Maret 2017)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.419 KB) | DOI: 10.15578/jra.12.1.2017.85-97

Abstract

Pemeliharaan benih lobster P. homarus masih menghadapi beberapa permasalahan, di antaranya infeksi penyakit bakteri (red body disease) dan mortalitas yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji respons imunitas benih lobster P. homarus yang diberi pakan pelet basah (moist diets) dengan penambahan probiotik. Pemeliharaan benih lobster dilakukan secara individu (1 ekor/keranjang). Lama pemeliharaan selama tiga bulan. Bobot awal puerulus P. homarus adalah 0,37 ± 0,05 g. Perlakuan meliputi pemberian pakan moist yang ditambahkan (A) ragi Saccharomyces cerevisiae, (B) kombinasi probiotik, Alteromonas sp. BY-9 dan Bacillus cereus BC, dan (C) tanpa probiotik. Respons imunitas dianalisis dengan RT-qPCR melalui tujuh gen target terkait ekspresi imunitas, setelah diuji tantang dengan Vibrio harveyi (penyebab red body disease). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sintasan benih lobster sebesar (A) 32,22%; (B) 29,63%; dan (C) 33,33%. Pertumbuhan panjang dan bobot benih lobster tidak berbeda nyata (P>0,05). Respons imunitas benih lobster P. homarus pada perlakuan A dan B menunjukkan nilai ekspresi imun yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan C (tanpa probiotik). Ekspresi gen penyandi anti lipopolisakarida (ALFHa-1) meningkat pada (A) rata-rata sebesar 3,44 kali dan (B) 3,25 kali dibandingkan dengan perlakuan C (2,43 kali). Kelipatan ekspresi profenoloksidase (proPO) benih lobster meningkat pada perlakuan A (penambahan ragi) rata-rata sebesar 5,27 kali, sedangkan pada perlakuan B (kombinasi probiotik) sebesar 12,92 kali. Ekspresi Clotting sistem (transglutaminase, clotting protein) dan antioxidant defense mechanism (glutathione peroxidase/GPO) dan SAA juga mengalami peningkatan pada perlakuan A dan B.A number of contrains including disease infections and significant mortality have been occurring in lobster aquaculture. The aim of this research was to observe the immune response of juvenile lobster P. homarus culture fed by moist pellet supplemented with probiotic. Experimental juveniles were reared in individual system (one juvenile/basket). The experiment was conducted for three months. The treatments comprised (A) whole cell of yeast Saccharomyces cerevisiae, (B) combination of probiotics Alteromonas sp. BY-9 and Bacillus sp. BC, and (C) without probiotic as control. Initial weight of juveniles were 0.37 ± 0.05 g. Immunity responses were analyzed using seven immunity related genes expression by RT-qPCR. The results showed that the survival rate of juvenile for treatments A, B, and C were 32.22%, 29.63%, and 33.33% respectively. The weight and length gain of the juvenile were not significantly different (P>0.05) among treatments. Based on immunity related gene expression analysis, it revealed that A and B treatments have shown differences in the increament of immunity responses. Expressions of ALFHa-1 genes were increased on (A) treatment with average of 3.44 fold and (B) treatment (3.25 fold) and higher than C treatment (2.03 fold). Prophenoloxidase (ProPO) expression was increase average up to 5.27 fold on A (yeast supplementated) treatment and B (combination of probiotic) were 12.92 fold. Gene expression on Clotting system (transglutaminase, clotting protein) and antioxidant defense mechanism (glutathione peroxidase/GPO) was increased on A and B treatments.
SELEKSI BENIH TIRAM MUTIARA (Pinctada maxima) DARI HASIL PEMIJAHAN INDUK ALAM DENGAN KARAKTER NACRE PUTIH Ida Komang Wardana; Sudewi Sudewi; Apri Imam Supii; Sari Budi Moria Sembiring
Jurnal Riset Akuakultur Vol 9, No 1 (2014): (April 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1679.328 KB) | DOI: 10.15578/jra.9.1.2014.1-13

Abstract

Kualitas induk secara fenotip dan genotif berpengaruh terhadap kualitas benih tiram mutiara yang akan dihasilkan. Penggunaan induk yang berasal dari habitat yang berbeda dalam kegiatan pembenihan diharapkan dapat menghasilkan benih tiram mutiara dengan kualitas fenotip dan genotif yang baik. Salah satu sifat yang menarik untuk dijadikan target dalam program pemuliaan tiram mutiara adalah warna mutiara yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas benih tiram mutiaram(Pinctada maxima) hasil pemijahan induk alam dengan karakter nacre putih dari tiga habitat yang berbeda dan mengetahui keragaan genetik induk (F0) dan turunannya (F1). Induk yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiram dengan karakter nacre putih dari tiga lokasi perairan (Bali, Karawang, dan Dobo) serta dilakukan pemijahan dari masing-masing populasi tersebut. Keragaan genetik dari semua populasi dianalisa dengan menggunakan PCR RFLP. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa masa inkubasi telur hasil pemijahan induk alam dengan karakter nacre putih terlihat lebih lama dibandingkan dengan tiram mutiara pada umumnya. Benih yang dihasilkan pertumbuhannya bervariasi, didominasi dengan benih berukuran sedang dengan sintasan berkisar 0,4-9%. Keragaan genetik F0 dan F1 berdasarkan nilai heterozigositas, tiram dari perairan Bali menunjukkan nilai keragaman yang paling baik (0,2726). Sementara karakter nacre dari benih yang diperoleh menunjukkan bahwa 48% memiliki nacre putih, 24% kuning dan warna lain sebanyak 28%.