Lakon Utamakno
Teknik Pertambangan - Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

OPTIMASI PRODUKSI BELT CONVEYOR UNTUK PENGANGKUTAN BIJIH EMAS DI PT. BUMISUKSESINDO SITE TUJUH BUKIT, KECAMATAN PESANGGARAN, KABUPATEN BANYUWANGI, JAWA TIMUR Lakon Utamakno; Fairus Atika Redanto Putri; Budiarto Budiarto; I Kadek Putra Juliawan
Jurnal Sumberdaya Bumi Berkelanjutan (SEMITAN) Vol 1, No 1 (2019): Prosiding
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/p.semitan.2019.820

Abstract

PT. Bumi Suksesindo merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan emas yang berlokasi di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. PT. Bumi Suksesindo mengoperasikan Ore Processing Plant ( OPP ) untuk pengolahan bijih ore dari mulut pit dengan 2 tahap yaitu crushing dan aglomerasi. PT. Bumi Suksesindo menggunakan belt conveyor untuk mengangkut bijih ore yang telah melalui tahap crushing, aglomerasi dan load out ke truk untuk diangkut menuju Heap Leach Operation ( HLO ). Sasaran produksi belt conveyor yang ditetapkan pada bulan Mei sebesar 139.500 ton atau 4500 ton/hari. Berdasarkan pengamatan dan perhitungan dilapangan terhadap weighter diketahui produksi nyata rata-rata belt conveyor pada bulan Mei hanya 104.267 ton atau 3.363 ton/hari. Maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Menentukan produktivitas nyata dan teoritis dari belt conveyor pada OPP ; 2) Menganalisis efisiensi waktu kerja dari belt conveyor pada OPP ; 3) Menganalisis hambatan yang terjadi terhadap belt conveyor pada OPP ; 4) Merencanakan optimasi produksi dari belt conveyor pada OPP. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif kuantitatif dengan teknik terapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kapasitas teoritis dan aktual pada belt conveyor 6, belt conveyor 7 dan belt feeder 2 diketahui bahwa efektivitas penggunaan pada CV 6 : 43,73 %, CV 7 : 43,73 % dan FDR 2 : 35,6 % sehingga dapat dilakukan penambahan laju umpan untuk dapat tercapainya sasaran produksi ; 2) Waktu kerja efektif per hari 335,65 menit/hari dari waktu kerja tersedia 480 menit/hari ; 3) Adanya waktu kerja terbuang sebesar 2,4 jam/hari yang disebabkan oleh adanya hambatan operation dan maintenance ; 4) Peningkatan produksi dapat dilakukan dengan 2 alternatif yaitu meningkatkan laju pengumpan sebesar 203,6 ton/jam atau menambah waktu kerja sebesar 128,7 menit/hari sehingga sasaran produksi 4500 ton/hari dapat tercapai.  Bumi Suksesindo Ltd is one of companies in gold mining, located at Sumberagung Village, Pesanggaran District, Banyuwangi Regency, East Java Province. This company operates Ore Processing Plant (OPP) to process ore from pit mouth through 2 phases namely crushing and agglomeration. It uses belt conveyor to haul ore which has passed the phases of crushing, agglomeration, and load out to truck which then transported to Heap Leach Operation (HLO). The production target of belt conveyor stated in May was by 139,500 tons or 4500 tons/day. Based on the observation and calculation toward weighter at field, the actual production of belt conveyor in May was averagely only 104,267 tons or 3,363 tons/day. Therefore, this research aimed at: 1) determining the actual and theoretical productivities of belt conveyor on OPP; 2) analyzing work time efficiency of belt conveyor on OPP; 3) analyzing obstacles of belt conveyor on OPP; 4) planning production optimization of belt conveyor on OPP. Qualitative-quantitative descriptive method using applied technique was employed in this research. The result of research demonstrated that: 1) the observation on theoretical and actual capacities of belt conveyor 6, feeder 1, and feeder 2 obtained the usage effectiveness of CV 6 : 43.73 %, CV 7 : 43.73 %, and FDR 2 : 35.6 %, therefore, additional feed rate can be carried out to achieve production target; 2) daily effective work time was 335.65 minutes/day of the available work time 480 minutes/day; 3) wasted wok time was 2.4 hour/day due to operation and maintenance obstacles; 4) production can be improved by 2 alternatives i.e. improving the feed rate by 203.6 tons/hour or giving additional work time by 128.7 minutes/day so as to reach production target by 4500 tons/day.
UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2017 SEBAGAI UPAYA PERLINDUNGAN DAN PENYELAMATAN LINGKUNGAN TERHADAP BAHAYA MERKURI Erry Sumarjono; Lakon Utamakno
Jurnal Sumberdaya Bumi Berkelanjutan (SEMITAN) Vol 1, No 1 (2019): Prosiding
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/p.semitan.2019.848

Abstract

The one of dangerous heavy metal among the others that had negative effect to the environment and human’s health is Mercury. The environmental could be degradation from the quality when Mercury have got in to them and out of to the threshold value limit. Characteristics of Mercury are very dangerous, Mercury have many characteristics : toxic, persistent, bioaccumulation, and it’s could transfer from one place to far away by hydrological cycle. The administrative country boundary, geological and geographical condition could not be an effective factor to prevent the effects of Mercury. The important case that could be getting up the conscious of human is Minamata Disease. Minamata is a village in Kumamoto, Japan which there were many thousands of the victims of Mercury in 1953. P.T. Chisso Corporation, a chemical industry had gotten out the waste contained Mercury to the Minamata Bay that cause disease to the people who lived in Minamata Bay. Minamata Disease is the biggest one of environmental case in Japan, Niigata Minamata Disease was the other case. After the case of Minamata disease, The Disease that caused by Mercury was still occurring in many countries in the world, for example ; Guatemala, Rusia also Indonesia. The effect of Mercury to the environment and human is not a local or regional problem, but it is a global problem that it needed the international action to manage the Mercury. Because of the dangerous characteristic of Mercury, There are no countries could be handle by itself to protect their citizen from the negative effects of Mercury. Countries around the world must have been built cooperation among them to manage all abot Mercury (trade, mining etc) Indonesia is one of countries which sign in The Minamata Convention on Mercury in Kumamoto, Japan in October 10th 2013. Minamata Convention on Mercury is a agreement of many countries in the world to prevent and save the environmental and human health from the negative effects of Mercury. The government of Indonesia had been made the regulation to follow up the agreement, it’s Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2017. This regulation is to legitimate The Minamata Convention on Mercury and it has been the real action to prevent negative effects of Mercury. Merkuri merupakan salah satu logam berat yang sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Merkuri yang terlepas ke dalam lingkungan, melalui proses biogeokimia dapat masuk ke dalam rantai makanan dan membahayakan kesehatan manusia. Sifat-sifat Merkuri yang dapat membahayakan lingkungan menyebabkan keberadaan Merkuri di lingkungan harus dapat dikontrol melalui upaya-upaya nyata. Merkuri bersifat toksik, persisten, bioakumulasi dan dapat berpindah dalam jarak jauh di atmosfer melalui siklus hidrologi, sehingga tidak ada batasan-batasan geografis, geologis maupun administratif yang dapat membatasi pergerakan dan perpindahan Merkuri di lingkungan. Kasus fenomenal yang memicu kesadaran manusia terhadap bahaya keracunan yang disebabkan oleh Merkuri adalah permasalahan penyakit minamata (Minamata Disease) yang menimpa penduduk kota Minamata di Kumamoto, Jepang tahun 1953. Penyakit tersebut disebabkan oleh keracunan Merkuri yang terkandung dalam limbah industri yang dibuang oleh pabrik kimia P.T. Chisso Corporation. Minamata Disease mulai dikenal dan muncul di wilayah lain yaitu Niigata Minamata Disease, kasus-kasus tersebut merupakan dua bencana polusi terbesar di Jepang.Permasalahan-permasalahan keracunan Merkuri terjadi di negara-negara lain misalnya ; Guatemala, Rusia termasuk Indonesia. Permasalahan yang ditimbulkan oleh Merkuri terhadap lingkungan bukanlah suatu permasalahan lokal ataupun regional, Merkuri merupakan permasalahan global yang memerlukan penanganan bersama dengan melakukan kerjasama secara internasional. Sifat-sifat bahaya yang dimiliki oleh Merkuri menyebabkan suatu negara tidak dapat bertindak sendiri untuk melindungi warganegaranya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan oleh Merkuri. Oleh Karena itu, diperlukan kerjasama antarnegara secara global untuk mengatur pengadaan, penggunaan, pengelolaan dan penanganan Merkuri. Pemerintah Indonesia merupakan salah satu negara yang ikut menandatangani Konvensi Minamata Mengenai Merkuri (Minamata Convention on Mercury) tanggal 10 Oktober 2013 di Kumamoto, Jepang. Konvensi Minamata merupakan kesepakatan negara-negara untuk melindungi dan menyelamatkan lingkungan hidup dari bahaya Merkuri. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2017 mengenai Pengesahan Minamata Convention on Mercury (Konvensi Minamata mengenai Merkuri) merupakan wujud peran aktif Pemerintah Indonesia untuk upaya perlindungan dan penyelamatan lingkungan terhadap bahaya Merkuri.