Taukhid Taukhid
Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar, Bogor

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGEMBANGAN TEKNIK DIAGNOSA PENYAKIT EPIZOOTIC ULCERATIVE SYNDROME (EUS) PADA IKAN MELALUI PENDEKATAN GEJALA KLINIS, ISOLASI PATOGEN, HISTOPATOLOGIS Ade Nurdin; Khumaira Puspasari; Eka Nurdian; Tina Y. Asri; Taukhid Taukhid
Jurnal Riset Akuakultur Vol 7, No 2 (2012): (Agustus 2012)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.305 KB) | DOI: 10.15578/jra.7.2.2012.257-267

Abstract

Epizootic Ulcerative Syndrome (EUS) adalah penyakit pada ikan yang disebabkan oleh infeksi jamur parasitik Aphanomyces invadans. Penelitian ini bertujuan untuk mendiagnosa patogen penyebab penyakit EUS melalui perpaduan 3 (tiga) basis pendekatan, yaitu: (1) gejala klinis, (2), isolasi patogen, dan (3) histopatologis. Sebanyak 30 ekor ikan uji diinfeksi spora jamur A. invadans secara buatan sebanyak 100 spora/ekor ikan melalui penyuntikan secara intra muskular (IM), dan 30 ekor lainnya diinjeksi dengan phosphate buffered saline (PBS) sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala klinis yang muncul adalah timbulnya bercak-bercak merah pada tubuh ikan, selanjutnya berkembang menjadi ulser (ulcer) karena invasi hifa cendawan ke dalam otot/daging ikan. Hasil isolasi jamur dari ulser ditemukan adanya hifa aseptat dengan diameter 7,5-10,0 μm; memproduksi zoospora primer berbentuk cluster achloyd dan zoospora sekunder berbentuk biflagellata. Secara histopatologis ditemukan adanya invasi hifa dan sel granuloma (mycotic dermatitis granulomatosis).
KERENTANAN IKAN NILA SULTANA, RED NIFI, SRIKANDI DAN AUREUS TERHADAP INFEKSI BAKTERI Streptococcus agalactiae Rita Febrianti; Taukhid Taukhid; Angela Mariana Lusiastuti
Jurnal Riset Akuakultur Vol 10, No 2 (2015): (Juni 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.688 KB) | DOI: 10.15578/jra.10.2.2015.221-230

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kerentanan empat strain ikan nila, yaitu: Sultana, Red NIFI, Srikandi, dan Aureus terhadap infeksi bakteri Streptococcus agalactiae. Ikan uji berukuran 15-20 g/ekor dan berasal dari populasi, serta batch umur yang sama. Infeksi bakteri S. agalactiae dilakukan secara buatan melalui penyuntikan intra peritoneal (IP) pada dosis 104 cfu/mL, sedangkan kelompok kontrol diinjeksi dengan larutan Phosphate Buffered Saline (PBS). Pengamatan dilakukan terhadap gejala klinis dan mortalitas ikan uji yang berlangsung selama 14 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh strain ikan nila mengalami respons yang sama terhadap infeksi bakteri S. agalactie yang ditandai dengan munculnya gejala klinis seperti: warna gelap/menghitam, sirip geripis, nekrosa pada mulut, mata menonjol, opaque, ulcer, dan dropsy. Kerentanan tertinggi terhadap infeksi bakteri S. agalactiae yang dimanifestasikan dengan rataan persentase mortalitas ikan uji diperoleh pada ikan nila Aureus sebesar 72%, Sultana 50%, Srikandi 36%, Red NIFI sebesar 24%, dan kontrol tidak ada mortalitas. Setelah diuji tantang, kadar limfosit mengalami kenaikan, netrofil dan monosit mengalami penurunan.
SEDIAAN VAKSIN Mycobacterium fortuitum ISOLAT LOKAL YANG EFEKTIF UNTUK PENCEGAHAN PENYAKIT Mycobacteriosis PADA IKAN GURAMI, Osphronemus gouramy Uni Purwaningsih; Taukhid Taukhid; Angela Mariana Lusiastuti; Desy Sugiani; Tuti Sumiati
Jurnal Riset Akuakultur Vol 10, No 3 (2015): (September 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.914 KB) | DOI: 10.15578/jra.10.3.2015.423-433

Abstract

Mycobacteriosis merupakan penyakit yang bersifat kronis progresif yang rentan menyerang ikan gurami, dengan tingkat prevalensi mencapai 30%-80%. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan penyakit tersebut dengan menggunakan antibiotik, bahan kimia maupun terapi herbal namun belum memberikan hasil yang optimal. Vaksinasi diharapkan mampu menjadi solusi alternatif dan aplikatif untuk pencegahan penyakit Mycobacteriosis pada ikan gurami. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jenis sediaan vaksin M. fortuitum yang tepat untuk mencegah penyakit Mycobacteriosis pada ikan gurami. Isolat M. fortuitum kode 31 digunakan sebagai isolat kandidat vaksin. Inaktifasi vaksin dilakukan dengan sonikasi dan neutral buffer formalin 3%. SDS PAGE terhadap sediaan sel utuh dan broth menunjukkan jumlah pita protein yang lebih variatif. Berdasarkan uji innocuity dan uji sterility terhadap berbagai sediaan vaksin menunjukkan bahwa vaksin terbukti aman dan tidak menyebabkan efek samping pada ikan gurami. Peningkatan titer antibodi terjadi 14 hari pasca vaksinasi. Titer antibodi pada perlakuan vaksin menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) dibanding kontrol pasca uji tantang. Kematian ikan pasca uji tantang dengan menggunakan bakteri M. fortuitum 106 cfu/mL menunjukkan pola kematian yang bersifat kronis. Kematian mulai terjadi setelah hari ke-19 pasca uji tantang. Ikan gurami yang divaksinasi dengan vaksin sel utuh M. fortuitum menunjukkan hasil terbaik dengan tingkat sintasan sebesar 83,33% dan relative percent survival (RPS) sebesar 66,67%.
EFIKASI BEBERAPA SEDIAAN VAKSIN Streptococcus agalactiae-N14G UNTUK PENCEGAHAN PENYAKIT STREPTOCOCCOSIS PADA IKAN NILA, Oreochromis niloticus Taukhid Taukhid; Uni Purwaningsih; Angela Mariana Lusiastuti
Jurnal Riset Akuakultur Vol 9, No 2 (2014): (Agustus 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.141 KB) | DOI: 10.15578/jra.9.2.2014.295-305

Abstract

Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui efikasi berbagai sediaan (biakan cair, sel utuh, supernatan dengan dan tanpa penyaringan) vaksin Streptococcus agalactiae-N14G untuk pencegahan penyakit Streptococcosis pada ikan nila telah dilakukan pada skala laboratorium. Isolat bakteri Streptococcus agalactiae-N14G digunakan sebagai sumber antigen dalam pembuatan vaksin. Ikan nila dengan rata-rata ukuran 10-15 g/ekor dan diasumsikan bebas penyakit infeksi Streptococcus agalactiae (specific pathogen free, SPF) terhadap patogen target digunakan sebagai ikan uji. Pada hari ke-14 pasca vaksinasi, dilakukan uji tantang dengan bakteri homolog aktif pada dosis lethal (LD50), dan pengamatan dilakukan selama 21 hari. Hasil penelitian menunjukkan efikasi sediaan vaksin tertinggi diperoleh pada sediaan vaksin sel utuh (B) (76,0%), selanjutnya diikuti oleh sediaan vaksin biakan cair (A) (65,0%), sediaan vaksin supernatan tanpa penyaringan (C) (49,0%), dan sediaan vaksin dengan penyaringan (D) (36,0%); sedangkan pada kelompok kontrol positif dan negatif, masingmasing sebesar 25,0% dan 34,0%. Dua jenis sediaan vaksin masuk kategori efektif dengan nilai relative percentage survival (RPS) 8 50%, yaitu jenis vaksin sel utuh(68,00%) dan jenis sediaan vaksin biakan cair (53,37%).