Adi Nugroho
Vocational College, Gadjah Mada University

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

POTENSI KALIANDRA (Calliandra calothyrsus) DAN GAMAL (Gliricidia sp.) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA UNTUK PENGEMBANGAN PELET KAYU Ahdiar Fikri Maulana; Singgih Utomo; Puji Lestari; Ridla Arifriana; Norma Aji Candra Dewi; Adi Nugroho; Eko Prasetyo; Rachmadhila F Pramono; Wahyu C Saputro; Dewi Sulistyowati; Denni Susanto
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 20, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/agrifor.v20i1.4924

Abstract

Negara-negara di dunia, khususnya Eropa, Jepang, Korea Selatan dan China, mulai beralih ke penggunaan energi terbarukan yaitu pelet kayu. Indonesia dengan iklim tropis, keanekaragaman jenis tanaman dan ketersediaan lahan untuk pengembangan sumber energi ini, berpeluang menjadi salah satu produsen utama pelet kayu, baik untuk memenuhi permintaan nasional atau internasional. Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki hutan rakyat dan berpeluang untuk dikembangkan sebagai produsen pelet kayu. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi awal tentang jenis tanaman kayu potensial di DI Yogyakarta. Pengambilan data dilakukan dengan studi pustaka dan survey kepada Kelompok Tani Hutan (KTH) di Kabupaten Bantul (22 KTH), Gunungkidul (15 KTH), Kulonprogo (15 KTH) dan Sleman (19 KTH). Cabang dan ranting kering merupakan sumber bahan bakar kayu utama bagi KTH di DI Yogyakarta, tanpa melihat jenis tanamannya. Jenis kaliandra (Calliandra calothyrsus) dan gamal (Gliricidia sp.) sebagai jenis potensial untuk pelet kayu ditanam sebagai sumber hijauan makanan ternak, sumber nektar untuk peternakan lebah madu dan untuk konservasi tanah. Kedua jenis ini ditanam sebagai tanaman tepi di pinggir lahan, diantara tanaman pertanian dan atau tanaman berkayu, bukan sebagai tanaman utama. Jumlah yang ditanam sangat variatif berkisar antara 0 - 2000 pohon kaliandra/ha dan 0 - 3000 pohon gamal/ha. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa jenis potensial untuk produksi pelet kayu, kaliandra dan gamal sudah ditanam di 4 kabupaten tersebut. Namun penanaman kedua jenis tersebut perlu dikembangkan agar dapat mendukung produksi pelet kayu.
Clustering Residents’ Intention to Engage in Water Conservation Initiative: Evidence from the Upstream of West Java, Indonesia Prasetyo Nugroho; Apriliyanti Dwi Rahayu; Rany Juliani; Indarto Indarto; Alfian Dwi Cahyo; Nida Ankhoviyya; Edwin Gumilar; Denni Susanto; Adi Nugroho
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 19, No 2 (2021): Agustus 2021
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.19.2.347-353

Abstract

Kawasan hulu daerah aliran sungai telah lama dianggap memainkan peran strategis dalam konservasi air pada lanskap yang kompleks dan dinamis. Sementara banyak studi telah meneliti pentingnya upaya konservasi air, studi yang berfokus pada pengelompokan niat penduduk untuk terlibat dalam inisiatif konservasi air di hulu daerah aliran sungai masih belum banyak dipelajari. Untuk memahami bagaimana warga mengelompok, kami mengklasifikasikan warga di dua desa (Cibeusi dan Sanca) berdasarkan pendapat mereka yang khas terhadap variabel Theory of Planned Behavior (TPB), yaitu sikap, norma subjektif, kontrol perilaku yang dipersepsikan, niat perilaku, dan perilaku terhadap inisiatif konservasi air. Secara total, 200 kuesioner yang dapat digunakan dalam analisis telah diambil. Hasil penelitian menemukan bahwa warga dapat dikelompokkan menjadi dua kluster yaitu “pendukung konservasi air” dan “pendukung pasif”. Pendukung konservasi air dicirikan dengan kesepakatan yang tinggi pada semua variabel TPB, sedangkan pendukung pasif adalah sebaliknya. Temuan ini menegaskan bahwa persepsi masyarakat tidak homogen, tetapi merupakan kelompok individu yang memiliki pemikiran berbeda. Lebih lanjut, studi saat ini berimplikasi bahwa pengelola sumber daya air harus menyadari fakta bahwa masyarakat dapat dikelompokkan ke dalam kelompok yang berbeda berdasar pendapat dan kepentingannya masing-masing. Rancangan kebijakan, strategi, dan intervensi yang efektif harus dirancang sesuai dengan kelompok yang berbeda tersebut. ABSTRACTUpstream areas have long been considered to play strategic roles in the water conservation of complex and dynamic landscapes. While earlier studies have examined the importance of water conservation efforts, studies that focused on clustering residents’ intention to engage in water conservation initiatives in the upstream areas remain understudied. To understand how residents are clustered, we classify residents in two villages (Cibeusi and Sanca) based on their distinctive opinions of the Theory of Planned Behavior (TPB) variables, i.e., attitudes, subjective norms, perceived behavioral control, behavioral intention, and behavior toward water conservation initiatives. In total, 200 usable questionnaires were retrieved. The study finds that residents are clustered into two clusters named water conservation supporters and passive supporters. Water conservation supporters are characterized by high agreement on all the TPB variables, while passive supporters are the opposite. These findings confirm that communities are not homogenous but constitute a distinctive group of like-minded individuals. Furthermore, the current study implies that water resource managers should be aware of the fact that residents are clustered into distinct groups with their own opinions and interests. The design of effective policies, strategies, and interventions must be arranged according to those different groups.
Kepuasan Dan Persepsi Wisatawan Terhadap Keberlanjutan Taman Nasional Gunung Ciremai Adi Nugroho; Denni Susanto; Prasetyo Nugroho
Journal of Forest Science Avicennia Vol. 5 No. 1 (2022): FEBRUARI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/avicennia.v5i1.19996

Abstract

Kawasan konservasi dirancang untuk melestarikan alam berikut keanekaragaman hayati dan proses ekosistem yang mendukungnya serta untuk menjadi wahana pendidikan lingkungan. Guna mencapai tujuan tersebut program wisata alam dibuka di berbagai kawasan konservasi, termasuk di Taman Nasional Gunung Ciremai. Selain dapat menambah pendapatan, program wisata alam di TNGC juga dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal dan wisatawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepuasan dan persepsi wisatawan terhadap keberlanjutan Taman Nasional Gunung Ciremai. Penelitian dilakukan dengan melakukan survey online dengan menggunakan google form. Desain kuisioner dirancang untuk mengetahui 3 (tiga) variable, yakni sosial demografi, kepuasan dan persepsi terhadap keberlanjutan Taman Nasional Gunung Ciremai. Variabel kepuasan dan persepsi diukur dengan skala likert dengan rentang 1-5. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan uji korelasi spearman. Hasil penelelitian menunjukkan adanya hubungan positif dan searah (rs=0,816) antara kepuasan wisatawan dengan persepsi keberlanjutan TNGC. Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar bagi pengelola kawasan untuk mengembangkan rencana pengelolaan terkait dengan penguatan aspek keberlanjutan guna meningkatkan kepuasan wisatawan.