Huria Marnis
Balai Penelitian Pemuliaan Ikan, Sukamandi

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PERTUMBUHAN DAN SIGOSITAS IKAN LELE AFRIKA (Clarias gariepinus) TRANSGENIK F-2 YANG MEMBAWA GEN HORMON PERTUMBUHAN IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypophthalmus) Huria Marnis; Bambang Iswanto; Rommy Suprapto; Imron Imron; Raden Roro Sri Pudji Sinarni Dewi
Jurnal Riset Akuakultur Vol 10, No 2 (2015): (Juni 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.1 KB) | DOI: 10.15578/jra.10.2.2015.161-168

Abstract

Teknologi transgenesis telah banyak digunakan untuk memperbaiki karakter pertumbuhan pada ikan budidaya. Pada penelitian sebelumnya, telah dihasilkan ikan lele transgenik F-1 yang memiliki pertumbuhan lebih cepat. Penelitian ini bertujuan untuk menguji performa pertumbuhan, dan mengidentifikasi sigositasikan lele transgenik F-2. Ikan lele transgenik F-2 dihasilkan dari persilangan antar ikan lele transgenik F-1. Sigositas ikan F-2 dievaluasi menggunakan uji progeni dengan menyilangkan antara ikan transgenik F-2 dan non-transgenik. Parameter digunakan untuk mengevaluasi performa ikan lele transgenik F-2 meliputi:derajat pembuahan, derajat penetasan, sintasan larva, pertumbuhan, dan efisiensi pakan. Analisis sigositas ikan lele transgenik F-2 dilakukan dengan menggunakan uji progeni. Hasil penelitian menunjukkan bahwa transgen (PhGH) yang ada pada ikan transgenik tidak memengaruhi derajat pembuahan dan derajat penetasan embrio, serta sintasan larva. Populasi ikan lele transgenik F-2 memiliki laju pertumbuhan 75,3% lebih tinggi dibandingkan populasi ikan non-transgenik (P<0,05). Efisiensi pakan ikan transgenik adalah 51,95% lebih tinggi dari ikan non-transgenik (P<0,05). Hasil analisis sigositas ikan lele transgenik F-2 dari 56 ekor yang diuji, hanya 16 ekor ikan lele membawa gen PhGH, emuanya heterozigot.
KARAKTERISTIK MORFOLOGIS DAN GENETIS IKAN LELE AFRIKA (Clarias gariepinus Burchell, 1822) STRAIN MUTIARA Bambang Iswanto; Rommy Suprapto; Huria Marnis; Imron Imron
Jurnal Riset Akuakultur Vol 10, No 3 (2015): (September 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (744.901 KB) | DOI: 10.15578/jra.10.3.2015.325-334

Abstract

Ikan lele Mutiara merupakan strain baru ikan lele Afrika Clarias gariepinus hasil pemuliaan yang memiliki keunggulan karakteristik budidaya. Selain karakteristik budidayanya, karakteristik morfologis dan genetis ikan lele Mutiara juga perlu dibandingkan dengan strain yang lain. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik morfologis ikan lele Mutiara (melalui uji morfometrik dan meristik), serta karakteristik genetis menggunakan marka DNA mikrosatelit dibandingkan dengan ikan lele Mesir, Paiton, Sangkuriang, dan Dumbo yang merupakan induk-induk pembentuknya. Karakterisasi morfometrik dilakukan melalui pengukuran terhadap 20 karakter, sedangkan karakterisasi meristik dilakukan melalui penghitungan terhadap lima karakter sesuai metode standar karakterisasi biometrik-morfologis ikan lele. Data karakteristik morfometrik dan meristik dievaluasi dengan menggunakan analisis komponen utama. Hasil karakterisasi morfologis menunjukkan bahwa karakteristik morfometrik dan meristik ikan lele Mutiara tidak dapat dibedakan dari ikan lele Mesir, Paiton, Sangkuriang, dan Dumbo. Karakterisasi secara genetis dengan menggunakan empat primer DNA mikrosatelit untuk ikan lele Afrika (Cga01, Cga02, Cga05, dan Cga09) menunjukkan bahwa ikan lele Mutiara memiliki keragaman genetis (jumlah alel dan heterozigositas) yang relatif lebih tinggi daripada ikan lele Mesir, Paiton, Sangkuriang, dan Dumbo.
TRANSMISI, EKSPRESI, DAN DISTRIBUSI GEN HORMON PERTUMBUHAN IKAN PATIN SIAM PADA IKAN LELE AFRIKA (Clarias gariepinus) TRANSGENIK F-2 Huria Marnis; Bambang Iswanto; Rommy Suprapto; Imron Imron; Raden Roro Sri Pudji Sinarni Dewi
Jurnal Riset Akuakultur Vol 9, No 2 (2014): (Agustus 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (835.972 KB) | DOI: 10.15578/jra.9.2.2014.179-190

Abstract

Salah satu keberhasilan pembentukan ikan transgenik ditandai dengan kemampuan dari individu transgenik tersebut untuk mewariskan transgen pada keturunannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi transmisi dan ekspresi transgen (PhGh) dari generasi F-1 ke F-2 serta mengetahui distribusi transgen pada berbagai organ. Deteksi transgen dilakukan pada larva, benih, dan berbagai organ ikan lele generasi F-2 (pituitari, otak, timus, jantung, limfa, hati, ginjal, lambung, usus, gonad, otot, kulit insang, dan sirip ekor) menggunakan metode PCR. Ekspresi transgen pada larva dan organ ikan lele transgenik F-2 dideteksi menggunakan metode reverse transcriptasepolymerase chain reaction (RT-PCR). Level ekspresi pada organ dianalisis menggunakan metode qPCR, gen β-aktin digunakan sebagai kontrol internal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 65 ekor induk betina transgenik F-1 positif membawa transgen di sirip ekor, hanya 18 ekor (27,69%) induk betina yang positif membawa transgen di telur. Sedangkan pada induk jantan hanya 19 ekor (46,34%) yang positif membawa transgen di sperma, dari 41 ekor yang positif membawa transgen di sirip. Transgen dapat terdeteksi pada larva dan sirip ekor ikan lele transgenik F-2 dengan persentase transmisinya adalah 8,11%-50% dengan rata-rata transmisi transgen sebesar 18,85%. Deteksi dan distribusi transgen ditemukan pada larva dan organ pituitari, hati, ginjal, gonad, otot, otak, timus, jantung, limfa, lambung, usus, insang, dan sirip ekor, tetapi transgen tidak ditemukan pada kulit ikan. Level ekspresi transgen tertinggi ditemukan pada hati sebesar 7,3±2,2 pg/μg cDNA – 9,2±2,7 pg/μg cDNA; sedangkan ekspresi terendah ditemukan pada ginjal berkisar 0,19±0,01 pg/μg cDNA – 0,2±0,03 pg/μg cDNA; dan insang sebesar 0,2±0,01 pg/μg cDNA.
PERAKITAN STRAIN IKAN LELE Clarias gariepinus (Burchell, 1822) TUMBUH CEPAT MELALUI SELEKSI INDIVIDU: PEMBENTUKAN POPULASI GENERASI PERTAMA Bambang Iswanto; Imron Imron; Rommy Suprapto; Huria Marnis
Jurnal Riset Akuakultur Vol 9, No 3 (2014): (Desember 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.881 KB) | DOI: 10.15578/jra.9.3.2014.343-352

Abstract

Ikan lele Afrika (Clarias gariepinus) di Indonesia telah mengalami penurunan genetis, ditandai dengan rendahnya keragaan pertumbuhannya, sehingga diperlukan upaya pemuliaan. Pemuliaan dalam rangka merakit strain ikan lele Afrika tumbuh cepat dapat dilakukan melalui program seleksi. Pemuliaan ikan lele melalui program seleksi di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan Sukamandi telah diawali pada tahun 2010 melalui koleksi, karakterisasi, dan evaluasi strain-strain yang potensial, dilanjutkan dengan pembentukan populasi dasar sintetis pada tahun 2011. Selanjutnya, pada tahun 2012 dilanjutkan dengan pembentukan populasi generasi pertama melalui pemijahan 50 pasang ikan lele populasi dasar sintetis. Keragaan pertumbuhan populasi generasi pertama dievaluasi dan dibandingkan dengan populasi kontrol merepresentasikan keragaan populasi dasar sintetis) untuk mengetahui besarnya respons seleksi. Hasil dari evaluasi menunjukkan bahwa respons seleksinya ebesar 20,59% pada karakter bobot dan setara dengan 6,12% pada karakter panjang total. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa populasi generasi pertama yang keragaan pertumbuhannya lebih baik daripada populasi dasar sintetis potensial untuk digunakan sebagai pembentuk populasi generasi berikutnya dalam rangka merakit strain ikan lele tumbuh cepat melalui program seleksi.
PRODUKSI IKAN LELE CEPAT TUMBUH GENERASI F-0 MENGGUNAKAN METODE TRANSGENESIS Raden Roro Sri Pudji Sinarni Dewi; Huria Marnis; Rommy Suprapto; Narita Syawalia
Jurnal Riset Akuakultur Vol 8, No 2 (2013): (Agustus 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.525 KB) | DOI: 10.15578/jra.8.2.2013.173-180

Abstract

Penggunaan teknologi transgenesis untuk memproduksi ikan cepat tumbuh telahberhasil dilakukan pada beberapa spesies ikan budidaya. Pada penelitian ini dilakukan introduksi gen hormon pertumbuhan ikan patin siam (Pangasianodon hypophthalmus growth hormone, PhGH) menggunakan teknik elektroforasi pada sperma ikan lele (Clarias gariepinus) untuk memproduksi ikan lele cepat tumbuh generasi F-0. Hasil penelitian menunjukkan gen PhGH mampu terinsersi dan terekspresi secara genotip dan fenotip pada ikan lele. Transfer gen PhGH pada konsentrasi 100 μg/mL memiliki tingkat keberhasilan insersi gen terbaik yaitu sebesar 56%. Berdasarkan pemeriksaan ekspresi mRNA gen PhGH menunjukkan bahwa terjadi over-ekspresi gen PhGH pada sirip individu yang positif membawa transgen. Individu ikan lele dalam populasi yang diintroduksi gen PhGH memiliki bobot badan yang lebih bervariasi dibandingkan kontrol. Berdasarkan distribusi bobot ikan lele, terdapat dua individu pada populasihasil introduksi gen PhGH yang memiliki bobot hampir dua kali lipat dibandingkan bobot rata-rata populasi kontrol. Berdasarkan hasil penelitian ini maka telah terjadi over-ekspresi secara genotip dan fenotip pada generasi F-0 ikan lele cepat tumbuh.