Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Risiko Stunting pada Pasien Diabetes Mellitus Emy Rianti
Jurnal Kesehatan Vol 8, No 3 (2017): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.18 KB) | DOI: 10.26630/jk.v8i3.674

Abstract

In the last decade, more evidence that malnutrition at a very early age and occurs chronically or recurrently is an important risk of non-communicable diseases in adulthood, and one of them is diabetes mellitus. In addition, studies on the pattern of linear growth in Indonesia suggest that growth failure brings consequences of retained effects in later ages. Growth failure in infants and children is a benchmark for future short-term growth failure in adulthood. The objective of the study was to assess the factors that became the risk of adult stunting in patients with diabetes mellitus. The type of this research was quantitative with the analytic method through cross-sectional study design approach, involving 60 respondents, data were taken in Depok General Hospital of West Java, on September 2016, data taken in primary and secondary. Criteria for patients with diabetes mellitus were determined based on doctor's diagnosis, while weight, height, and economic status data were obtained through direct interview and measurement. Stunting was determined by WHO standards in 2006 and BMI was determined according to WHO standards in 2004. The results of this study indicate that there was a significant relationship between age with short-term patients with diabetes mellitus. A recommendation, need further research with a more controlled design to ensure the long-term impact of risk of non-communicable diseases as a response to malnutrition at an early age. 
SENAM NIFAS OTARIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS KELURAHAN RAGUNAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2019: OTARIA PARTIAL EXERCISES FOR PREGNANT MOTHERS TRIMESTER III AT THE RAGUNAN VILLAGE HEALTH CENTER SOUTH JAKARTA IN 2019 Emy Rianti; Nurul Lidya; Nurhayati Nurhayati
GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2021): GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.81 KB) | DOI: 10.36082/gemakes.v1i1.290

Abstract

Perdarahan pada ibu postpartum atau ibu nifas dapat membahayakan baik bagi ibu maupun janin. Tingginya angka kejadian Atonia Uteri pada ibu nifas, yang disebabkan oleh proses Subinvolusio Uteri atau uterus tidak dapat berkontraksi, dapat menyebabkan perdarahan hingga terjadinya kematian pada ibu Postpartum. Untuk mencegah kejadian tersebut, diperlakukan asuhan dan pemantauan yang ketat pada rentang waktu 24 jam pertama di samping ancaman atonia uteri pada 24 jam ibu nifas sehingga perlu diberikan latihan senam nifas. Latihan yang dilakukan pada otot-otot tertentu akan memberi efek yaitu aliran darah otot meningkat sehingga pengangkutan oksigen dan nutrisi lain untuk otot juga meningkat, hal ini akan memberikan kekuatan pada otot secara maksimal. Proses involusi uteri berhubungan dengan penurunan tinggi fundus uteri karena salah satu indikator dalam proses involusi adalah tinggi fundus uteri. Salah satu cara untuk memperlancar proses involusi uteri adalah dengan melakukan pengencangan otot abdomen. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk menilai karakteristik dan pemahaman Ibu hamil Trimester III terhadap Model integrasi senam nifas Otaria untuk penurunan Tinggi Fundus Uteri (TFU) pada ibu hamil setelah bersalin, serta dapat mengimplementasikan hasil penelitian senam nifas Otaria dalam kegiatan pengabdian pada ibu hamil Trimester III setelah bersalin. Metode kegiatan pengabdian masyarakat yaitu pemberian pretest dan posttest berupa kuesioner tentang Peningkatan pengetahuan tentang senam nifas Otaria pada ibu hamil Trimester III terhadap penurunan Tinggi Fundus Uteri pada Ibu Postpartum. Kegiatan dilakukan secara berkala dan berkesinambungan dari bulan Maret-Oktober 2019 di Puskesmas Ragunana, Jakarta Selatan. Peserta kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah ibu hamil Trimester III yang diikuti 40 orang. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini didapatkan berdasarkan karakteristik usia terdapat rentang usia 19 s/d 39 tahun. Dengan 42.5% sebagai Ibu rumah Tangga, Melihat usia ibu masuk kedalam usia reproduktif. Sedangkan untuk pengetahuan, sebanyak 52,5% memliki pengetahuan baik tentang senam nifas Otaria.
Perbandingan Status Gizi dan Tingkat Dismenorea pada SMPN dan SMP Swasta Emy Rianti; Fenti Hasnani; Sri Puspita Handayani
GLOBAL HEALTH SCIENCE Vol 7, No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Communication and Social Dinamics (CSD)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/ghs7201

Abstract

Dysmenorrhea is a reproductive system problem that can have an impact on the productivity of young women, including absenteeism from school, decreased concentration in learning, and limitations in carrying out activities. Nutritional status is considered as one of the risk factors for the incidence of dysmenorrhea. The purpose of this study was to compare the relationship between nutritional status and the incidence of dysmenorrhea in adolescent girls in public junior high schools (SMPN) and private junior high schools (SMP). The study design was analytic with a cross sectional approach. Nutritional status was determined based on body mass index according to age (BMI/U). The results showed that there was a difference in nutritional status in SMPN and Private SMP, there was no relationship between nutritional status and the incidence of dysmenorrhea in SMPN. Keywords: nutritional status; dysmenorrhea; adolescent girls ABSTRAK Dismenorea merupakan masalah sistem reproduksi yang dapat berdampak terhadap produktivitas remaja putri, antara lain adalah ketidakhadiran di sekolah, penurunan konsentrasi belajar, serta keterbatasan melakukan aktivitas. Status gizi dianggap sebagai salah satu faktor risiko terhadap kejadian dismenorea. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan hubungan status gizi dengan tingkat dismenorea pada remaja putri di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) dan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Swasta. Desain studi bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Status gizi ditentukan berdasarkan indeks masa tubuh menurut usia (IMT/U). Hasil penelitian didapatkan bahwa ada perbedaan status gizi di SMPN dengan SMP Swasta, tidak ada hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenorea di SMPN. Kata kunci: status gizi; dismenorea; remaja putri
Penyususan Draf Modul Kesiapsiagaan Bencana Melalui Pendekatan Focus Group Discussion Suparji Suparji; Nani Surtinah; Susi Milwati; Farida Halis; Emy Rianti; Heru Santoso Wahito Nugroho; Aris Handayani
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 14, No 2 (2023): April 2023
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf14209

Abstract

In an effort to increase community capacity, especially knowledge and attitudes about disaster preparedness, it is necessary to optimize. Therefore the development of teaching materials in the form of modules is a very urgent need. In order to develop good modules that are in accordance with the needs of the community, a needs analysis step is needed based on the real conditions that exist in the community. A good module is a module that can condition learning activities in the community to be more well-planned, independent, thorough and with clear results (outputs). The purpose of this research was to design a module through needs analysis in preparing a draft disaster preparedness module through a Focus Group Discussion approach, so that a good module is produced. The method used in this study was Research and Development with steps that had been implemented including analysis of the needs of teaching materials through Focus Group Discussion activities, and good module drafts are produced as a basis for preparing disaster preparedness modules. Participants in the FGD activities were representatives of members of the DESTANA DRR forum in four villages in the Poncol District area. 40 people, DESTANA forum facilitators 2 people and 2 disaster practitioners. The data collection method uses FGD activities. The FGD implementation process was designed through several stages, namely determining objectives, number of participants, implementation time, length of implementation, FGD topics and a list of questions that need to be discussed in FGD activities regarding the framework of the disaster preparedness module. The results of the FGD based on strategic issues as the basis for drafting the preparedness module draft agreed that there were 5 module chapters, namely integrated knowledge and attitude variables on disaster management concepts, policies and guidelines, emergency response plans, early warning systems, and human resource mobilization. The conclusion from the FGD results was the drafting of a community-based disaster preparedness module based on the development of the strategic issues discussed in the FGD activities. The strategic contents include integrated knowledge and attitude variables regarding the concept of disaster management, policies and guidelines, emergency response plans, early warning systems, and HR mobilization.Keywords: focus group discussion; module; disaster preparedness ABSTRAK Dalam upaya peningkatan kapasitas masyarakat terutama pengetahuan dan sikap tentang kesiapsiagaan bencana perlu untuk dioptimalkan. Oleh karena itu pengembangan bahan ajar dalam bentuk modul menjadi kebutuhan yang sangat mendesak. Untuk menyusun modul yang baik dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat diperlukan langkah analisis kebutuhan berasarkan kondisi riil yang ada di masyarakat. Modul yang baik adalah modul yang dapat mengkondisikan kegiatan pembelajaran dimasyarakat lebih terencana dengan baik, mandiri, tuntas dan dengan hasil (output) yang jelas. Tujuan penelitian ini adalah merancang modul melalui analisis kebutuhan dalam penyususan draf modul kesiapsiagaan bencana melalui pendekatan Focus Group Discussion, supaya dihasilkan modul yang baik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengembangan (Research and Development) dengan langkah-langkah yang telah dilaksanakan meliputi analisis kebutuhan bahan ajar melalui kegiatan Focus Group Discussion, dan dihasilkan draf modul yang baik sebagai dasar penyusunan modul kesipsiagaan bencana. Partisipan dalam kegiatan FGD adalah perwakilan dari anggota forum PRB DESTANA di empat desa di wilayah Kecamatan Poncol. berjumlah 40 orang, fasilitator forum DESTANA sebanyak 2 orang dan praktisi  bencana sejumlah 2 orang. Metode pengumpulan data menggunakan melalui kegiatan FGD. Proses peelaksanaan FGD dirancang melalui beberapa tahapan yaitu menentukan tujuan, jumlah partisipan, waktu pelaksanaan, lama pelaksanaan, topic FGD serta daftar pertanyaan yang perlu dibahas dalam kegiatan FGD tentang kerangka modul kesiapsiagaan bencana. Hasil FGD berdasarkan isu strategis sebagai dasar penyusunan draf modul kesiapsiagaan disepakati ada 5 bab modul yaitu variabel pengetahuan dan sikap yang terintegrasi tentang konsep manajemen kebencanaa, kebijakan dan panduaan, Rencana tanggap darurat, sistem peringatan dini, dan mobilisasi SDM. Kesimpulan dari hasil FGD adalah tersusunya draf modul kesiapsiagaan bencana berbasis masrakat berdasarkan pengembangan dari issu strategis yang dibahas dalam kegiatan FGD. Issi strategis tersebut meliputi variabel pengetahuan dan sikap yang terintegrasi tentang konsep manajemen kebencanaa, kebijakan dan panduaan, rencana tanggap darurat, sistem peringatan dini, dan mobilisasi SDM.Kata kunci: focus group discussion; modul; kesiapsiagaan bencana