Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

EVALUASI KELAYAKAN TAMBAK TRADISIONAL DITINJAU DARI SEGI BIOFISIK DI DESA TRITUNGGAL KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN Hasanah, I Indra; Widjanarko, P Putut; Musa, M Muhammad
Jurnal Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.238 KB)

Abstract

Air merupakan sumber daya yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, sehingga sumber daya air harus dilindungi agar dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Desa tritunggal Kecamatan Babat merupakan salah satu wilayah  di  Kab.  Lamongan  dengan  kondisi  lingkungan  berupa  tanah tambak yang sebagian besar dimanfaatkan untuk budidaya oleh masyarakat sekitar, dalam menyokong pendapatan daerah melalui kegiatan perikanan. Sumber air tambak tradisional Kec. Babat sebagian mendapat masukan air dari sungai  terusan  bengawan  solo  dan  sungai-sungai  tadah  hujan  yang  tersebar  di  beberapa  desa,  termasuk  desa Tritunggal. Tambak tradisional di desa Tritunggal merupakan tambak tradisional yang mengandalkan pakan alami seperti  plankton  sebagai  pakan  serta  sebagai  indikator  kondisi  kualitas  air  dan  tanah  sebagai  media  hidupnya, sehingga perlu dilakukan pengamatan kualitas air dan tanah sebagai kontrol untuk mengetahui kelayakan tambak  pada  budidaya  ikan.  Tujuan  dari  penelitian  ini  adalah   Untuk  menjelaskan  kondisi  biofisik tambak  tradisional dilihat  dari  kualitas  air  dan  kualitas  tanah  di  Desa  Tritunggal  Kec.  Babat serta menilai kelayakan tambak tradisional berdasarkan keadaan biofisik tambak. Metode penelitian yang digunakan yaitu menggunakan metode  Deskriptif. Hasil penilaian kelayakan tanah (SQI) tambak dan kelayakan air (WQI) tambak di desa tritunggal secara keseluruhan dapat dinyatakan dalam kondisi baik, yang berarti kondisi tanah layak untuk lahan budidaya tambak. Hasil  rata-rata  nilai SQI  dan  WQI  berdasarkan  kondisi biofisiknya  termasuk  dalam  kategori baik. Dari hasil penelitian didapatkan urutan tambak dari yang terbaik yaitu dimulai dari tambak 1 dengan nilai 59,24, tambak 3 dengan nilai 56,73, tambak 2 dengan nilai 56,71 dan tambak 4 dengan nilai 56,33. Key Words : tambak tradisional, SQI, WQI
TINGKAT KESUBURAN DAN POTENSI PRODUKSI UDANG VANAME DI TAMBAK UPT PERIKANAN AIR PAYAU DAN LAUT PROBOLINGGO Setya Widi Ayuning Permanasari; Samuel Saputra; Kusriani Kusriani; Putut Widjanarko
Media Akuakultur Vol 14, No 2 (2019): (Desember, 2019)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.073 KB) | DOI: 10.15578/ma.14.2.2019.89-95

Abstract

Keberlanjutan kegiatan pertambakan sangat tergantung pada kondisi kualitas lingkungan perairan dalam mendukung potensi produksi biota budidaya. Namun, dalam pengelolaan juga perlu diketahui potensi lingkungan dalam memproduksi biota. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kesuburan perairan pada tambak serta mengestimasi produksi udang yang dihasilkan dengan pendekatan Produktivitas Primer. Penelitian dilakukan di tambak UPT Probolinggo, Fakultas Perikanan dan Ilmu Keluatan, Universitas Brawijaya. Analisis kesuburan perairan tambak dilakukan menggunakan metode Tropic State Index (TSI), dan pendugaan produksi udang dengan pendekatan metode Beveridge dengan mengkonversi nilai Produktivitas Primer, dimana nilai Produktivitas Primer dapat dihitung dengan mentransformasi nilai Klorofil-a. Rata-rata hasil pengukuran klorofil-a pada tambak 1 sebesar 23,06 mg/m3 dan pada tambak 2 sebesar 20,62 mg/m3. Tingkat kesuburan pada kedua tambak menunjukkan perairan eutrofik sedang. Rata-rata potensi produksi udang pada tambak 1 adalah 13,22 ton C-udang/2700m2/tahun; dan tambak 2 adalah 10,90 ton C-udang/2700m2/tahun. Korelasi antara nilai klorofil-a dan estimasi produksi udang menunjukkan nilai korelasi < 0,199 yang artinya keeratan kedua variabel sangat rendah. Namun korelasi antara klorofil-a dan PP memiliki hubungan yang sangat kuat yaitu > 0,99. The sustainability of aquaculture activities highly depends on the water quality conditions of the aquatic environment. Thus, determining the existing environmental condition of fish culture followed by regular monitoring is necessary to ensure the optimum production of farmed fish. The purpose of this current research was to determine the eutrophication level in shrimp ponds and estimate its shrimp production using the approach of Primary Productivity. The study was conducted in the shrimp ponds managed by the Probolinggo Technical Extension Office, Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University. The eutrophication level was determined used the Tropic State Index (TSI) method. Shrimp production was estimated using the Beveridge Method by which the primary productivity values were calculated by transforming the Chlorophyll-a values. The results showed that the average contents of chlorophyll-a in pond 1 and pond 2 were 23.06 mg.m-3 and 20.62 mg.m-3, respectively. The eutrophication levels in both ponds indicate moderate eutrophic water. The estimated shrimp productions in ponds 1 and 2 were 13.22 and 10.90 tons C-shrimp 2700m-2 year-1, respectively. The correlation value between the chlorophyll-a levels and estimated shrimp productions was <0.199 which means that the relationship between the two variables is unsubtantial. On the other hand, the chlorophyll-a and primary productivity had a very strong relationship indicated by the correlation value of > 0.99.
BUDIDAYA RUMPUT LAUT GRACILLARIA WRINGIN ANOM Kusriani Kusriani; Supriatna Supriatna; Putut Widjanarko
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.798 KB) | DOI: 10.33366/japi.v3i1.772

Abstract

Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah disseminasi teknologi budidaya rumput laut Gracillaria pada kelompok tani rumput laut Gracillaria di Desa Tanjung Pecinan dan Desa Wringin Anom. Penerapan teknologi budidaya rumput laut gracillaria diharapkan dapat membantu meningkatkan pendapatan para pembudidaya rumput laut gracillaria. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah PRA (Participatory Rural Appraisal) yaitu melibatkan masyarakat dalam kegiatan. Pelaksanaan kegiatan ini meliputi sosialisasi (penyuluhan), pelatihan, pilot project (demplot), monitoring dan evaluasi keberhasilan program. Hasil pengabdian masyarakat ini diharapkan ada perubahan pola fikir dalam cara budidaya rumput laut Gracillaria. Hasil pengabdian menunjukkan adanya perubahan pola fikir budidaya rumput laut Gracillaria yang ditunjukkan dengan hasil panen rumput laut meningkat dari segi kuantitas maupun kualitas.