ABSTRAKMasyarakat Gayo dalam mempertahankan estetika tradisionalnya dengan menggunakan simbol-simbol baik yang visual maupun nonvisual sesuai dengan ajaran agama Islam. Simbol-simbol tersebut mereka temukan dari hasil pengamatan terhadap tanda-tanda yang tersurat dalam kitab suci Al-quran dan hadist nabi serta tanda-tanda yang ada di dalam sekeliling masyarakat Gayo.Sebagai gerakan estetik, agama Islam yang dianut oleh orang-orang suku Gayo memiliki personifikasi simbolik dengan agama-agama lain seperti yang tercatat dalam antropologi budaya. Bahwa watak kosmologis setiap agama dapat memancarkan keadaan rohani yang memungkinkan untuk dipahami secara universal.Penulisan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna pesan simbolik dalam prosesi upacara pernikahan adat Gayo berdasarkan ritual dan adat istiadat Gayo di Kecamatan Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues.Data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini diperoleh melalui penelitian kepustakaan dan lapangan. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara membaca buku teks, penelitian sebelumnya,jurnal, dan bahan-bahan bacaan lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini, sedangkan penelitian lapangan dilakukan dengan cara mewawancarai informan penelitian. Berdasarkan uraian mengenai kajian makna dan estetika tradisionalsuku Gayo pada upacara perkawinan “ngerje” dapat disimpulkan bahwa pesan simbolik dalam prosesi pernikahan adat Gayo Lues yang ditampilkan dalam bentuk benda-benda adat tradisional yaitu Alang-alang, Batil Tembege, Dalung dan Ampang.Diharapkan agar generasi muda suku Gayo agar lebih memahami dan memelihara maksud dari simbol-simbol yang ada dalam adat istiadat Gayo dan untuk pemerintah daerah kabupaten Gayo Lues agar menggali dan memahami lebih jauh makna dari simbol-simbol yang ada dalam adat istiadat Gayo dan membukukannya sebagai suatu dokumentasi.Kata Kunci: Pesan simbolik, Prosesi upacara pernikahan, adat Gayo. ABSTRACTGayo Community maintains their traditional aesthetics by using symbols both visual and nonvisual accordance with the teaching of Islam. Those symbols were found from the observation of the signs that are written in the Al-Qur’an and Hadist of the Prophet as well as the signs that exist in the society around Gayo. As an aesthetic movement, Islam embraced by Gayonese has a symbolic personification with other religions as recorded in the cultural anthropology. The cosmological nature of each religion can emit a spiritual that allows it to be universally understood.The purpose of this study was to find out the meaning of symbolic message in the traditional wedding ceremony procession of Gayo custom based on the rituals and the customs in Blangkejeren, GayoLues district. The data needed in this study was obtained by means of literature and field research. The library research was undertaken by reading textbooks, previous research, journals, and other reading materials related to this study. Meanwhile, the field research was conducted by interviewing informants. Based on the elucidation of the study of meaning and traditional aesthetics of Gayonesecustomsin the marriage ceremony “ngerje” can be concluded that the symbolic message in a wedding procession of GayoLues tradition that shown in the form of traditional custom objects are Alang-alang, Batil Tembege, Dalung and Ampang. It is expected that younger generation of Gayonese can be better understand and maintain the intent of the symbols contained in the customs of Gayo and for local government of GayoLues district, it is expected to explore and can be better understand the meaning of the symbols that have in the customs of Gayo and booked it as a documentation. Keywords: Symbolic message, Wedding Procession, of Gayo customs.