Agus Manggala
Program Studi Teknik Energi, Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PRODUKSI GAS HIDROGEN BERDASARKAN PENGARUH LUAS PENAMPANG TERHADAP KONSENTRASI LARUTAN ELEKTROLIT DAN SUPLAI ARUS DENGAN METODE ELEKTROLISIS Rifat Abdurahman; Rahma Eliza; Agus Manggala; Aisyah Suci Ningsih; Sahrul Effendy A
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Indonesia Vol 1 No 11 (2021): JPTI - November 2021
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jpti.103

Abstract

Pengembangan energi terbarukan menjadi fokus perhatian saat ini penggunaan sumber energi yang ramah lingkungan dan zero emission dengan pemanfaatan air untuk prosess pembuatan hidrogen melalui proses elektrolisis. Hidrogen adalah gas ringan (lebih ringan dari udara), tidak berwarna dan tidak berbau, jika terbakar tidak menunjukkan adanya nyala dan akan menghasilkan panas yang sangat tinggi, sehingga hidrogen mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan sebagai sumber energi alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh luas penampang dan konsentrasi larutan elektrolit dengan variasi suplai arus listrik terhadap produksi gas hidrogen dengan metode elektrolisis. Larutan elektrolit yang digunakan adalah larutan air garam (NaCl) dengan berlandaskan pada kadar salinitas air laut. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan membuktikan bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan elektrolit , semakin besar luas penampang dan semakin tinggi arus yang disuplai maka volume gas yang dihasilkan akan semakin banyak. Hasil yang diperoleh yaitu volume gas H2 tertinggi pada konsentrasi salinitas 35 ppt , elektroda ukuran 0,5 in dan kuat arus 35 ampere sebesar 2,118693 liter gas H2 dalam waktu 120 detik. efisiensi tertinggi didapat pada ukuran elektroda 2,0 in ,salinitas 35 ppt dengan kuat arus 15 ampere nilai yang didapat 99,16% dan daya tertinggi dicapai pada 406 watt pada ukuran elektroda 2,0 in, salinitas 35 ppt pada kuat arus 35 ampere The development of renewable energy is currently the focus of attention on the use of environmentally friendly energy sources and zero emission by utilizing water for the hydrogen production process through the electrolysis process. Hydrogen is a light gas (lighter than air), colorless and odorless, if it burns it does not show a flame and will produce very high heat, so hydrogen has enormous potential to be developed as an alternative energy source. This study aims to analyze the effect of cross-sectional area and concentration of electrolyte solution with variations in the supply of electric current to the production of hydrogen gas by electrolysis method. The electrolyte solution used is a salt water solution (NaCl) based on the salinity of seawater. Based on the research that has been done, it is proven that the higher the concentration of the electrolyte solution, the greater the cross-sectional area and the higher the current supplied, the more gas volume will be produced. The result obtained is the highest H2 gas volume at salinity concentration of 35 ppt, electrode size of 0.5 inchi and current strength of 35 ampere of 2.118693 liters of H2 gas in 120 seconds. the highest efficiency is obtained at the electrode size of 2.0 inchi ,salinity 35 ppt with a current strength of 15 ampere the value obtained 99.16% and the highest power achieved at 406 Watts at the electrode size of 2.0 inchi, salinity 35 ppt at the current strength of 35 ampere
Biopelet dari Eceng Gondok, Sekam, Dedak, Serbuk Gergaji dan Tongkol Jagung Ditinjau dari Komposisi Terhadap Kualitas Biopelet Dedek Karlina; Fhikri Cahaya Fatoni; Fikri Hidayatullah; Erlinawati Akil; Agus Manggala; K.A Ridwan
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Indonesia Vol 2 No 2 (2022): JPTI - Februari 2022
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jpti.135

Abstract

Sebagian besar kebutuhan bahan bakar dipenuhi dari bahan bakar fosil dengan berbagai kegunaan untuk mendukung kegiatan masyarakat. Namun, ketersediaan bahan bakar saat ini semakin berkurang, terutama bahan bakar fosil. Biopellet merupakan bahan bakar biomassa padat dengan kerapatan dan keseragaman ukuran yang lebih baik daripada biomassa. Variabel yang mempengaruhi kesempurnaan pembakaran, ukuran partikel, dan karakteristik material. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bio pellet yang memenuhi standar SNI 8021-2014. Hasil penelitian untuk komposisi campuran eceng gondok, serbuk gergaji, dan tongkol jagung dapat diketahui bahwa kualitas pellet terbaik terdapat pada komposisi campuran eceng gondok 50% : 50% serbuk gergaji dan diameter 8 mm. pellet dengan kadar air 2,41%, kadar abu 2,02 %, zat terbang 63,98%, kadar karbon 31,59%, dan nilai kalor 5148,334 (kal/gr). Untuk campuran sekam padi dan dedak, komposisi 60% sekam padi: dedak 40% dan pellet diameter 9 mm dengan nilai kalor 5517,0128 (cal/gr), kadar air 8,81%, karbon tetap 9,10%, zat mudah menguap 78 0,77%, dan kadar abu 3,32%. Serta untuk komposisi campuran 70% tongkol jagung : hasil torefikasi tongkol jagung 30% dengan diameter pellet 8 mm, nilai kalor 5.271.7799 (cal/gr), kadar air 5,99%, abu kandungan 3,13%, kandungan volatile matter 72,06%, dan kandungan karbon terikat 18,83%. Dimana pellet tersebut telah mencapai Standar Nasional Indonesia 8021-2014.
Teknologi Pervaporasi Menggunakan Membran Poliamida dalam Menghasilkan Etanol Absolut Muhammad Fadhil Fadli; Ahmad Amirullah; Agus Manggala; Zurohaina Zurohaina; Robert Junaidi
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Indonesia Vol 2 No 3 (2022): JPTI - Maret 2022
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jpti.147

Abstract

Etanol merupakan salah satu bahan kimia penting karena memiliki manfaat yang sangat luas antara lain sebagai pelarut, bahan bakar cair, bahan desinfektan, bahan baku industri, dan sebagainya. Dalam pemanfaatannya seringkali dibutuhkan etanol dengan kemurnian tinggi dan untuk memperoleh etanol dengan kemurnian tinggi biasanya digunakan proses distilasi. Namun distilasi hanya mampu menghasilkan etanol dengan kemurnian tidak lebih dari 95,6%. Selanjutnya, pada konsentrasi tersebut akan terbentuk azeotrop sehingga jika didistilasi lebih lanjut tidak akan menghasilkan etanol dengan konsentrasi lebih tinggi lagi. Salah satu alternatif untuk menghasilkan etanol dengan kemurnian lebih dari 95,6% adalah melalui proses teknologi membran yaitu pemisahan secara pervaporasi. Pada penelitian ini membran yang digunakan adalah membran poliamida  dengan variasi teknanan pada sisi permeat. Variasi tekanan sisi permeat yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 Kpa,40 Kpa dan 50 Kpa. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil kadar etanol permeat yang tertinggi ketika tekanan sisi permeat mencapai 40 Kpa, yaitu didapat permeat dengan kemurnian 99,6%.