M. Soleh Mauludin
IAIN Kediri

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Manajemen Risiko pada Pembiayaan Musyarakah BRI Syariah M. Soleh Mauludin
WADIAH Vol. 3 No. 1 (2019): Wadiah : Jurnal Perbankan Syariah
Publisher : Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (586.476 KB) | DOI: 10.30762/wadiah.v3i1.3000

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen resiko yang dilakukan oleh Bank BRI Syariah dalam meminimalkan moral hazard nasabah pembiayaan musyarakah. Dengan menggunakan metode kualitatif serta pendekatan studi kasus, penelitian ini menhasilkan kesimpulan bahwa upaya yang dilakukan oleh BRI Syariah Pare dalam meminimalkan moral hazard dalam pembiayaan musyarakah adalah dengan menggunakan proses analisis 5C yaitu character (karakter), capacity (kapasitas), capital (modal), collateral (jaminan), dan condition (kondisi), dan dengan prosedur sebagai berikut ; melakukan survey, pengawasan sebelum pencairan, pengawasan langsung, pengawasan tidak langsung, dan tindakan revitalisasi. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menekan terjadinya moral hazard yang dilakukan oleh nasabah dengan cara memperbaiki kualitas manajemen risiko yang dilakukan oleh bank syariah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen risiko yang diterapkan oleh bank dalam meminimalkan moral hazard tersebut. Upaya yang dilakukan oleh BRI Syariah Pare dalam meminimalkan moral hazard dalam pembiayaan musyarakah adalah dengan menggunakan proses analisis 5C yaitu character (karakter), capacity (kapasitas), capital (modal), collateral (jaminan), dan condition (kondisi). Langkah-langkah yang dilakukan BRI Syariah Pare, meminimalkan moral hazard dalam pembiayaan musyarakah d yaitu dengan cara melakukan survey, pengawasan sebelum pencairan, pengawasan langsung, pengawasan tidak langsung, dan tindakan revitalisasi. Agar dalam kontrak musyarakah dapat meminimalkan moral hazard, maka diterapkan manajemen risiko pembiayaan menjadi perhatian semua pihak mulai dari pemerintah, Bank Indonesia, lembaga keuangan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari dan nasabah sebagai tanggung jawab pribadi untuk saling melindungi. Pada obyek akad dalam melakukan usaha pembiayaan musyārakah, seharusnya usaha dilakukan oleh kedua belah pihak, jadi antara kedua belah pihak bisa mengetahui perkembangan secara langsung karena ikut andil dalam pengelolahannya. Dalam akad pembiayaan musyārakah seharusnya juga dijelaskan bagaimana tata cara perhitungan bagi hasil, agar nasabah dapat memahami standar akad pembiayaan musyārakah secara keseluruhan. Dalam pengukuran risiko sebuah pembiayaan, sebaiknya BRI Syariah Pare melakukan sebuah pengukuran risiko dilaksanakan dengan melakukakan evaluasi secara berkala terhadap usaha nasabah. Dalam pemantauan risiko BRI Syariah Pare,seharusnya melakukan cara pemantauan risiko yang dilakukan dengan cara penyempurnaan proses pelaporan apabila terdapat perubahan kegiatan usaha, produk, transaksi, faktor risiko, teknologi informasi dan sistem informasi manajemen risiko yang bersifat material, agar risiko yang besar tidak terjadi. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti dapat membahas manajemen risiko pada pembiyaan musyārakah secara mendalam mengenai moral hazard dalam laopran keuangan oleh nasabah pembiayaan musyarakah. Dengan demikian praktek moral hazard dapat diminimalkan sehingga nasabah benar- benar melaporkan hasil usahanya dengan jujur. Bila hal ini dapat diterapkan, maka pembagian nisbah keuntungan dapat dilakukan secara fluktuatif berdasarkan keuntungan riil yang diperoleh.
Pengembangan Usaha Berbasis Ramah Lingkungan Berdasarkan Konsep Triple Bottom Line (Studi Kasus Batik Lochantara) Yeni Sintya Wati; Sulistyowati; M. Soleh Mauludin; Sidanatul Janah
Istithmar Vol. 8 No. 1 (2024): Istithmar : Jurnal Studi Ekonomi Syariah
Publisher : Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/istithmar.v8i1.1007

Abstract

Pencemaran lingkungan merupakan permasalahan yang erat hubungannya dengan suatu kegiatan usaha, salah satu masalah pencemaran adalah limbah cair dari kegiatan pembuatan batik. Solusi untuk mengatasi adalah melakukan usaha dengan konsep ramah lingkungan dengan tidak hanya mementingkan keuntungan semata tetapi juga memperhatikan lingkungan alam serta lingkungan masyarakat. Hal tersebut selaras dengan konsep triple bottom line. CV Bumi Pandji Batik Lochatara merupakan usaha yang melakukan pengembangan konsep ramah lingkungan untuk mewujudkan triple bottom line sehingga peneliti tertarik menganalisis lebih dalam. Metode penelitian yang digunakan kualitatif-deskriptif. Hasil penelitian ini pengembangan dengan konsep ramah lingkungan berhasil dalam beberapa aspek triple bottom line yaitu pada profit, penjualan meningkat, tidak kekurangan modal, serta penciptaan lapangan pekerjaan, Aspek people memperhitungkan praktek tenaga kerja, hak asasi manusia, dampak masyarakat serta tanggung jawab produk. sisi planet kualitas udara,air, energi yang digunakan, serta hasil limbah mampu dikelola.