Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pemberdayaan Perempuan Melalui Abon Kerang Dalam Mewujudkan Sdgs Di Era Digital Pada Komunitas Omak Kito Di Desa Bagan Asahan Baru Rosramadhana Rosramadhana; Sudirman Sudirman; Erlin Nainggolan; Siti Wardani Nur Azmi; Magdalena NW Manalu; Zulia Ningsih
E-Coops-Day Vol. 3 No. 1 (2022): E-Coops-Day : Jurnal Ilmiah Abdimas
Publisher : LPPM Universitas Koperasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.392 KB) | DOI: 10.32670/ecoopsday.v3i1.1421 for articles

Abstract

Kerang merupakan jenis hewan yang memiliki cangkang yang memiliki daging tersembunyi dibalik sepasang cangkang tersebut (interverbrate moluska). Kerang merupakan bahan pangan yang bersumber dari perairan Indonesia yang tentunya memiliki aneka macam zat gizi yang berguna bagi tubuh. Namun, tidak sedikit masyarakat sekitar pesisir pantai yang mengetahui sekian banyak gizi yang terkandung dalamnya dan tidak mengetahui cara mengelola kerang tersebut jadi produk yang menarik. Salah satunya ialah Komunitas Omak Kito yang terdiri dari para perempuan yang merupakan istri dan anak nelayan di desa Bagan Asahan Baru. Metode pelaksanaan yang kami lakukan dalam pemberdayaan perempuan nelayan mengenai pembuatan abon kerang terdiri dari 3 tahapan, yaitu penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan IPTEK. Tim PKM-PM berusaha melakukan kegiatan tersebut secara luring, namun karena situasi yang tidak memungkinkan. Tim PKM-PM melakukan kegiatan tersebut secara blended. Tujuan pengabdian ini yaitu untuk mewujudkan SDGs masyarakat desa Bagan Asahan Baru khususnya pada poin “Mencapai Kesetaraan Gender dan Upaya Memberdayakan Seluruh Perempuan dan Anak Perempuan”. Selain itu, diharapkan setelah kegiatan ini, dapat mendukung pertumbuhan perekonomian masyarakat desa Bagan Asahan Baru yang inklusif dan berkelanjutan, seperti tujuan SDGs yang ke-8. Potensi yang dihasilkan dari pembuatan abon kerang didukung dengan lokasi desa Bagan Asahan Baru yang dekat dengan objek wisata yaitu Pantai Panton. Jadi dengan melihat potensi daerah wisata yang ada, maka produk abon kerang dari masyarakat desa Bagan Asahan Baru ini dapat menjadi buah tangan dari Pantai Panton tersebut dan menjadikannya sebagai camilan khas daerah tersebut.
Hyperrealitas Tradisi Lisan Dalam Pencegahan Penyimpangan Sosial Dikawasan Wisata Danau Lau Kawar Kabupaten Karo Dedi Andriansyah; Siti wardani Nur Azmi; Elvirida Lady Angel Purba; Fadinda Aisyah; Yola Claudia
Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS) Vol 6, No 2 (2023): Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS), November
Publisher : Mahesa Research Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34007/jehss.v6i2.1931

Abstract

This research aims to explore the telling of the story of the Legend of Nini  Kawar at the Lake Lau Kawar tourist attraction, explore the local community's strategy in bringing the existence of the Nini  Kawar story to tourists in an analysis of Jean Baudrillard's hyperreality in the Lake Lau Kawar tourist area and explore the implications of telling the story of Nini  Kawar in preventing deviations. social activities carried out by tourists in the Lake Lau Kawar tourist area, Karo Regency. This research uses an embedded mixed-method design that combines qualitative and quantitative data searches. The data sources in this research are the results of participant observation, ethnographic interviews, and distribution of questionnaires. The data analysis techniques used are ethnographic interview analysis, domain analysis, and component analysis which will be assisted by the atlas. ti application. Meanwhile, the questionnaire on the third problem formulation data will be measured using percentage analysis and assisted with the SPSS application. This research was conducted in Kuta Gugung, Naman Teran District, Karo Regency, North Sumatra. The results of this research found that Nini  Kawar or Nini  Karo is a figure believed by people in the Lau Kawar Lake tourist area to be the guardian of Lau Kawar Lake. The legend of Nini  Kawar is still kept alive in the Lau Kawar Lake area. The aim of reviving Lake Lau Kawar is to socially control the behavior of the community and tourists who visit the Lake Lau Kawar area. This can be seen from the existence of prohibitions or taboos that visitors must obey. These prohibitions and taboos must be obeyed by the local community and visitors who come to the area to avoid the plague of Nini  Kawar