Sukenda Sukenda
Institut Pertanian Bogor

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

STATUS KESEHATAN IKAN LELE (Clarias gariepinus) YANG MENERIMA PAKAN BERSUPLEMEN KOMBINASI DAUN SIRIH (Piper betler leaf), JAMBU BIJI (Psidium guajava leaf), DAN KIPAHIT (Tithonia diversifolia leaf) Nunak Nafiqoh; Sukenda Sukenda; Muhamad Zairin Junior; Alimuddin Alimuddin; Angela Mariana Lusiastuti; Jean-Christophe Avarre
Jurnal Riset Akuakultur Vol 13, No 4 (2018): (Desember 2018)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.799 KB) | DOI: 10.15578/jra.13.4.2018.357-365

Abstract

Tanaman obat telah banyak digunakan sebagai bahan pencegah dan pengobatan penyakit pada ikan budidaya. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui status kesehatan ikan lele (C. gariepinus) yang menerima pakan dengan suplemen tanaman obat kombinasi dari daun sirih, jambu biji, dan kipahit melalui pengamatan gambaran darah dan histologi ginjal sebagai organ yang memproduksi darah. Kombinasi satu merupakan kombinasi dari ketiga daun tanaman obat masing-masing sebanyak 33%, kombinasi dua juga terdiri dari daun sirih, jambu biji, dan kipahit masing-masing sebanyak 5%:19%:76%, dan kontrol yaitu pakan tanpa penambahan tanaman obat. Gambaran darah dan histologi ginjal diamati pada minggu ketiga setelah pemberian pakan. Hasil pengamatan gambaran darah menunjukkan bahwa terdapat peningkatan jumlah sel darah merah pada ikan yang menerima pakan perlakuan dibandingkan dengan kontrol (0,4 ± 0,14). Namun tidak terdapat perbedaan nyata antara jumlah sel darah merah dari kelompok perlakuan kombinasi satu dan dua (1,5 ± 0,17 dan 1,4 ± 0,1). Jumlah sel darah putih pada kelompok perlakuan juga meningkat dibandingkan dengan kelompok kontrol (10,5 ± 0,46), namun tidak terdapat perbedaan nyata antara kelompok perlakuan kombinasi satu dan dua (15,1 ± 1,19 dan 17,6 ± 1,14). Hasil pengamatan histologi terlihat jaringan hematopoietik organ ginjal dari kelompok yang menerima perlakuan berproliferasi lebih banyak dibandingkan kelompok kontrol. Namun tidak ada pengaruh pada nilai hemoglobin dan persentase leukosit diferensiasi antara kelompok perlakuan dan kontrol. Penambahan daun tanaman obat dalam pakan ikan mampu meningkakan status kesehatan dari ikan lele.Medicinal herbs have been traditionally used as prophylactic and therapeutic supplement to treat diseases in aquaculture. This study was aimed to improve the health quality of catfish (C. gariepinus) through feeding on diets enriched with a combination of betel, guava, and tithonia as medicine by analyzing hematology and histology of kidney as blood producing organ. Diet-one was feed enrich with 33% of each plant. Diet-two was feed enriched with betel, guava, and tithonia at a proportion of 5%,19%, and 76%, respectively. Control diet was fed without the plants’ supplementation. Hematology and histology of fish kidney were observed after fish received three-week feed treatments. The results showed that there was an increase of erythrocyte levels in the treated fish groups fed with diet-one and diet-two compared with the control (0.4 ± 0.14). However, no significant differences of erythrocyte level were observed between fish groups fed with diet -one and die-two (1.5 ± 0.17 and 1.4 ± 0.1). Leucocyte levels also increased in the treated fish group with diet-one and diet-two compared to the control (10.5 ± 0.46). However, there was no significant difference of leucocyte level between the fish group feed with diet-one and diet-two (15.1 ± 1.19 and 17.6 ± 1.14). Histological observations found that there were more hematopoietic tissues in the fish kidney of proliferated treated group than the control group. However, there was no effect on hemoglobin level and leukocyte percentage differentiation between the treatment and control groups. This study concludes that medicinal herbs as enrichment ingredients in fish diet can increase the health quality of fish.
DETEKSI Vibrio parahaemolyticus MENGGUNAKAN MARKA GEN PirA PADA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DENGAN REAL TIME PCR Ronald Kriston Sauttua Nainggolan; Munti Yuhana; Sukenda Sukenda; Woro Nur Endang Sariati
Jurnal Riset Akuakultur Vol 15, No 2 (2020): (Juni, 2020)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3586.592 KB) | DOI: 10.15578/jra.15.2.2020.111-119

Abstract

Pengujian validitas deteksi Vibrio parahaemolyticus strain AHPND pada udang vaname (Litopenaeus vannamei) dengan metode real time PCR dilakukan melalui tahapan pengujian yang mencakup spesifisitas, sensitivitas, repitabilitas, reproduktivitas, dan uji lapang pada tambak-tambak udang vaname di Indonesia. Uji performa analitik menunjukkan bahwa metode real time PCR dengan penciri gen VpPirA spesifik dalam mendeteksi V. parahaemolyticus strain AHPD dan memiliki sensitivitas hingga 10 kopi µL-1. Nilai cut off metode qPCR primer VpPirA adalah di Ct 39. Metode real time PCR dengan primer spesifik VpPirA juga memiliki nilai repitabilitas dan reproduktivitas yang baik dalam mendeteksi V. parahaemolyticus strain AHPND. Semua pengujian performa analitik metode qPCR telah memenuhi syarat keberterimaan dan dapat digunakan sebagai metode pengujian untuk mendeteksi V. parahaemolyticus strain AHPND. Hasil uji lapang untuk seluruh sampel yang berasal dari tambak udang vaname menunjukkan hasil negatif terinfeksi V. parahaemolyticus strain AHPND. Studi ini menyarankan bahwa metode real time PCR efektif dan valid dalam mendeteksi V. parahaemolyticus strain AHPND.Testing the validity of Vibrio parahaemolyticus AHPND (Vp AHPND) strain detection in whiteleg shrimp (Litopenaeus vannamei) by real-time PCR method was carried out through several stages including specificity, sensitivity, repeatability, reproducibility, and sampling field tests in shrimp ponds in Indonesia. Analytical performance test showed that the use of real-time PCR method with VpPirA primer was effective in detecting Vp AHPND strain and had a sensitivity of up to 10 copies µL-1. The cut off value qPCR method of the primer VpPirA is at Ct 39. The real-time PCR method using VpPirA primer also has good repeatability and reproducibility values in detecting Vp AHPND strain. All analytical performance testings of the qPCR method meet the standard requirements to detect Vp AHPND strain. The result of field tests for all whiteleg shrimp samples from the shrimp ponds revealed negative infection of Vp AHPND. This study suggests that the real time PCR is effective and valid in detecting V. parahaemolyticus AHPND strain.