Amsal Amri
Fakultas Ilmu Keguruan Dan Pendidikan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penolakan Remaja Terhadap Seruan Larangan Duduk Ngangkang Di Kota Lhokseumawe T.M. ARIEF; Amsal Amri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Vol 3, No 2 (2018): Mei 2018
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.454 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini betujuan untuk mengetahui penyebab yang melatar belakangi lahirnya Seruan larangan duduk ngangkang di Kota Lhokseumawe, dan untuk menjelaskan alasan remaja tidak mematuhi Seruan larangan duduk ngangkang. Lokasi penelitian ini adalah di Kota Lhoksumawe khususnya di Gampong Batuphat Timur. Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Sedangkan informan penelitian di antaranya adalah Kepala Dinas Syariat, Ketua DPRK Kota Lhokseumawe, Tokoh Masyarakat Kota Lhokseumawe, dan Remaja Perempuan Kota Lhokseumawe. Kemudian sumber data dari penelitian ini diperoleh melalui sumber data primer dan sumber data sekunder. Untuk teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan penyebab yang melatar belakangi lahirnya seruan larangan duduk ngankang di Kota Lhokseumawe adalah penguatan penerapan Syariat Islam di Aceh, penguatan nilai budaya dan adat istiadat Aceh serta menjaga marwah perempuan. Alasan remaja di Gampong Batuphat Timur tidak mematuhi larangan duduk ngangkang adalah merasa tidak nyaman, keselamatan di jalan raya kurang terjamin, baik keseimbangan dalam berkendaraan maupun bergaya di atas kendaraan. Dari hasil kajian terhadap penolakan remaja mematuhi seruan larangan duduk ngangkang merupakan bagian dari hasil suatu tindakan kekuasaan (birokrasi) yang diikuti oleh penolakan, bahwa dimana ada kekuasaan selalu ada penolakan (resistensi).Kata Kunci : Resistensi, Remaja, Duduk Ngangkang, Seruan.judul abtract english : Lescent Rejection Of The Appeal For The Ban On Sitting Ngankang In The City Of Lhokseumawe ABSTRACT This study aims to find out the cause of the background of the birth of the Call for Sitting Ngangkang in the City of Lhokseumawe, and to explain why teenagers are not obeying the call for the ban on sitting ngangkang. The location of this research is in Lhokseumawe city especially in Gampong Batuphat Timur. This research uses qualitative approach with descriptive research type. While the informant of the research are Head of Department of Syariat, Head of DPRK of Lhokseumawe City, Community Leader of Lhokseumawe City, and Teenage Women of Lhokseumawe City. Then the data source from this research is obtained through primary data source and secondary data source. For data collection techniques used in this study are observation, interview and documentation. The result of the research indicates that the cause of the background of the prohibition of the sitting ban in the city of Lhokseumawe is the strengthening of the implementation of Syariat Islam in Aceh, the strengthening of the cultural values and customs of Aceh and maintaining the women's marwah. The reason teens in Gampong Batuphat Timur not adhere to the ban sit ngangkang is feeling uncomfortable, road safety is less secure, good balance in driving or stylish on the vehicle. From the results of the study of the rejection of adolescents adhere to the call for prohibition sit ngangkang is part of the result of an act of power (bureaucracy) followed by rejection, that where there is power there is always resistance (resistance).Keywords: Resistance, Teenagers, Sit ngangkang, Exclamation
KOMUNIKASI ANTAR-BUDAYA DALAM KELUARGA CAMPURAN (Studi Tentang Pengelolaan Emosi Dan Komitmen Mempertahankan Rumah Tangga Pada Keluarga Campuran Tionghoa-Aceh Di Banda Aceh) Irham Syahputra; Amsal Amri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Vol 4, No 2 (2019): Mei 2019
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.795 KB)

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan emosi setiap individu pada pasangan kawin campur antara Etnis Aceh dengan Etnis Tionghoa, serta komitmen setiap pasangan keluarga campuran dalam mempertahankan rumah tangga yang memiliki perbedaan etnis. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah pasangan yang menikah beda suku antara suku Aceh dengan suku Tionghoa. Berdasarkan hasil penelitian ini, Latar belakang personal pasangan perkawinan campuran antara suku Aceh dengan suku Tionghoa di awali dengan bermacam-macam hal, ada yang memang sengaja bertemu di tempat kerja, ada yang didasari oleh cinta yang mempertemukan mereka, dan ada juga yang pernah menjadi tetangga sejak dulu, serta bisa dibilang bervariasi. Dalam hal pengelolaan emosi, setiap pasangan memiliki keberagaman dalam berpendapat. Namun, hampir keseluruhan pasangan pernikahan campuran ini menunjukkan sikap kedewasaannya dalam mengelola emosi. Baik itu emosi amarah, sedih, bahagia, rasa takut, kecewa, dan emosi-emosi lainnya. Mengenai komitmen mempertahankan rumah tangga, setiap pasangan pernikahan beda budaya ini memiliki tekad yang sangat kuat dalam mempertahankan rumah tangganya, mereka menganggap bahwa untuk mencapai ke tahap ini bukanlah yang mudah. Banyak suka dan duka harus dilewati masing-masing pasangan  ini hingga pernikahan mereka masih bias dipertahankan hingga saat ini.INTER-CULTURE COMMUNICATION IN MIXED FAMILIES(Study of Emotion Management and Commitment to Maintain Households in Chinese-Aceh Mixed Families in Banda Aceh)Abstract : The purpose of this study was to determine the emotional management of each individual in mixed marriages between Ethnic Acehnese and Chinese Ethnics, as well as the commitment of each mixed family partner in maintaining households with ethnic differences. In this study the data collection methods used were interviews and documentation. The subjects of this study were married couples from different ethnic groups between the Acehnese and Chinese ethnic groups. Based on the results of this study, the personal background of mixed marriages between the ethnic Acehnese and Chinese ethnic groups began with a variety of things, some of them deliberately met at work, some were based on love that brought them together, and some were neighbors long ago, and can be varied. In terms of managing emotions, each partner has diversity in opinion. However, almost all of these mixed marriage couples show their maturity in managing emotions. Whether it's anger, sadness, happiness, fear, disappointment, and other emotions. Regarding the commitment to maintain the household, each marriage couple of different cultures has a very strong determination to maintain their household, they assume that reaching this stage is not an easy one. A lot of joy and sorrow must be passed by each of these couples until their marriage can still be maintained today.