Andi Indra Jaya Asaad
Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau, Maros

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KARAKTERISTIK LAHAN TAMBAK EKSISTING DI KECAMATAN PULAU DERAWAN KABUPATEN BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Hasnawi Hasnawi; Andi Indra Jaya Asaad; Akhmad Mustafa
Jurnal Riset Akuakultur Vol 10, No 4 (2015): (Desember 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1118.483 KB) | DOI: 10.15578/jra.10.4.2015.593-607

Abstract

Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur memiliki potensi lahan tambak yang cukup luas terutama di Kecamatan Pulau Derawan. Lahan tambak yang ada (eksisting) di Kecamatan Pulau Derawan terletak di sepanjang pesisir pantai yang umumnya dibangun pada lahan bekas hutan mangrove yang merupakan pulau-pulau (Delta Berau) dan hanya sebagian kecil saja yang berada di daratan utama. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik lahan tambak yang ada secara spasial. Metode survei diaplikasikan padakawasan pertambakan di Kecamatan Pulau Derawan Kabupaten Berau. Parameter yang digunakan dalam menganalisis karakteristik lahan tambak adalah: kondisi tanah, kualitas air, topografi, hidrologi, dan iklim.Analisis spasial dengan penginderaan jarak jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) menggunakan metode geostatistik kriging digunakan dalam menggambarkan karakteristik lahan tambak yang ada di Kecamatan Pulau Derawan Kabupaten Berau. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa topografi tambak relatif landai dan elevasi tidak terlalu tinggi, tanah tergolong tanah sulfat masam, kualitas air secara umum mendukung budidaya di tambak, dan curah hujan tergolong tinggi. Hasil kajian ini diharapkan dapat digunakan untukdasar pengelolaan lahan tambak guna meningkatkan produktivitas tambak yang berkelanjutan, serta dapat menjadi acuan pemerintah Kabupaten Berau dalam penentuan Rencana Tata Ruang Wilayah Pesisir. 
KARAKTERISTIK, KESESUAIAN, DAN PENGELOLAAN LAHAN TAMBAK DI KECAMATAN BULAKAMBA KABUPATEN BREBES PROVINSI JAWA TENGAH Rachmansyah Rachmansyah; Andi Indra Jaya Asaad; Akhmad Mustafa
Jurnal Riset Akuakultur Vol 7, No 2 (2012): (Agustus 2012)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1225.056 KB) | DOI: 10.15578/jra.7.2.2012.321-335

Abstract

Kabupaten Brebes memiliki lahan tambak yang produktivitasnya masih tergolong relatif rendah. Oleh karena itu, dilakukan survai untuk mengetahui karakteristik lahan dalam upaya menentukan kesesuaian dan pengelolaan lahan untuk budidaya tambak dalam upaya peningkatan produktivitas tambak di Kabupaten Brebes. Faktor yang dipertimbangkan dalam mengetahui karakteristik lahan adalah: tanah, topografi, hidrologi, dan iklim. Analisis spasial dalam Sistem Informasi Geografis digunakan untuk penentuan kesesuaian lahan budidaya tambak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peubah kualitas air Sungai Kluwut dan pesisir Kecamatan Bulakamba kurang mendukung sebagai sumber air primer untuk kegiatan budidaya pada musim kemarau. Kualitas tanah tambak secara umum dapat mendukung usaha tambak yang dikelola secara tradisional sampai madya, di mana pada areal tertentu dijumpai adanya potensi kemasaman walaupun dalam jumlah yang rendah. Dari luas tambak yang ada di Kecamatan Bulakamba, yaitu 1.485,3 ha ternyata tidak ada tambak yang tergolong sangat sesuai (kelas S1), 145,7 ha tergolong cukup sesuai (kelas S2) dan 1.339,6 ha tergolong kurang sesuai (kelas S3). Upaya remediasi perlu dilakukan pada areal yang memiliki kandungan SPOS tanah tinggi dan perlu pula dilakukan pemupukan yang mengandung nitrogen seperti urea untuk menstabilkan rasio C:N tanah serta penambahan pupuk kandang untuk memperbaiki struktur tanah yang didominasi oleh fraksi liat. Perlu adanya upaya input teknologi dan infrastruktur untuk aliran massa air tawar dan penentuan pola dan waktu budidaya dengan memperhatikan faktor kunci salinitas.