Nury Sukraeny
Department Of Nursing, Faculty Of Nursing And Health Sciences, Muhammadiyah University Of Semarang

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Symptom and Disability One Year After Traumatic Brain Injury Sukraeny, Nury
South East Asia Nursing Research Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/seanr.1.1.2019.43-51

Abstract

TBI is a leading cause of death and disability worldwide. The effects of TBI can significantly disrupt the lives of those who are injured and survive. TBI can affect patients in the physical, cognitive, behavioral and emotional domains which appear from the acute phase and can remain long-term. This cross sectional survey aimed to examine the disability after TBI by the components of ICF and also to describe the symptom present in one year after TBI. TBI patients were recruited from the medical record data of patients admitted to the neurosurgery unit who at least 12 month after discharge from hospital and able to be followed up. The DRS was used for measured disability. Total 56 TBI patients were recruited in this study, 58.9% of the subjects were classified as mild TBI, while 37.5% and 3.6% of them were classified as moderate and severe TBI respectively. More than half of subjects (62.5%) reported of current symptoms with headache as a most common reported. Based on DRS was found that 83.9% of the subjects have no disability, whereas 3.6% had a mild disability, 5.45 had a partial disability, and 7.2% had a moderate disability. The results demonstrated that a TBI survivors face substantial disability and symptom 1 year after injury. To optimise health and well-being outcomes, clinicians need to identified the needs of patients with less severe TBI and treated during the post-acute period.
Quality of Life (QoL) in patients with Traumatic Brain Injury (TBI): A Literature Review Sukraeny, Nury; Songwathana, Praneed; Sae-Sia, Wipa
Nurse Media Journal of Nursing Vol 3, No 2 (2013): (DECEMBER 2013)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Medicine, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.049 KB) | DOI: 10.14710/nmjn.v3i2.6002

Abstract

Purpose: To describe the definition of quality of life (QoL) and identify the most appropriate tool for QoL assessment used in patients with TBI.Method: Searching was conducted from PubMed, CINAHL, EBSCO, and ProQuest during 2000-2011. A total of 33 studies were analyzed for this review consisting of 9 review studies, 2 intervention studies, and 22 descriptive studies.Result: Two important definitions of QoL were used in studies related to TBI namely achievement and subjective well-being. Although varieties of generic measurements have been used to measure QoL in TBI patients, there was a lack of TBI-specific Health-related Quality of Life (HRQoL) instrument. Despite the different approach and time measured either short or long outcomes, appropriate domains of QoL tool seem essential particularly among those with moderate and severe TBI.Conclusion: QoL is a wide concept which can be defined in several dimensions. The QOLIBRI as a new disease-specific QoL measurement in TBI seems a feasible and valid approach for the assessment of QoL in TBI. However, the application across cultural remains a challenge and needs a validation.
Cold Compress on Vertebra (Cervical) on The Pain Scale of Postoperative Patients Dewi Setyawati; Khoiriyah Khoiriyah; Nury Sukraeny
Health Notions Vol 2, No 12 (2018): December
Publisher : Humanistic Network for Science and Technology (HNST)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.681 KB) | DOI: 10.33846/hn.v2i12.297

Abstract

Postoperative pain is the most common problem in hospital. One of the non-pharmacological actions to reduce postoperative pain is cold compresses. A cold compress is one of the distraction techniques that is often used in health services to overcome the problem of postoperative pain. This study aimed to determine the scale of pain before and after cold compress in the vertebrae (cervical) in postoperative patients. Method: This study was a quantitative study with a quasi-experimental method to determine the pain scale of postoperative patients before and after cold compress (cervical). The sample size were 16 postoperative patients in the KRMT Wongsonegoro Hospital, Semarang, Indonesia. The results of this study indicates that the average pain scale of postoperative patients before cold compressions on the vertebrae (cervical) was 5.44. While the pain scale of postoperative patients after cold compress on the vertebrae (cervical) was 3.25. There was difference in the mean pain scale of postoperative patients before and after cold compress on the vertebrae (cervical) with p-value = 0.000. The cold compress effectively reduces postoperative pain because with a cold compress on the cervical cause transmission of pain is closed so the cortex cerebral cannot receive signals because the pain has been blocked with cold stimulation that reaches the brain first. This is related to gate control theory where the stimulation of the skin in the form of cold compress in the cervical area which is located adjacent to the brain and rich in blood vessels, the activation of transmission of larger and faster A-beta sensory nerve fibers, thus closing the "gate" and lowering pain transmission through small diameter C fibers. Keywords: Cold compress, Postoperative pain
MANAJEMEN MASALAH PSIKOSOSIOSPIRITUAL PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) DENGAN HEMODIALISIS DI KOTA SEMARANG Yunie Armiyati; Edy Wuryanto; Nuri Sukraeny
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2016: PROSIDING KONTRIBUSI HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT DALAM PROGRAM SUSTAINABLE DEVE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.486 KB)

Abstract

Ginjal Kronis Penyakit (CKD) patienst menjalani hemodialisis mungkin mengalami berbagai masalah akibat tidak berfungsinya proses ginjal dan hemodialisis. Permasalahan yang perlu diantisipasi untuk tetap kualitas hidup yang optimal tidak hanya menangani penurunan fisik tetapi juga antisipasi dan pengelolaan masalah psikososial dan spiritual. Pasien perlu mengambil pengelolaan masalah psikososial dan spiritual memadai sehingga kualitas hidupnya tetap optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran masalah pengalaman manajemen psikososial dan spiritual pada pasien hemodialisis di Semarang. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah untuk menggali pengalaman dari pasien hemodialisis dalam pengelolaan masalah psychosociospiritual. Hasil penelitian menunjukkan respon yang sangat positif dari pasien hemodialisis pasien dalam aspek psychosociospiritual oleh peningkatan koping, stragegy spiritual dan upaya dukungan sosial. dukungan sosial dari keluarga, petugas kesehatan, manajer kasus, kelompok dukungan sebaya adalah sistempendukung utama dalam pengelolaan masalah pasien. Penelitian ini merekomendasikan bahwa dukungan sosial dari keluarga, petugas kesehatan, teman, kelompok dukungan sebaya dan masyarakat perlu ditingkatkan untuk mencegah dan mengatasi masalah masalah psychosociospiritual pembatasan pada pasien hemodialisis.Keyword: Chronik Penyakit Ginjal, hemodialisis, Psychosociospiritual
Fisioterapi Dada dan Steem Inhaler Aromatheraphy dalam Mempertahankan Kepatenan Jalan Nafas Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis Daya Daya; Nury Sukraeny
Ners Muda Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.985 KB) | DOI: 10.26714/nm.v1i2.5770

Abstract

Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) ditandai dengan sesak nafas dan produksi sputum berlebih. Produksi sputum berlebih akan mengganggu kepatenan jalan nafas. Fisioterapi dada dan steem inhaler dapat mengurangi dahak dan sesak pada pasien dengan sekret berlebih. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas fisioterapi dada dan steem inhaler dalam mempertahankan jalan napas. Metode studi kasus terhadap 2 responden dengan pendekatan asuhan keperawatan pasien penyakit paru obstruktif kronis yang diberikan intervensi fisioterapi dada dan steem inhaler aroma therapy selama tiga hari berturut-turut sebelum pasien makan. Pengukuran kepatenan jalan nafas dinilai dari jumlah sputum yang keluar serta mengobservasi adanya suara nafas tambahan. Adanya penurunan jumlah sputum pada kasus I hari pertama yang ditampung dalam penampung adalah 3 cc, kemudian dihari kedua adalah 2 cc dan dihari ke 3 adalah 2 cc serta suara paru ronchi berkurang. Sementara pada kasus II dihari pertama didapatkan 2 cc, hari kedua adalah 2 cc dan hari ketiga 1 cc serta suara paru normal (vesicular). Kombinasi fisioterapi dada dan steem inhaler aromatheraphy terbukti efektif dalam mempertahankan kepatenan jalan nafas.
Penerapan Swedish Massage dengan essential oil jahe untuk menurunkan intensitas nyeri pada pasien Low Back Pain (LBP) Ulfaturrohmah, Ulfaturrohmah; Sukraeny, Nury
Holistic Nursing Care Approach Vol 4, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/hnca.v4i1.13064

Abstract

Low back pain (LBP) merupakan gangguan muskuluskeletal yang disebabkan oleh aspek pekerjaan yang salah seperti alat kerja, metode kerja, proses kerja dan lingkungan kerja akibat kondisi fisik yang tidak sesuai. Salah satu cara mengatasi nyeri punggung bawah adalah dengan menggunakan pendekatan nonfarmakologi, seperti swedish massage dengan essential oil jahe. Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk mengidentifikasi dan memahami penurunan tingkat nyeri pada pasien dengan nyeri punggung bawah (LBP) dengan swedish massage menggunakan essential oil jahe. Studi kasus ini menggunakan metode deskriptif yaitu studi dengan pendekatan proses keperawatan yang menggambarkan pengelolaan kasus dalam mengaplikasikan pemberian swedish massage dengan essential oil jahe pada pasien nyeri low back pain yang berjumlah 3 orang subyek studi dengan kriteria inklusi yang sesuai. Nyeri pada pasien low back pain yang dirasakan diukur menggunakan Numerical Rating Scale (NRS). Hasil studi didapatkan bahwa pada ketiga subyek studi yang mengalami nyeri punggung bawah (LBP) dan menjalani sesi Swedish Massage selama 2 minggu dengan total 8 kali pertemuan, terjadi penurunan skala tingkat nyeri dibandingkan sebelum mereka menjalani Swedish Massage. Hasil yang ditemukan adalah nyeri sedang dengan nilai rata-rata 4 dan setelah dilakukan terapi Swedish Massage menggunakan essential oil jahe skala nyeri dapat menurun menjadi ringan dengan skala rata-rata 1. Penggunaan Swedish Massage dengan penerapan essential oil jahe sebagai terapi komplementer telah terbukti efektif dalam mengurangi tingkat intensitas nyeri pada pasien yang mengalami low back pain (LBP).
Menurunkan intensitas nyeri pemasangan arteriovena fistula pada pasien hemodialisis menggunakanteknik valsava maneuver Suramadhan, Suramadhan; Khoiriyah, Khoiriyah; Sukraeny, Nury; Armiyati, Yunie
Ners Muda Vol 5, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/nm.v5i1.12158

Abstract

Hemodialisis (HD) adalah pilihan utama dalam perawatan pada pasien penyakit ginjal kronis (PGK). Sejak menjalani HD pasien biasanya mengalami dua kanulasi di fistula mereka dua kali per minggu dan mengalami nyeri jarum setidaknya 192 kali setahun. Nyeri pada pemasangan arteriovena fistula (AVF) merupakan sumber ketidaknyamanan yang dirasakan pasa pasien dalam menjalankan perawatan kesehatan. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui penurunan intensitas nyeri pemasangan arteriovena fistula pada pasien hemodialisis menggunakan teknik  valsava  meneuver. Jenis studi kasus ini adalah analisis deskriptif dengan metode singlecase . Subyek dalam studi kasus ini sebanyak 1 pasien dengan mengukur intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan valsava meneuver pada duakali periode hemodialisis dengan menggunakan instrumen numerical pain rating scale. Nyeri yang dialami subyek studi kasus sebelum tindakan valsava meneuver berada diskala 6 sedangkan nyeri yang dirasakan setelah tindakan valsava meneuver berada diskala 4. Valsava meneuver yang dilakukan dapat menurunkan intensitas nyeri pemasangan AVF pada pasien yang menjalani hemodialisis. Valsava meneuver dapat diterapkan pada pasien yang menjalani hemodialisis sebagai tindakan nonfarmakologis untuk menurunkan intensitas nyeri pemasangan AVF.
Penurunan nyeri saat kanulasi (inlet femure) pasien hemodialisa menggunakan kompres dingin Wahyuni, Sri; Sukraeny, Nury
Ners Muda Vol 4, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/nm.v4i3.11939

Abstract

Hemodialisis adalah pilihan utama pada pasien penyakit ginjal kronis untuk menunjang kehidpan yang membutuhkan akses vaskular atau akses femoral akan menyebabkan timbul rasa nyeri. Nyeri tersebut jika tidak teratasi bisa menyebabkan perubahan hemodinamik pada pada pasien hd seperti tensi naik dan terjadi takikardi. Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengetahui efektifitas kompres dingin untuk menurunkan intensitas nyeri pemasangan inlet akses femoral pada pasien yang menjalani hemodialisa. Jenis studi kasus ini adalah analisis deskriptif. Subjek dalam studi kasus ini sebanyak 3 pasien dengan mengukur intensitas nyeri selama proses hemodialisa dengan dilakukan kompres dingin selama 3 menit setiap jam selama intradialisis dan menggunakan instrument numerical pain rating scale untuk mengukur tingkat nyeri. Nyeri yang dialami pasien setelah dilakukan kompres dingin kepada ketiga pasien tersebut mengalami penurunan tingkat skala nyeri dengan rata rata nilainya 2,3. Kompres dingin dapat diterapkan pada pasien yang menjalani hemodialisa sebagai tindakan nonfarmakologis untuk menurunkan intensitas nyeri pemasangan inlet akses femoral.
Peningkatan fungsi ekstremitas atas pada pasien stroke dengan terapi cermin Rizkiana, Laela; Sukraeny, Nury
Ners Muda Vol 5, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/nm.v5i2.13144

Abstract

Stroke menjadi penyebab utama kecacatan pada orang dewasa. Kelemahan pada satu sisi tubuh merupakan salah satu tanda khas dari penyakit stroke yang dapat membatasi kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (ADL). Salah satu teknik non farmakologi untuk mengatasi kelemahan ekstremitas atas pada pasien post stroke adalah dengan terapi cermin. Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengetahui peningkatan fungsi motorik pada pasien post stroke dengan kelemahan pada ekstremitas atas setelah diberikan terapi cermin. Desain studi kasus ini menggunakan deskriptif dengan pendekatan asuhan keperawatan dan sampel berjumlah 3 pasien, yang didapatkan secara purposive sampling. Pengambilan data menggunakan instrumen Fugl Meyer Assessment Upper Extremity (FMA-UE) yang dilakukan pada hari pertama sebelum terapi dan sesudah terapi pada hari kelima selama ±30 menit. Setelah dilakukan terapi cermin terjadi peningkatan fungsi motorik pada subyek satu 8 poin, subyek dua dan tiga sebesar 9 poin. Pemberian terapi cermin mampu meningkatkan fungsi motorik pada pasien post stroke.