Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PERBANDINGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DAN DI RUMAH DI MADRASAH ALIYAH PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KEPUNG KEDIRI: Comparison Anemia In Adolescent Girls Who Stay At Pondok Pesantren And At Home In Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Darussalam Kepung Kediri Eka Sri Purwandari
Jurnal Ilmiah Kebidanan (Scientific Journal of Midwifery) Vol. 4 No. 2 (2018): JIKeb | September 2018
Publisher : LPPM - STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.215 KB) | DOI: 10.33023/jikeb.v4i2.191

Abstract

Anemia remaja masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Kasus ini lebih banyak ditemukan pada remaja putri. Menstruasi yang dialami setiap bulan menjadi penyebab utama. Selain itu, perhatian berlebih terhadap penampilan fisik menjadi penyebab membatasi makan yang berujung pada berkurangnya nutrisi dan berdampak pada terjadianya anemia defisiensi gizi. Jauh dari orang tua dapat menyebabkan konsumsi makanan bergizi terbatas karena kurangnya kontrol maupun kemampuan dalam penyediaannya.Desain penelitian analitik menggunakan pendekatan potong lintang. Variabel bebas yaitu tempat tinggal remaja dan variabel terikat yaitu kejadian anemia. Populasi adalah remaja putri di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Darussalam Kepung Kediri dengan kriteria tidak dalam masa menstruasi dan tidak sakit saat penelitian yang ditentukan dengan tehnik simple random sampling dengan sampel sebanyak 105 responden. Waktu penelitian bulan Nopember 2016. Data tempat tinggal diperoleh dari wawancara dan kejadian anemia diukur dengan cyanmethaemoglobin. Analisa data menggunakan editing, coding, scoring dan tabulating. Uji statistik menggunakan chi square dengan bantuan SPSS versi 22. Hasil penelitian menunjukkan ? value sebesar 0,029 < 0,05 yang berarti ada perbedaan kejadian anemia remaja putri antara yang tinggal di pondok dan di rumah. Remaja putri yang tinggal di pondok lebih banyak yang mengalami anemia disebabkan karena pada kurangnya pengetahuan, kurang kontrol dari orang tua dan kurangnya kemampuan atas ketersediaan makanan sehat. Kata Kunci: Anemia, Remaja, Pondok Pesantren
EFEK PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA JANGKA PANJANG TERHADAP TINGKAT KEPADATAN TULANG: The Effect Of Long-Term Contraception Of Contraception Against Bone Density Levels Anis Setyowati; Wahyu Nuraisya; Eka Sri Purwandari
Jurnal Ilmiah Kebidanan (Scientific Journal of Midwifery) Vol. 4 No. 2 (2018): JIKeb | September 2018
Publisher : LPPM - STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.994 KB) | DOI: 10.33023/jikeb.v4i2.194

Abstract

Akseptor KB Suntik DMPA Di Indonesia Sangat Banyak. Hal ini dibuktikan dari data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa timur tahun 2015 bahwa akseptor KB Sejumlah 57,19%. Tingginya jumlah Akseptor ini dilatarbelakangi berbagai alasan diantaranya harga yang ekonomis. Jika ditinjau dari dampak yang ditimbulkan, maka kontrasepsi suntik memberikan berbagai dampak yang mengganggu kesehatan reproduksi, terutama jika digunakan dalam jangka waktu yang lama. Salah satu efek yang dapat ditimbulkan yaitu penurunan tingkat kepadatan tulang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek penggunaan KB Suntik DMPA terhadap tingkap Kepadatan Tulang di Kecamatan Pare. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik dengan pendekatan cross sectional. Variabel independen dalam penelitian ini adalah efek pemakaian kontrasepsi suntik DMPA jangka Panjang, Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat kepadatan tulang. Populasi target yaitu semua akseptor KB Suntik sedangkan populasi terjangkau penelitian ini yaitu di semua akseptor KB Suntik di Puskesmas Kecamatan Pare tahun 2017. Sampel yang digunakan sebagian akseptor KB suntik di Puskesmas Kecamatan Pare tahun 2017 sejumlah 164. Tehnik probability samplingyaitu menggunakan tehnik pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling). Analisa data dengan chi Square. Hasil penelitian menunjukkan adanya efek penggunaan kontrasepsi suntik DMPA terhadap kepadatan tulang sebesar72,1% responden mengalami osteopenia. Uji chi square pada efek dari lama penggunaan kontrasepsi suntik DMPA < 3 tahun dan ? 3 tahun terhadap kepadatan tulang dengan confidence interval 95% menunjukkan nilai chi square 0,222 sebesar dan ? value sebesar 0,637 yang berarti tidak adanya hubungan antara lama penggunaan kontrasepsi DMPA terhadap kepadatan tulang. Hal ini menunjukkan tidak adanya perbedaan antara lama penggunaan kontrasepsi suntik DMPA < 3 tahun dan ? 3 tahun dengan kejadian osteopenia. Kata Kunci: KB Suntik DMPA, Tingkat Kepadatan Tulang
Pendampingan Ibu Postpartum Multipara dalam Penurunan Keluhan Afterpain di Kabupaten Kediri Reni Yuli Astutik; Eka Sri Purwandari
JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 1 No 3 (2022): Juli
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (693.261 KB) | DOI: 10.26714/jipmi.v1i3.29

Abstract

Latar belakang: Afterpain masa postpartum multipara terjadi akibat adanya peningkatan sensitivitas pada sistem saraf pusat yang digambarkan seperti kram, tarikan yang kuat atau bahkan seperti ditusuk benda tajam atau tumpul. Ibu postpartum memerlukan pengetahuan dan ketrampilan dalam menurunkan keluhan afterpain sehingga diperlukan keterlibatan dosen kebidanan untuk mengaplikasikan ilmu yang dimiliki dalam bentuk pendampingan pada ibu postpartum. Tujuan: Tujuan pendampingan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu postpartum multipara dalam mengatasi keluhan afterpain dengan menggunakan kompres hangat. Metode: Pendampingan dilakukan kepada 22 ibu postpartum multipara pada hari ke 3-10. Tim pengabdi melakukan kunjungan rumah pada hari ketiga masa postpartum dan hari kesepuluh masa postpartum. Pada hari ketiga, ibu postpartum diberikan informasi dan konseling terkait pengertian, penyebab dan cara mengatasi afterpain menggunakan kompres hangat. Pada hari keempat sampai kesembilan postpartum, tim pengabdi menanyakan tingkat nyeri menggunakan WhatsApp. Pada hari kesepuluh tim pengabdi melakukan kunjungan rumah untuk mengetahui penurunan tingkat nyeri. Hasil: Hasil pendampingan didapatkan sejumlah 88% peserta memiliki pengetahuan baik, 100% dapat mempraktekkan penggunaan kompres hangat dengan baik, sejumlah 63,6% peserta mengalami tingkat nyeri ringan dan sejumlah 36,4% peserta tidak mengalami nyeri. Kesimpulan: Terapi komplementer berupa kompres hangat dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengatasi keluhan afterpain yang dialami oleh ibu postpartum multipara. Kata kunci: pendampingan, postpartum multipara, afterpain, kompres hangat _____________________________________________________________________________________________ Abstract Background: Multiparous postpartum afterpain occurs due to increased sensitivity in the central nervous system, which is described as cramping, strong pulling or even being stabbed by a sharp or blunt object. Postpartum mothers need knowledge and skills in reducing afterpain complaints so the involvement of midwifery lecturers is needed to apply their knowledge in the form of mentoring for postpartum. Objective: The purpose of this assistance is to increase the knowledge and skills of multiparous postpartum in overcoming afterpain complaints by using warm compresses. Methods: Assistance was provided to 22 multiparous postpartum mothers on days 3-10. The service team made home visits on the third day of the postpartum period and the tenth day of the postpartum period. On the third day, postpartum were given information and counseling related to the understanding, causes, and ways to deal with afterpain using warm compresses. From the fourth to the ninth postpartum day, the service team used WhatsApp to inquire about the level of pain. On the tenth day, the service team made a home visit to check on the reduction in pain levels. Results: The results of the mentoring showed that 88% of participants had good knowledge, 100% could practice using warm compresses well, 63.6% of participants experienced mild pain, and 36.4% of participants did not experience pain. Conclusion: Complementary therapy in the form of warm compresses can be an alternative to overcome the afterpain complaints experienced by multiparous postpartum mothers. Keywords: mentoring, postpartum multiparous, afterpain, warm compress
Promosi Kesehatan tentang Tumbuh Kembang Balita di Taman Posyandu Jeruk Desa Darungan Kecamatan Pare wahyu wijayati; Eka Sri Purwandari
Prosiding SPIKesNas : Seminar Publikasi Ilmiah Kesehatan Nasional Vol. 1 No. 01 (2022): SPIKesNas - Agustus 2022
Publisher : STIKES dan AKZI Karya Husada Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Toddler period as a golden period, window of opportunity, critical period which lasts very short and is sensitive and cannot be repeated again in the first five years of life, needs attention so that toddler growth and development can take place optimally. One of the health promotion efforts related to optimizing the growth and development of toddlers can be through health education about the growth and development of toddlers, among others, to mothers of toddlers at the Jeruk Posyandu Park, Darungan Village, Pare District, Kediri Regency, East Java Province; face-to-face, to provide health education to mothers of toddlers, namely about: definition of growth and development, growth and development period, growth and development factors, growth and development stages. Auxiliary media used in health education are laptops, LCDs, and leaflets. The timing of the implementation of health promotion activities regarding the growth and development of children under five at the Jeruk Posyandu Park, Darungan Village, Pare District, Kediri Regency, East Java Province, from March 12 to April 12 2022 with 24 mothers under five participating. The results of the activity evaluation showed an increase in the knowledge of mothers of children under five before and after the provision of health education and all mothers of children under five were very enthusiastic about participating in health education as indicated by the activity of all mothers of children under five in the question and answer session; so that it can be said that health promotion activities through health education about the growth and development of toddlers can be effective in increasing the knowledge of mothers of toddlers at the Jeruk Posyandu Park, Darungan Village, Pare District, Kediri Regency, East Java Province.
Manajemen Kebidanan Pada Ny. J Dengan Abortus Inkomplit Eka Sri Purwandari; Alfina Indah Susanti
Prosiding SPIKesNas : Seminar Publikasi Ilmiah Kesehatan Nasional Vol. 2 No. 3 (2023): SPIKesNas - Juli 2023
Publisher : STIKES dan AKZI Karya Husada Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Incomplete abortion is one of the contributors to abortion cases that occur in mothers. Inappropriate management can worsen the mother's condition and can even cause death. The purpose of this study was to provide midwifery care for pregnant women with incomplete abortions through a comprehensive Varney midwifery care management mindset approach. The method used is a case study to explore the problem. The research subject is Mrs. J 20 years old G1P0A0 12 weeks gestation which was carried out in May 2022, in the delivery room of Amelia Hospital. Data collection techniques include primary data including physical examination, interviews, observation and secondary data, including documentation studies and literature studies. Data analysis was carried out by creating narratives from the results of interviews and examinations using Varney's 7 steps. From the case study conducted on Mrs. J The diagnosis of incomplete abortion was made based on the history and physical examination. Mrs. J came with the main complaint of bleeding from the birth canal since three days ago, on May 15, 2022, to be precise. Consciousness composmentis, blood pressure 90/60 mmHg, pain, vaginal discharge of blood, examination in the fingertips felt tissue. Ultrasound examination with impression of residual tissue. This patient was treated in the form of curettage. At two hours post curettage the mother's condition was getting better and no obstacles were found during the implementation of the action. Patients are observed and given care according to the authority of midwives at the hospital which prioritizes collaborative and independent care. Appropriate management in accordance with the conditions and needs of the mother supports the improvement of the physical and psychological condition of the mother in dealing with her case