Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kajian Validitas Berbagai Metode Hidrograf Satuan Sintetik Dalam Aplikasinya Untuk Daerah Aliran Sungai Tak Terukur Ariani Budi Safarina
JURNAL SUMBER DAYA AIR Vol 8, No 1 (2012)
Publisher : Bina Teknik Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1032.958 KB) | DOI: 10.32679/jsda.v8i1.352

Abstract

In This study is had analyzed thirteen watersheds on the island of Java with wide ranges from 22 km2 to 2666 km2. Watershed characteristics as indicators are the area, the length of main rivers and the shape of the watershed. The Convolution method is used to determine the observation unit hydrograph using rainfall and water level data from automatic stations. This unit hydrograph is compared with four synthetic unit hydrograph methods namely Snyder, SCS, Nakayasu and Gama-1, using the comparison parameters of hydrograph shape and also hydrograph parameters i.e. peak discharge, peak time and time base. The results showed that the method of Snyder, SCS, Nakayasu and Gama-1 have an average deviation of hydrograph shape and peak discharge Qp, consecutive 21% and 36%, 116% and 185%, 17% and 4%, 32% and 24%. Three methods, Snyder, SCS and Nakayasu show direct runoff volume equal to one mm, except the method of Gama-1, so that it has to be corrected to conform with the basic principles of unit hydrograph. Based on the result of this research, it is concluded that the Nakayasu method is more appropriate for watersheds having wide range characteristics.
ANALISA PENGARUH TOPOGRAFI DAN POLA TATA GUNA LAHAN TERHADAP ABSTRAKSI DAERAH ALIRAN SUNGAI BERDASARKAN MODEL RAINFALL RUNOFF Ariani Budi Safarina
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 22, No 1 (2012)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (809.264 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2012.v22.53

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menganalisa pengaruh topografi dan tata guna lahan terhadap volume abstraksi pada suatu daerah aliran sungai. Pada penelitian ini dianalisa model rainfall runoff sepuluh daerah aliran sungai di Pulau Jawa dengan variasi karakteristik dan pola tata guna lahan. Model ini menganalisa mekanisme terjadinya limpasan karena suatu event hujan. Untuk mendapatkan jumlah limpasan, pada model ini dianalisa besarnya abstraksi  dengan menggunakan metoda indeks phi, dimana laju abstraksi diasumsikan konstan. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa terdapat hubungan logaritmis antara tata guna lahan dengan jumlah abstraksi. Pada musim kemarau, jumlah abstraksi 16% lebih besar dari abstraksi pada musim penghujan. Untuk kemiringan DAS yang sama, abstraksi lebih besar jika jumlah hutan dan kebun yang lebih besar. Selain itu, abstraksi juga dipengaruhi oleh luas DAS dengan hubungan logaritmis, dimana abstraksi semakin besar dengan bertambahnya luas DAS tetapi pada luasan diatas 1000 km2, penambahannya lambat atau asympthotis. Debit puncak DAS tidak menunjukkan konsistensi terhadap tata guna lahan, dan mempunyai hubungan linier dengan luas DAS dengan gradient 0.022 pada koefisien determinasi R2 sebesar 0.772
Irigasi Sistem SRI Sebagai Solusi Kelangkaan Air dan Peningkatan Produksi Padi di Daerah Irigasi Jatiluhur SPRAY DRYER Ariani Budi Safarina
Jurnal Teknik: Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi Teknik Vol 6 No 2 (2007): Jurnal Teknik - Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi Teknik
Publisher : Fakultas Teknik - Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jt.vol6no2.271

Abstract

Issue kelangkaan air sudah menjadi masalah internasional. Setiap saat air berkurang sementara kebutuhan terus meningkat seiring dengan bertambahnya penduduk dunia. Manajemen sumberdaya air yang tepat di daerah irigasi Jatiluhur, sangat dibutuhkan untuk masalah ini. Disamping itu juga teknologi yang digunakan. Kebutuhan air untuk pertanian memenuhi peringkat prioritas pertama di Jatiluhur, di samping kebutuhan untuk air bersih dan industri. Dengan demikian teknologi dalam pertanian yang dapat mereduksi kebutuhan air selama pertumbuhan hingga panen, merupakan langkah solusi. Irigasi SRI merupakan sistem pertanian yang kebutuhan airnya 6096 dari sistem irigasi biasa, dan produktivitasnya dua hingga tiga kali lipat irigasi biasa. Jika sistem irigasi ini diterapkan di daerah irigasi Jatiluhur, maka kelangkaan air dan efisiensi pemakaian air dapat dilakukan. Di samping itu air yang masih ada dapat digunakan untuk meningkatkan pelayanan air minum bagi masyarakat dan juga Industri. Dengan demikian profit dari air minum dan industri meningkat, juga benefit dari Irigasi.
Two Threshold Smart Irrigation System for Increasing Crop Yield Ariani Budi Safarina; Iin Karnisah; Kusnandar Kusnandar
Indonesian Journal of Geography Vol 55, No 1 (2023): Indonesian Journal of Geography
Publisher : Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijg.77862

Abstract

The objective of this research is to create an automated irrigation system using two threshold method for rice farming in the Jorolot irrigation area, Cimahi City, West Java Province, Indonesia, which addresses the problem of fluctuating water supply. This issue includes water deficits during the dry season, which threatens rice growth, and excess water during the rainy season, leading to flooding and crop destruction. The method used includes one-dimensional hydraulic modeling of irrigation channels to determine two threshold of channel water level elevation, as well as water availability quantification based on flood, normal, and dry clusters.  Furthermore, the system's design involved utilizing the Decision Supporting System (DSS) data communication to monitor and respond to dry or flood events in real time, thereby increasing the system's overall performance. The Jorolot irrigation area, which covers 15.5 hectares, sources its water from the Jorolot Dam, with a primary channel length of 1135 m and a secondary channel length of 536 m. The results showed that the water level in the primary canal for normal conditions is 0.1 m<Ynp<0.6 m. Additionally, the proposed system, which allows for real-time water supply monitoring, can increase rice production from two to three harvests per year.