Refdanita Refdanita
Fakultas Farmasi, Institut Sains dan Teknologi Nasional

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Profil Keberhasilan Terapi Pasien TB Paru BTA Positif di Puskesmas Kelurahan Cilangkap Kota Depok Periode Januari 2013 – Desember 2014 Refdanita Refdanita; Desty Kusumawaty
SAINSTECH FARMA Vol 12 No 1 (2019): Sainstech Farma Jurnal Ilmu Kefarmasian
Publisher : FAKULTAS FARMASI, INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.916 KB) | DOI: 10.37277/sfj.v12i1.409

Abstract

Tuberkulosis (TB) salah satu penyakit menular yang dapat mematikan dan menempati urutan terbanyak di dunia. Indonesia juga merupakan negara dengan pasien TB terbanyak ke-5 di dunia. TB paru BTA positif adalah sumber penularan utama, yang dapat menularkan 10-15 orang setiap tahunnya. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengendalikan TB, salah satunya dengan pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan pengobatan pasien TB paru BTA positif di Puskesmas Cilangkap Kota Depok periode Januari 2013-Desember 2014. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode cross sectional dari data populasi pasien TB paru dalam kartu pengobatan yang mendapatkan OAT di Puskesmas Kelurahan Cilangkap Depok periode Januari 2013-Desember 2014. Data dianalisis dengan metode univariant yaitu persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien TB paru BTA positif paling banyak berjenis kelamin laki-laki, yaitu 39 pasien (69,6%) berada pada kelompok usia 25-34 tahun; sebanyak 18 pasien (32,1%), pemeriksaan awal BTA sputum paling banyak adalah BTA 3+; sebanyak 31 pasien (55,4%), tipe pasien paling banyak adalah kasus baru sebanyak 55 pasien (98,2%), kategori pengobatan paling banyak adalah kategori 1 (Rifampisin, INH, Pirazinamid dan Etambutol) sebanyak 55 pasien (98,2%), hasil pemeriksaan BTA sputum akhir pengobatan tahap intensif paling banyak adalah konversi sebanyak 44 pasien (78,6%), hasil pemeriksaan BTA sputum akhir pengobatan tahap lanjutan paling banyak adalah konversi sebanyak 42 pasien (75,0%), lama pengobatan paling banyak selama 6 bulan sebanyak 38 pasien (67,9%), hasil pengobatan paling banyak adalah sembuh sebanyak 42 pasien (75,0%) dan angka keberhasilan pengobatan (succes rate) sebesar 83,9%.
Potensi Interaksi Obat Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan Salah Satu Rumah Sakit di Jakarta Selatan Refdanita Refdanita; Maisarah Maisarah
SAINSTECH FARMA Vol 10 No 1 (2017): Sainstech Farma: Jurnal Ilmu Kefarmasian
Publisher : FAKULTAS FARMASI, INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37277/sfj.v10i1.796

Abstract

Diabetes Melitus tipe 2 merupakan salah satu penyakit metabolik kronik yang memiliki risiko timbulnya berbagai komplikasi. Komplikasi yang muncul dapat meningkatkan jumlah peresepan obat sehingga berpotensi terjadi interaksi obat. Interaksi obat didefinisikan sebagai berubahnya efek suatu obat akibat adanya obat lain, makanan, minuman, termasuk zat-zat kimia yang terdapat dalam lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran potensi interaksi obat pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Marinir Cilandak periode Oktober – Desember 2016. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan data sekunder rekam medik yang kemudian dianalisis kejadian interaksi obat berdasarkan Stockley’s Drug Interaction 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 190 sampel yang dianalisis didapatkan yang berpotensi mengalami interaksi obat sebanyak 68 (36%). Gambaran potensi interaksi obat berdasarkan persentase terbanyak adalah 49 kejadian (51,04%) berdasarkan mekanisme farmakokinetik, berdasarkan tingkat keparahan interaksi adalah tingkat keparahan minor yaitu 52 kejadian (54,17%), dan berdasarkan level signifikansi interaksi adalah level signifikansi 5 yaitu 51 kejadian (53,13 %).
GAMBARAN PENGGUNAAN OAD PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 YANAG MENGIKUTI EDUKASI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FARMAWATI PERIODE JANUARI – JUNI 2013 Refdanita Refdanita; Magdalena Niken; Robiani Robiani
SAINSTECH FARMA Vol 7 No 1 (2014): Sainstech Farma: Jurnal Ilmu Kefarmasian
Publisher : FAKULTAS FARMASI, INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37277/sfj.v7i1.840

Abstract

Diabetes Melitus (DM) adalah suatu gangguan kronis yang khususnya menyangkut metabolisme glukosa di dalam tubuh. Penyebabnya adalah kekurangan hormon insulin yang berfungsi memanfaatkan glukosa sebagai sumber energi dan mensintesis lemak, akibatnya ialah terjadi penumpukan glukosa di dalam darah (hiperglikemia) dan akhirnya disekresikan lewat kemih (glisuria). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Gambaran penggunaan OAD pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 yang telah mengikuti edukasi di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Periode Januari – Juni 2013”. Metode yang digunakan secara survei retrospektif menggunakan data sekunder yaitu data rekam medik sebanyak 100 pasien. Sampel penelitian ini adalah rekam medik pasien DM tipe 2 di RSUP Fatmawati yang telah mengikuti edukasi kelompok minimal mengikuti materi keempat tentang OAD (Obat Anti Diabetik) dan insulin di klinik edukasi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati. Data yang diperoleh diolah dalam bentuk tabulasi, selanjutnya dianalisis dengan perhitungan persentase. Gambaran demografi pasien DM tipe 2 setelah mengikuti edukasi selama periode Januari – Juni 2013 diperoleh hasil paling banyak jenis kelamin peremuan sebesar 68% (68 orang) dengan kelompok usia antara 50-60 tahun sebesar 36% (36 orang). OAD tunggal paling banyak digunakan adalah metformin sebanyak 21% (21 orang), dan OAD kombinasi metformin dan glibenklamid sebesar 22% (22 orang). Edukasi yang paling banyak diikuti sebanyak empat kali pertemuan sebesar 37% (37 orang) dan perubahan kadar gula darah setelah mengikuti edukasi yaitu kadar gula darah puasa sebesar 32%, kadar gula darah 2 jam PP sebesar 24% dan kadar HbA1c sebesar 2%. Kata kunci : Diabetes Melitus tipe 2, Kadar Gula darah, HbA1c
Potensi Interaksi Obat Pasien Diabetes Melitus Tipe-2 dengan Hipertensi di Rumah Sakit “X” Periode 2019 Refdanita Refdanita; Villya Sukmaningsih
SAINSTECH FARMA Vol 14 No 1 (2021): Sainstech Farma: Jurnal Ilmu Kefarmasian
Publisher : FAKULTAS FARMASI, INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37277/sfj.v14i1.937

Abstract

Penggunaan obat kombinasi perlu diperhatikan efek dan interaksi obat yang dapat ditimbulkan dari penggunaan obat tersebut. Penggunaan obat kombinasi biasa terjadi pada pasien yang mempunyai penyakit komplikasi. Salah satu penyakit yang dapat terjadi komplikasi, yaitu penyakit diabetes melitus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi interaksi obat pada pasien diabetes melitus komplikasi hipertensi. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dengan desain cross sectional dan pengambilan data secara retrospektif. Sampel yang digunakan berupa rekam medik pasien diabetes melitus dengan penyakit penyerta hipertensi periode Januari-Desember 2019 di RS “X. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 98 sampel yang dianalisis, pasien perempuan merupakam pasien terbanyak dalam penelitian ini, yaitu sebanyak 55 pasien (57,43%), sementara kelompok usia terbanyak adalah kelompok 56 – 65 tahun sebanyak 45 pasien (45,92%). Pasien yang menerima terapi kombinasi obat antidiabetes oral adalah sebanyak 65 (66,33%) dan secara tunggal sebanyak 33 (33,67), sedangkan pasien yang menerima terapi kombinasi obat antihipertensi sebanyak 49 (50,5%) dan secara tunggal sebanyak 48 (49,48%). Obat yang berpotensi mengalami interaksi obat terbanyak adalah metformin dan amlodipin sebanyak 53 kasus (50,47%). Mekanisme interaksi terbanyak adalah melalui fase farmakodinamik dan berpotensi memberikan efek terbanyak adalah hipoglikemik melalui tingkat keparahan interaksi terbanyak, yaitu tingkat moderat.