Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Perancangan Rumah Sakit Jiwa (Tema: Arsitektur Perilaku) Zalfa Luqyana; Safwan Safwan; Muhammad Heru Arie Edytia
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 6, No 3 (2022): Volume 6, No.3, Agustus 2022
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.12 KB)

Abstract

Psychiatric Hospital is a  treatment place  for people who experienced mental disorders. Patients will recovery soon if facility in the hospital could fulfill the needs of pattient and the users itself, but there are some hospitals that still lack of the facilities for supporting to cure pattient which is hospital could provide a special room for pattient to increase their creativity so they will have a busy activity to divert their minds. A design for the Psychiatric Hospital prioritizes the suitability of functions, providing a better activity space by referring to the standards design. In additions, the aplication of behavioral architecture into the building aims to build building in accordance with user behavior, especially for patients who experience mental disorders.Psychiatric Hospital Design (Theme: Behaviour Architecture)Rumah Sakit Jiwa merupakan tempat berobat, dan rehabilitasinya orang-orang yang memiliki gangguan kejiwaan  maupun  gangguan  mental.  Pasien  akan segera  membaik apabila fasilitas  di Rumah Sakit memenuhi kebutuhan pasien dan pengguna, namun ada beberapa Rumah Sakit yang masih kekurangan  fasilitas pendukung untuk menyebuhkan pasien yaitu salah satunya menyediakan ruangan khusus untuk meningkatkan kreatifitas pasien agar pasien lebih memiliki kesibukan meningkatkan kreatifitasnya untuk mengalihkan pikirannya. Perancangan Rumah Sakit ini Mengutamakan kesesuaian fungsi, memberikan ruang aktifitas yang lebih baik dengan mengacu pada standar-standar perancangan. Selain itu penerapan arsitektur perilaku dalam bangunan bertujuan untuk membangun bangunan sesuai dengan perilaku pengguna khususnya terhadap pasien yang mengalami gangguan jiwa.
Perancangan Fasilitas Olahraga di Aceh Besar dengan tema kesultanan Aceh Dira Wiyasih; Mirza Mirza; Muhammad Heru Arie Edytia
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 6, No 3 (2022): Volume 6, No.3, Agustus 2022
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.055 KB)

Abstract

Fasilitas Olahraga yang mewadahi cabang olahraga Rugby, Woodball, Panahan dan Tarung Derajat di Pekan Olahraga Nasional (disingkat PON) XXI adalah wajah Aceh sebagai tuan rumah. Pesta olahraga nasional Indonesia yang diadakan setiap empat tahun sekali diikuti oleh seluruh provinsi di Indonesia. Sehingga dibutuhkan suatu identitas Aceh yang akan dikenang oleh pengunjung dari luar daerah. Kesultanan Aceh khususnya pada pemerintahan Sultan Iskandar Muda telah membawa Aceh pada puncak gemilangnya. Hal ini dapat dijadikan sebagai identitas Aceh yang membanggakan dengan diterapkan pada desain fasilitas  olahraga. Bangunan peninggalan pada zaman kesultanan Aceh diteliti untuk mengetahui gaya arsitektur yang digunakan pada masa itu. Ada dua gaya yang muncul dari bangunan peninggalan kesultanan Aceh, yaitu Arsitektur Mughal dan Arsitektur Hindu. Arsitektur Hindu muncul disaat agama Hindu merupakan anutan sebagian masyarakat Aceh sebelum kedatangan Islam. Kemudian Arsitektur Mughal muncul setelah kedatangan Islam. Gaya Arsitektur Mughal, orientasi, letak bangunan, makna dan ideologi adalah hal yang akan diterapkan pada desain rancangan ini.
Perancangan Perpustakaan Umum Banda Aceh dengan Pendekatan Biophilic Design Khairina Saputri; Cut Dewi; Muhammad Heru Arie Edytia
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 6, No 3 (2022): Volume 6, No.3, Agustus 2022
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.537 KB)

Abstract

Banda Aceh merupakan Ibu Kota Provinsi Aceh dan sebagai pusat dari berbagai kegiatan baik pendidikan, pusat informasi dan ilmu pengetahuan, seni, budaya maupun teknologi. Dengan demikian, kehadiran perpustakaan umum menjadi fasilitas yang sangat dibutuhkan untuk menunjang pendidikan di Aceh serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Namun minat baca dan ketertarikan masyarakat untuk datang ke perpustakaan masih tergolong rendah. Untuk menumbuhkembangkan minat baca di tengah masyarakat maka dibutuhkan perpustakaan yang lebih memadai dengan suatu konsep desain dimana dapat meningkatkan keinginan masyarakat untuk datang ke perpustakaan.Konsep pendekatan pada perancangan perpustakaan umum ini menggunakan pendekatan biophilic design. Konsep biophilic design bertujuan dalam menciptakan suatu interaksi positif antara manusia dengan alam serta mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Penerapan biophilic design pada perpustakaan umum mampu meningkatkan kenyamanan dan ketenangan yang lebih di setiap ruangnya. Hal ini tidak terlepas dari peran perpustakaan sebagai tempat membaca buku, belajar, dan mencari informasi. Konsep ini menjadi sangat tepat diterapkan dalam menciptakan ketertarikan bagi masyarakat untuk mengunjungi perpustakaan dan meningkatkan minat baca masyarakat Aceh.
Penilaian Kualitas Estetika pada Rifan Coffee di Kota Sabang Diky Hendrawan; Zulhadi Sahputra; Mirza Mirza; Muhammad Heru Arie Edytia
Jurnal RAUT Vol 11, No 1 (2022): EDISI JANUARI-JUNI 2022
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/raut.v11i1.25043

Abstract

A cafe is a place to eat and drink and also a place to gather that is popular among young people. A cafe's aesthetic quality can affect the number of visitors who come. Rifan Coffee is one of the cafes located in the coastal area and has a beautiful view in Sabang, Aceh. However, the cafe is less attractive and aesthetic when viewed from a design perspective. This presumption encourages the author to examine the aesthetic qualities of the cafe. The method used in this research is descriptive qualitative. The assessment uses a Likert scale. The author himself acts as an observer and giver of values based on theories related to aesthetics. The variables assessed are space-forming elements and space-filling elements, which are floors, walls, ceilings, furniture, and vegetation. The results showed that the aesthetic quality of the cafe has a value of 1 to 3, which means it has a very low to moderate aesthetic quality. Therefore, the authors provide design solutions to be considered in the redesign