Fatmawaty Mallapiang
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Gambaran Faktor Pekerjaan dengan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Pengrajin Batu Tatakan di Desa Lempang Kec. Tanete Riaja Kabupaten Barru Tahun 2015 Fatmawaty Mallapiang; Andi Agus Wahyudi
Al-Sihah : The Public Health Science Journal Volume 7, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.818 KB) | DOI: 10.24252/as.v7i1.1974

Abstract

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) disebabkan terjebaknya saraf medianus dalam terowongan karpal pada pergelangan tangan dengan gejala rasa nyeri, pembengkakan, rasa seperti tertusuk, hipotesia pada ibu jari, telunjuk dan jari tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor pekerjaan yang berisiko terhadap kejadian CTS pada pengrajin batu tatakan di Desa Lempang, Kecamatan Tanete Riaja, Kabupaten Barru.Penelitian ini adalah menggunakan pendekatan observasional dengan metode deskriptif dengan sampel sebanyak 59 orang dari populasi 69 orang yang dipilih secara purposive sampling.Responden dengan CTS sebanyak 20  dari total 57 responden dalam keadaan bekerja dengan gerakan berulang berisiko, sementara terdapat 22 responden yang mengalami Carpal Tunnel Syndrome (CTS) dan berisiko melakukan pekerjaan menggenggam atau menjepit. Adapun 22 responden yang mengalami Carpal Tunnel Syndrome (CTS) dan memiliki postur janggal yang berisiko (responden bekerja dengan salah satu postur tangan tidak alamiah).Gerakan berulang dengan frekuensi ≥ 30 kali dalam satu menit yang dilakukan setiap hari dapat meninggkatkan tendinitis yang menjadi penyebab kompresi saraf dan menimbulkan CTS. Maka diharapkan pekerja dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan,  dan beristirahat (peregangan pada tangan) secukupnya jika lama kerja mencapai 4-8 jam dalam upaya memperlancar aliran darah dan tidak terjadi penekanan pada nervus medianus. 
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gangguan Pendengaran pada Penyelam Tradisional di Pulau Barrang Lompo Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar Tahun 2015 Fatmawaty Mallapiang; Syamsul Alam; Rukhayya Rizal
Al-Sihah : The Public Health Science Journal Volume 7, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.734 KB) | DOI: 10.24252/as.v7i2.1999

Abstract

Pekerjaan sebagai nelayan penyelam memiliki tingkat risiko bahaya yang sangat tinggi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Desa Boring Minahasa Utara, sebanyak 72,72% mengalami gangguan pendengaran dan sisanya 27,27% yang tidak mengalami gangguan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko dengan gangguan pendengaran pada penyelam tradisional di Pulau Barrang Lompo Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penyelam tradisional di Pulau Barrang Lompo dengan jumlah sampel sebanyak 37 orang.Penentuan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling. Hasil analisis chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan masa kerja (P=0,000), frekuensi penyelaman (P=0,004), pelaksanaan prosedur penyelaman (P=0,048), dengan gangguan pendengaran dan tidak ada hubungan umur (P=0,532), riwayat penyakit (P=0,276), lama menyelam (P=0,532), lama istirahat di permukaan (P=0,532) dengan gangguan pendengaran. Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian gangguan pendengaran pada penyelam di Pulau Barrang Lompo adalah masa kerja, frekuensi penyelaman dan pelaksanaan prosedur penyelaman.Para penyelam sebaiknya membatasi frekuensi penyelaman dalam sehari dan pihak terkait sebaiknya rutin melakukan pelatihan tentang pelaksanaan prosedur penyelaman yang benar
Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat IGD di RSUD Haji Makassar Tahun 2014 Fatmawaty Mallapiang; Syamsul Alam; Andi Agustina Suyuti
Al-Sihah : The Public Health Science Journal Volume 8, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.67 KB) | DOI: 10.24252/as.v8i1.2078

Abstract

Kelelahan dapat diartikan sebagai suatu kondisi menurunnya efisiensi, performa kerja, dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan (Wignosoebroto, 2003). Perasaan atau kondisi lemah merupakan kondisi yang sering dialami oleh seseorang setelah melakukan aktifitasnya. Oleh karena itu Allah SWT menganjurkan untuk beristirahat agar manusia dapat bekerja dengan tubuh yang segar, sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. An-Naba ayat 9. Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada perawat IGD di RSUD Haji Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan pendekatan dengan desain cross sectional. dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling, sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 orang yang diambil dari total seluruh perawat yang ada di IGD RSUD Haji Makassar. Kelelahan ini diukur dengan menggunakan alat Reaction Timer Test. Data dianalisis secara univariat dan bivariat. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai probabilitas sebesar P=0.696 lebih besar dari α = 0,05 yang berarti tidak ada hubungan antara umur dengan kelelahan kerja. Hasil uji statistik nilai probabilitas sebesar P=0.338 lebih besar dari α = 0,05 berarti tidak ada hubungan antara masa kerja dengan kelelahan kerja, dan hasil uji statistik didapatkan nilai probabilitas sebesar P=0.875 lebih besar dari α = 0,05 yang berarti tidak ada hubungan antara shift kerja dengan kelelahan kerja. Adapun implikasi yang dapat diberikan untuk mereduksi kelelahan kerja pada perawat IGD adalah disarankan agar Rumah Sakit memberikan materi pelatihan dan penyuluhan pada karyawan tentang kelelahan kerja dan dampak kelelahan kerja serta pencegahannya, agar hasil kerja yang dicapai dapat maksimal.
Penilaian Risiko Ergonomi Postur Kerja dengan Metode Quick Exposure Checklist (QEC) pada Perajin Mebel UD. Pondok Mekar Kelurahan Antang Kecamatan Manggala Kota Makassar Fatmawaty Mallapiang; Sitti Raodhah; Muchlis Mubaraq Hamda
Al-Sihah : The Public Health Science Journal Volume 8, Nomor 2, Tahun 2016
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.719 KB) | DOI: 10.24252/as.v8i2.2647

Abstract

Tujuan penelitian ini menilai risiko ergonomi postur kerja perajin mebel UD. Pondok Mekar Kelurahan Antang Kecamatan Manggala Kota Makassar dengan dua kriteria penilaian yaitu penilaian observer’s dan worker sehingga diperoleh total skor exposure dari tiap alur proses produksi. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan observasional. Hasil penelitian menunjukkan skor eksposur tertinggi bagian pemotongan pada bahu/lengan yaitu 24, skor penilaian observer’sdan worker sebanyak 42%, total skor eksposur 69, risiko ergonomi pada kategori aman sehingga level tindakan diperlukan beberapa waktu kedepan. Bagian penghalusan pada bahu/lengan dan pergelangan tangan/tangan dengan skor masing-masing 40, skor penilaian observer’sdan worker sebanyak 76%, total skor eksposur sebanyak 134, risiko ergonomi pada kategori berat sehingga level tindakan sekarang juga. Bagian perakitan pada belakang punggung dengan skor 44, skor penilaian observer’sdan worker sebanyak 75%, total skor eksposur sebanyak 132, risiko ergonomi pada kategori berat sehingga level tindakan sekarang juga. Bagian pendempulan pada pergelangan tangan/tangan dengan skor 28, skor penilaian observer’sdan worker sebanyak 56%, total skor eksposur sebanyak 92, risiko ergonomi pada kategori sedang sehingga level tindakan dalam waktu dekat. Bagian pengecatan pada bahu/lengan dengan skor 32, skor penilaian observer’sdan worker sebanyak 49%, total skor eksposur sebanyak 80, risiko ergonomi pada kategori ringan sehingga level tindakan beberapa waktu kedepan. Diharapkan saran perbaikan sikap kerja di tiap alur proses produksi yang telah diketahui level risikonya sehingga tindakan perbaikan dapat ditentukan, dijadikan masukan mengenai risiko ergonomi pembuatan mebel khususnya pada penghalusan dan perakitan yang berada pada level tindakan tertinggi