Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

TREND MASYARAKAT GLOBAL DALAM PEMILIHAN PASANGAN & PERKAWINAN ANTAR RAS PRESPEKTIF UMUM DAN ISLAM Safala, Udin
Kodifikasia Vol 7, No 1 (2013)
Publisher : Kodifikasia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Arus perkembangan teknologi termasuk informasi tak terbendung lagi. Seiringdengan arus informasi serta beragam kemudahan fitur yang diusungnya, iamembawa pada hal yang problematik yang tidak terpikirkan sebelumnya.Teknologi internet melalui fitur-fitur layanan komunikasi sosial yang disediakanmembawa pada hubungan sosial antar manusia dalam bentuk yang relatif barudengan menyisihkan konsep jarak, ruang dan waktu. Facebook, email, situslayanan perjodohan, matrimonial telah membawa kelompok manusia berada diruang geografis, ras, kebangsaan, serta keyakinan agama yang berbeda dalamsebuah komunikasi cukup intens dan hubungan sosial baru serta bertujuan tidaksaja sekedar untuk berteman tetapi untuk mencari pasangan, bahkan berlanjutpada sebuah perkawinan antar ras baik dalam pengertian wilayah, fisik, biologis,linguistik, atau geografis. Penelitian ini menggunakan pendekatan interdisiplinerbaik sains ataupun agama dengan menggunakan analisa diskriptif yang mencobauntuk mengeksplorasi seberapa besar (prosentasi) trend kecenderunganmasyarakat global dalam memilih pasangan dan melakukan perkawinan.
ANALISIS PENDEKATAN TEORI KEADILAN JOHN RAWLS DAN TEORI MORALITAS IMMANUEL KHAN TERHADAP CALEG MANTAN NARAPIDANA YANG LOLOS SEBAGAI ANGGOTA LEGESLATIF DALAM PEMILU 2019 Safira, Martha Eri; Safala, Udin
Legal Standing : Jurnal Ilmu Hukum Vol 3, No 1 (2019): Maret
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.047 KB) | DOI: 10.24269/ls.v3i1.1803

Abstract

Tindak pidana korupsi memiliki dampak yang membahayakan bagi  kehidupan bangsa. Bahkan masalah pengentasan korupsi ini belum bisa teratasi hingga sekarang, apalagi di tahun politik ini banyak mantan napi korupsi yang maju dalam kontes politik. Hal ini menyebabkan berbagai polemik ditengah masyarakat. Apakah dengan diloloskannya mantan napi ini memberikan keadilan bagi demokrasi di Indonesia dan juga apakah dengan diloloskannya mantan napi korupsi sebagai caleg bisa memberikan kemajuan dalam perkembangan demokrasi di Indonesia atau malah sebaliknya. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk menelaah pro kontranya mantan narapidana untuk menjadi caleg. Jenis penelitian ini, merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan literature dan peraturan perundang-undangan, dengan analisis data secara deduktif. Hasil analisis ditinjau dari teori keadilan John Rawls, telah sesuai dengan HAM dan UU Pemilu, jadi UU Pemilu memberi ruang bagi caleg mantan narapidana korupsi untuk dapat dipilih. Sedangkan ditinjau dari teori moralitas Immanuel Khan, hal ini menyebabkan masyarakat dilema karena di satu sisi para eks koruptor terpenuhi hak pilihnya namun apakah nantinya mereka jika terpilih dapat mengemban tugas dan tanggungjawab sebagai wakil rakyat yang menjunjung kredibilitas, kejujuran, dan memberikan dampak yang positif dalam memajukan bangsa ini.
TREND MASYARAKAT GLOBAL DALAM PEMILIHAN PASANGAN & PERKAWINAN ANTAR RAS PRESPEKTIF UMUM DAN ISLAM Safala, Udin
Kodifikasia Vol 7, No 1 (2013)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.514 KB) | DOI: 10.21154/kodifikasia.v7i1.784

Abstract

Arus perkembangan teknologi termasuk informasi tak terbendung lagi. Seiring dengan arus informasi serta beragam kemudahan fitur yang diusungnya, ia membawa pada hal yang problematik yang tidak terpikirkan sebelumnya. Teknologi internet melalui fitur­fitur layanan komunikasi sosial yang disediakan membawa pada hubungan sosial antar manusia dalam bentuk yang relatif baru dengan menyisihkan konsep jarak, ruang dan waktu. Facebook, email, situs layanan per­jodohan, matrimonial telah membawa kelompok manusia berada di ruang geografis, ras, kebangsaan, serta keyakinan agama yang ber­beda dalam sebuah komunikasi cukup intens dan hubungan sosial baru serta bertujuan tidak saja sekedar untuk berteman tetapi untuk mencari pasangan, bahkan berlanjut pada sebuah perkawinan antar ras baik dalam pengertian wilayah, fisik, biologis, linguistik, atau geografis. Penelitian ini menggunakan pendekatan interdisipliner baik sains ataupun agama dengan menggunakan analisa diskriptif yang mencoba untuk mengeksplorasi seberapa besar (prosentasi) trend kecenderungan masyarakat global dalam memilih pasangan dan melakukan perkawinan.
Jilbab dalam Pandangan Muhammad Sa'id al-'Asmawi Safala, Udin; Makmun, Rodli
AL-TAHRIR Vol 13, No 2 (2013): Hukum Islam
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/al-tahrir.v13i2.23

Abstract

Abstract: Discussing the headscarf as a dress model in Islam is truely like talking about an outdated case because so many academics both from the West and the Islamic world itself has discussed it before. Yet, when confronted with the theoretical framework and approach or contemporary perspective, probably there is still academic space that can be used as a basis of analysis of long debate related to the jilbab, khima>r, muqna’, or clothing that are believed having value of shar’i> (Islamic laws). This paper attempts to explore, within its limitations, the concept of the veil/ headscarf through the thinking of Muh}ammad Sa’i> d al-’Asthma> wi> which are categorized by Wael B. Halla>q as a person in the area of liberal Islam. Through the theoretical framework of law, by using the historical approach of assets of jurisprudence ( us}u>l al-fiqh), al-’Asthma> wi>, the writer tries to position the concept of veil in Islamic teaching which is different from other islamic thinkers.
TREND MASYARAKAT GLOBAL DALAM PEMILIHAN PASANGAN & PERKAWINAN ANTAR RAS PRESPEKTIF UMUM DAN ISLAM Safala, Udin
Kodifikasia: Jurnal Penelitian Islam Vol 7, No 1 (2013)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/kodifikasia.v7i1.784

Abstract

Arus perkembangan teknologi termasuk informasi tak terbendung lagi. Seiring dengan arus informasi serta beragam kemudahan fitur yang diusungnya, ia membawa pada hal yang problematik yang tidak terpikirkan sebelumnya. Teknologi internet melalui fitur­fitur layanan komunikasi sosial yang disediakan membawa pada hubungan sosial antar manusia dalam bentuk yang relatif baru dengan menyisihkan konsep jarak, ruang dan waktu. Facebook, email, situs layanan per­jodohan, matrimonial telah membawa kelompok manusia berada di ruang geografis, ras, kebangsaan, serta keyakinan agama yang ber­beda dalam sebuah komunikasi cukup intens dan hubungan sosial baru serta bertujuan tidak saja sekedar untuk berteman tetapi untuk mencari pasangan, bahkan berlanjut pada sebuah perkawinan antar ras baik dalam pengertian wilayah, fisik, biologis, linguistik, atau geografis. Penelitian ini menggunakan pendekatan interdisipliner baik sains ataupun agama dengan menggunakan analisa diskriptif yang mencoba untuk mengeksplorasi seberapa besar (prosentasi) trend kecenderungan masyarakat global dalam memilih pasangan dan melakukan perkawinan.
Moderate Ideology Of The Yellow Book (Kitab Kuning): (Study on the Moderation of the Kitab of Fatḥ al-Mu'īn Taught in Islamic Boarding Schools) Iswahyudi; Safala, Udin; Izaar, Ahmad Shohibul
MUSLIM HERITAGE Vol 10 No 1 (2025): Muslim Heritage: Jurnal Dialog Islam dengan Realitas
Publisher : Universitas Islam Negeri Kiai Ageng Muhammad Besari Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/muslimheritage.v10i1.10722

Abstract

The Yellow Book (Kitab Kuning; an Islamic textbook taught in Islamic boarding schools) study on moderation is still at the surface stage. Various studies conducted by intellectuals such as Ni'am, Sahri, Kusmira, and Kholis have not fully shown how the moderation of the yellow book was produced. The explanation that the Yellow Book displays a variety of opinions from scholars on a matter is insufficient to justify the Yellow Book's moderation. This paper intends to perfect these shortcomings by displaying one yellow book that is an essential reference in Islamic boarding schools, Fatḥ al-Mu'īn. The Book of Fatḥ al-Mu’īn is a standard for mastering religious science in Islamic boarding schools. This book is taught to upper-class students, is complex to read, and powerfully connects with sanad transmission. The taking of legal justifications for disputed issues, even by large NU organizations, refers to the decision of this book Fatḥ al-Mu’īn. By using a critical, descriptive method, this paper seeks to find the acceptance of the Islamic boarding school towards the Book of Fatḥ al-Mu’īn and the model of the disclosure of the Book of Fatḥ al-Mu’īn, which is indicated as a form of moderation. This study found that the Book of Fatḥ al-Mu’īn was accepted by pesantren through transmitting the scientific knowledge of its founders, who were madhhab or al-Shafi'i ideology. Meanwhile, the model of moderation in the Book of Fatḥ al-Mu’īn is shown by mentioning other opinions after making conclusions, going out of the two extreme points, and choosing the priority of the views without blaming or judging. Abstrak Kajian kitab kuning tentang moderatisme saat ini masih pada tahap permukaan. Berbagai penelitian yang dilakukan oleh intelektual semacam Ni’am, Sahri, Kusmira dan Kholis belum menunjukkan secara lengkap bagaimana moderatisme kitab kuning tersebut diproduksi. Penjelasan bahwa kitab kuning menampilkan ragam pendapat dari para ulama tentang suatu masalah belum memadai untuk membuat justifikasi tentang moderatisme kitab kuning. Tulisan ini bermaksud menyempurnakan kekurangan tersebut dengan menampilkan satu kitab kuning yang menjadi rujukan penting di pesantren, yaitu Fatḥ al-Mu’īn. Kitab Fatḥ al-Mu’īn dijadikan standar penguasaan keilmuan agama di pesantren. Tidak saja, kitab ini diajarkan untuk santri kelas atas, tetapi juga karena kitab ini memiliki kerumitan tersendiri untuk dibaca dan memiliki ketersambungan transmisi sanad yang kukuh. Pengambilan justifikasi hukum untuk masalah-masalah yang diperselisihkan, oleh organisasi besar NU sekalipun, merujuk kepada keputusan kitab Fatḥ al-Mu’īn ini. Dengan menggunakan metode diskriptif kritis, tulisan ini hendak mencari penerimaan pesantren terhadap Kitab Fatḥ al-Mu’īn dan model pengungkapan Kitab Fatḥ al-Mu’īn yang diindikasi sebagai bentuk moderatisme. Penelitian ini menemukan bahwa Kitab Fatḥ al-Mu’īn diterima pesantren melalui transmisi keilmuan para pendirinya yang bermadzhab atau berideologi al-Shafi’i. Sedangkan model pengungkapan moderatisme Kitab Fatḥ al-Mu’īn ditunjukkan dengan menyebut pendapat lain setelah membuat kesimpulan, keluar dari dua titik ekstrim dan pemilihan prioritas pendapat tanpa menyalahkan atau menghakimi. Keywords: Fatḥ al-Mu’īn; Moderate; Islamic boarding schools; disclosure models
Moderate Ideology Of The Yellow Book (Kitab Kuning): (Study on the Moderation of the Kitab of Fatḥ al-Mu'īn Taught in Islamic Boarding Schools) Iswahyudi; Safala, Udin; Izaar, Ahmad Shohibul
MUSLIM HERITAGE Vol 10 No 1 (2025): Muslim Heritage: Jurnal Dialog Islam dengan Realitas
Publisher : Universitas Islam Negeri Kiai Ageng Muhammad Besari Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/muslimheritage.v10i1.10722

Abstract

The Yellow Book (Kitab Kuning; an Islamic textbook taught in Islamic boarding schools) study on moderation is still at the surface stage. Various studies conducted by intellectuals such as Ni'am, Sahri, Kusmira, and Kholis have not fully shown how the moderation of the yellow book was produced. The explanation that the Yellow Book displays a variety of opinions from scholars on a matter is insufficient to justify the Yellow Book's moderation. This paper intends to perfect these shortcomings by displaying one yellow book that is an essential reference in Islamic boarding schools, Fatḥ al-Mu'īn. The Book of Fatḥ al-Mu’īn is a standard for mastering religious science in Islamic boarding schools. This book is taught to upper-class students, is complex to read, and powerfully connects with sanad transmission. The taking of legal justifications for disputed issues, even by large NU organizations, refers to the decision of this book Fatḥ al-Mu’īn. By using a critical, descriptive method, this paper seeks to find the acceptance of the Islamic boarding school towards the Book of Fatḥ al-Mu’īn and the model of the disclosure of the Book of Fatḥ al-Mu’īn, which is indicated as a form of moderation. This study found that the Book of Fatḥ al-Mu’īn was accepted by pesantren through transmitting the scientific knowledge of its founders, who were madhhab or al-Shafi'i ideology. Meanwhile, the model of moderation in the Book of Fatḥ al-Mu’īn is shown by mentioning other opinions after making conclusions, going out of the two extreme points, and choosing the priority of the views without blaming or judging. Abstrak Kajian kitab kuning tentang moderatisme saat ini masih pada tahap permukaan. Berbagai penelitian yang dilakukan oleh intelektual semacam Ni’am, Sahri, Kusmira dan Kholis belum menunjukkan secara lengkap bagaimana moderatisme kitab kuning tersebut diproduksi. Penjelasan bahwa kitab kuning menampilkan ragam pendapat dari para ulama tentang suatu masalah belum memadai untuk membuat justifikasi tentang moderatisme kitab kuning. Tulisan ini bermaksud menyempurnakan kekurangan tersebut dengan menampilkan satu kitab kuning yang menjadi rujukan penting di pesantren, yaitu Fatḥ al-Mu’īn. Kitab Fatḥ al-Mu’īn dijadikan standar penguasaan keilmuan agama di pesantren. Tidak saja, kitab ini diajarkan untuk santri kelas atas, tetapi juga karena kitab ini memiliki kerumitan tersendiri untuk dibaca dan memiliki ketersambungan transmisi sanad yang kukuh. Pengambilan justifikasi hukum untuk masalah-masalah yang diperselisihkan, oleh organisasi besar NU sekalipun, merujuk kepada keputusan kitab Fatḥ al-Mu’īn ini. Dengan menggunakan metode diskriptif kritis, tulisan ini hendak mencari penerimaan pesantren terhadap Kitab Fatḥ al-Mu’īn dan model pengungkapan Kitab Fatḥ al-Mu’īn yang diindikasi sebagai bentuk moderatisme. Penelitian ini menemukan bahwa Kitab Fatḥ al-Mu’īn diterima pesantren melalui transmisi keilmuan para pendirinya yang bermadzhab atau berideologi al-Shafi’i. Sedangkan model pengungkapan moderatisme Kitab Fatḥ al-Mu’īn ditunjukkan dengan menyebut pendapat lain setelah membuat kesimpulan, keluar dari dua titik ekstrim dan pemilihan prioritas pendapat tanpa menyalahkan atau menghakimi. Keywords: Fatḥ al-Mu’īn; Moderate; Islamic boarding schools; disclosure models