Tulisan ini dilatarbelakangi studi migrasi internasional tentang Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang tinggal di Brunei Darussalam. PMI memperoleh gaji yang lebih rendah daripada pekerja migran Filipina pada kategori pekerjaan yang sama karena lemahnya penguasaan bahasa Inggris mereka. Kemampuan bahasa Inggris menjadi hambatan bagi PMI untuk mendapatkan gaji yang lebih baik dan kompetitif di pasar tenaga kerja migran di Brunei Darussalam. Tujuan riset ini ialah untuk mencari solusi bagi lemahnya kemampuan bahasa Inggris PMI. Penulis yang berkompetensi dalam studi Hubungan Internasional, khususnya migrasi internasional, bekerja sama dengan KBRI Bandar Seri Begawan dan Universitas Terbuka cabang Brunei Darussalam untuk menyelenggarakan pelatihan bahasa Inggris. Melalui penggunaan metode partisipatoris dengan kerangka teoritis globalisasi dan konsep migrasi, penelitian ini menunjukkan perlunya PMI melatih kemampuan berbahasa Inggris secara intensif dimana pun, baik di kelas, rumah, dan tempat kerja. Meskipun sulit menemukan kesempatan untuk melatih kemampuan berbahasa Inggris, PMI perlu meningkatkan motivasi belajar dan meluangkan waktu untuk mengembangkan kemampuannya baik di kelas dan kehidupan sehari-hari.