Zustantria Agustin Minggawati
Poltekes TNI AU Ciumbuleuit Bandung

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Comparison of Four-Level Modification Triage with Five Level Emergency Severity Index (ESI) Triage Based on Level of Accuracy and Time Triase Zustantria Agustin Minggawati; Achmad Faried; Ayu Prawesti Priambodo
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 8 No. 1 (2020): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkp.v8i1.1198

Abstract

The triage system currently recommended by the Association of Emergency Physicians (ACEP) and Emergency Nurses Association (ENA) is a five levels triage, Emergency Severity Index (ESI) due to more structured, concise, and clear. Cibabat Hospital used a relatively new triage of four modified levels of the Australian Triage Scale (ATS) which accuracy and time triage have not been evaluated. The purpose of this study was to compare the four level triage of modification of ATS and five levels of ESI triage based on accuracy and time triage. The researcher used a quantitative quasi-experimental design with samples of triage activities totaling 38 in the control group and 38 intervention groups, using accidental sampling techniques. Univariate analysis consisted of frequency distribution for nurse characteristics, time triage and accuracy, bivariate analysis used the Mann-Whitney test. The results showed there were no differences, triage modification of ATS with ESI triage in accuracy (p-0.488), and length of triage (p-0.488) ESI triage accuracy was in the expected triage category (76.3%), under triage (13.2%), and over triage (10.5%). Triage modified ATS, expected triage (73.7%), under triage (18.4%), and over triage (7.9%). ESI triage has more expected and less under triage than ATS modification triage. Under triage caused prolong waiting times, unexpected risks, increases morbidity and mortality. Based on the length of time, ESI triage averaged 167 seconds, triage modification of ATS an average of 183 seconds. ESI flowchrat is easier to understand because is simple, has slight indicators in each category. Conclusion of this study is there is no significant difference in the level of accuracy and duration of triage. However, based on data distribution, ESI triage gives more expected triage decisions, less under triage and 16 seconds faster. Suggestions given to the Cibabat Hospital, can use ESI triage as an alternative triage assessment option because easy to use, structured, simple, and clear.
Pengetahuan Penderita Gout Arthritis Tentang Penyakit Gout Arthritis Di Puskesmas Pasirlayung Kota Bandung Zustantria Agustin Minggawati; Siti Nurul Fauziah; Eli Rusmita
Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika) Vol 5 No 1 (2019): Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika)
Publisher : Politeknik Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.526 KB) | DOI: 10.58550/jka.v5i1.23

Abstract

Angka kejadian gout arthritis Selama tahun 2018 di Puskesmas Pasirlayung sebanyak 456 Penderita dan menempati peringkat 13 dari 20 penyakit terbanyak selama tahun 2018 dan terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui tentang pengetahuan penderita gout arthritis mengenai penyakitnya. Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap objek. Penyakit gout arthritis adalah kondisi yang dapat menyebabkan gejala nyeri yang tidak tertahankan, pembengkakan, dan rasa panas pada persendian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan jumlah populasi sebanyak 38 responden dan menggunakan sampel jenuh. Kuesioner terdiri dari 30 pertanyaan, uji validitas terhadap 20 responden dengan rentang nilai valid 0,679-0,938 dan nilai reliabilitas 0,977. Hasil dari penelitian menyatakan bahwa sub variabel definisi kategori cukup 57,9%, penyebab dengan kategori cukup 65,7%, tanda dan gejala kategori kurang 58%, pencegahan kategori cukup 57,9 %, dan penanganan kategori baik 44,7%. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa 57,9% berpengetahuan cukup. Saran bagi pihak Puskesmas Pasirlayung Kota Bandung agar memberikan penyuluhan kepada penderita gout arthritis minimal satu bulan sekali.
Perbandingan Metode Triase Modifikasi Empat Tingkat Dengan Triase Lima Tingkat Emergency Severity Index (ESI) Berdasarkan Tingkat Akurasi di RSUD Cibabat Zustantria Agustin Minggawati; Achmad Faried; Ayu Prawesti Priambodo
Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika) Vol 4 No 2 (2018): Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika)
Publisher : Politeknik Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.582 KB) | DOI: 10.58550/jka.v4i2.61

Abstract

Keputusan triase harus tepat, akurat dan cepat karena akan mengancam keselamatan pasien. Sistem triase saat ini berbeda-beda. Sistem triase yang dianjurkan yaitu triase lima tingkat Emergency Severity Index (ESI) yang lebih akurat, mudah dipahami, mudah diaplikasi, mengurangi subjektifitas, dan sederhana dalam penggunaanya. RSUD Cibabat menggunakan triase empat tingkat modifikasi ATS yang belum dievaluasi tingkat keakuratannya. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui perbandingan metode triase empat tingkat modifikasi ATS dan metode triase lima tingkat ESI berdasarkan tingkat akurasi. Triase merupakan pemilahan, pengelompokkan pasien berdasarkan tingkat kegawatannya. Design penelitian yaitu cross over quasi eksperimental dengan 38 kegiatan triase baik kelompok kontrol dan kelompok intervensi dan 15 perawat yang melakukannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa triase ESI kategori expected triage 76,3%, under triase 13,2%, over triage 10,5%. Pada triase empat tingkat modifikasi ATS, expected triage 73,7 %, under triase 18,4%, over triage 7,9%. Hasil uji statistik, triase empat tingkat modifikasi ATS dengan triase lima tingkat ESI tidak terdapat perbedaan tingkat akurasi yang signifikan dengan nilai p-0,488. Namun jika ditelaah lebih lanjut ESI lebih akurat dalam memberikan keputusan expected triage. Adapun saran diberikan kepada RSUD Cibabat, dapat menggunakan triase ESI sebagai alternatif pilihan pengkajian triase karena akurat, sederhana, mudah digunakan. Kata Kunci : , ,
Pengetahuan Masyarakat Tentang Kesiapsiagaan Bencana Tanah Longsor Di Desa Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Zustantria Agustina Minggawati; Gatot Ardi Prasetyo Supriyono; Halimatusyadiah Halimatusyadiah
Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika) Vol 3 No 1 (2017): Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika)
Publisher : Politeknik Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.243 KB) | DOI: 10.58550/jka.v3i1.79

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh angka kejadian menunjukkan bahwa bencana tanah longsor setiap tahunnya mengalami peningkatan di Desa Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Masyarakat tentang Kesiapsiagaan Bencana Tanah Longsor di Kampung Karamat RT 07 RW 06 di Desa Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekadar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam dan sebagainya. Kesiapsiagaan adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana melalui pembangunan fisik maupun peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Bencana tanah longsor adalah bencana yang diakibatkan oleh rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam berupa tanah longsor. Jenis penelitian adalah Deskriptif dengan populasi 55 responden menggunakan teknik Sampel Jenuh. Instrumen yang digunakan 25 kuesioner. Uji validitas dengan nilai r hitung 0,409-0,927 dan reliabilitas nilai Cronbach Alpha 0,922. Hasil penelitian diperoleh secara umum masyarakat kategori cukup (55%). Prabencana tanah longsor kategori baik (35%). Saat bencana Tanah Longsor kategori cukup (38%). Saran bagi Kepala Desa melakukan pelatihan Kesiapsiagaan Bencana Tanah Longsor secara berkesinambungan.
Pengetahuan Polisi Tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) di Polres Ciamis Sussanty Cahyaning; Septiyanti Dwi Cahyani; Zustantria Agustina Minggawati
Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika) Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika)
Publisher : Politeknik Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.089 KB) | DOI: 10.58550/jka.v5i2.90

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh data dari WHO sekitar 1,3 juta orang meninggal setiap tahun akibat kecelakaan lalu lintas termasuk di Indonesia. Polisi berhubungan langsung dengan korban kecelakaan. Data di Polres Ciamis tahun 2018 tercatat sebanyak 322 kasus kecelakaan lalu lintas dengan korban meninggal sebanyak 178 jiwa. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran pengetahuan polisi tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) di Polres Ciamis. Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what”. Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mempertahankan kehidupan pada saat penderita mengalami keadaan yang mengancam nyawa. Metode penelitian deskriptif, populasi 336 orang dan sampel 77 orang, menggunakan teknik Quota Sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner berjumlah 25 dengan tingkat kemaknaan 1% nilai valid > 0,505 dengan hasil uji validitas (0,859 – 0,531) dan hasil reliabilitas 0,945. Hasil penelitian secara umum mayoritas berpengetahuan kurang sebesar 44%, sub variabel pengertian Bantuan Hidup Dasar (BHD) cukup sebesar 51 %, tujuan Bantuan Hidup Dasar (BHD) termasuk kurang sebesar 34 %, langkah-langkah Bantuan Hidup Dasar (BHD) kurang sebesar 28 %. Saran bagi Polres Ciamis diharapkan dapat menyelenggarakan pelatihan BHD lanjutan. Saran bagi peneliti selanjutnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi polisi dalam pemberian Bantuan Hidup Dasar (BHD).
Comparison of Four-Level Modification Triage with Five Level Emergency Severity Index (ESI) Triage Based on Level of Accuracy and Time Triase Zustantria Agustin Minggawati; Achmad Faried; Ayu Prawesti Priambodo
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 8 No. 1 (2020): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkp.v8i1.1198

Abstract

The triage system currently recommended by the Association of Emergency Physicians (ACEP) and Emergency Nurses Association (ENA) is a five levels triage, Emergency Severity Index (ESI) due to more structured, concise, and clear. Cibabat Hospital used a relatively new triage of four modified levels of the Australian Triage Scale (ATS) which accuracy and time triage have not been evaluated. The purpose of this study was to compare the four level triage of modification of ATS and five levels of ESI triage based on accuracy and time triage. The researcher used a quantitative quasi-experimental design with samples of triage activities totaling 38 in the control group and 38 intervention groups, using accidental sampling techniques. Univariate analysis consisted of frequency distribution for nurse characteristics, time triage and accuracy, bivariate analysis used the Mann-Whitney test. The results showed there were no differences, triage modification of ATS with ESI triage in accuracy (p-0.488), and length of triage (p-0.488) ESI triage accuracy was in the expected triage category (76.3%), under triage (13.2%), and over triage (10.5%). Triage modified ATS, expected triage (73.7%), under triage (18.4%), and over triage (7.9%). ESI triage has more expected and less under triage than ATS modification triage. Under triage caused prolong waiting times, unexpected risks, increases morbidity and mortality. Based on the length of time, ESI triage averaged 167 seconds, triage modification of ATS an average of 183 seconds. ESI flowchrat is easier to understand because is simple, has slight indicators in each category. Conclusion of this study is there is no significant difference in the level of accuracy and duration of triage. However, based on data distribution, ESI triage gives more expected triage decisions, less under triage and 16 seconds faster. Suggestions given to the Cibabat Hospital, can use ESI triage as an alternative triage assessment option because easy to use, structured, simple, and clear.