Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

FAKTOR MATERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PADA IBU HAMIL DI DAERAH URBAN NEN SASTRI
Masker Medika Vol 8 No 2 (2020): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52523/maskermedika.v8i2.418

Abstract

Profil kesehatan Indonesian tahun 2015 menunjukkan bahwa AKI adalah sebesar 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Komplikasi yang terjadi tentunya tidak terlepas dari buruknya status gizi ibu dan pada akhirnya berdampak kepada kondisi janin yang dilahirkan (Kemenkes RI, 2015). Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya hubungan antara umur, pendidikan, pekerjaan, jarak kelahiran, paritas pada ibu hamil dengan kejadian KEK di BPM Ellna Palembang tahun 2017. Penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan pendekatan case control. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil pada bulan 1 sd 12, tahun 2017. Kriteria Kasus adalah semua tersangka ibu hamil dengan KEK yang tercatat dalam buku l kehamilan dan pemeriksaan LILA diketahui kurang dari 23,5 cm. Analisa data: analisis univariat, analisis bivariat, analisa Multivariat. Hasil penelitian ibu hamil didapatkan distribusi frekuensi berdasarkan kejadian KEK sebanyak 87 kasus KEK. Hasil analisis hubungan antara umur dengan kejadian KEK diperoleh nilai signifikan p = 0,007 OR diperoleh sebesar 3,302. Analisis hubungan antara pendidikan dengan kejadian KEK diperoleh nilai signifikan p = 0,030 OR diperoleh sebesar 1,870. Analisis hubungan antara pekerjaan dengan kejadian KEK diperoleh nilai signifikan p = 0,002 OR diperoleh sebesar 2,538. Analisis hubungan antara paritas dengan kejadian KEK diperoleh nilai signifikan p = 0,000 OR diperoleh sebesar 2,758. Analisis hubungan antara jarak kelahiran dengan kejadian KEK diperoleh nilai signifikan p = 0,014 OR diperoleh sebesar 2,359. Simpulannya ada hubungan antara umur, Pendidikan, pekerjaan, paritas, jarak kelahiran ibu hamil dengan kejadian KEK. Kata kunci: KEK pada ibu hamil
Penyuluhan Tentang Ibu Bersalin Dengan Perdarahan Post Partum Di PMB Dewi Anggraini Palembang Nen Sastri
Khidmah Vol 3 No 2 (2021): Khidmah
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52523/khidmah.v3i2.363

Abstract

Menurut definisi World Health Organization (WHO) “kematian maternal adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau selama 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. Perdarahan postpartum merupakan suatu komplikasi potensial yang mengancam jiwa pada persalinan pervaginam dan sectio cesaria. Meskipun beberapa penelitian mengatakan persalinan normal seringkali menyebabkan perdarahan lebih dari 500 ml tanpa adanya suatu gangguan pada kondisi ibu. Metode pemecahannya yaitu melaksanakan koordinasi untuk perizinan tempat pelaksanaan pengabdian masyarakat dengan pihak terkait sekaligus menyepakati waktu pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat. Dan dilakukan juga persiapan alat dan bahan yang akan digunakan seperti leptop, lembar kuesioner, leflet untuk media presentasi. Hasil penelitian sebelum penyuluhan dari 37 ibu hamil yang mempunyai pengetahuan baik yaitu 6 ibu, pengetahuan cukup 10 ibu, pengetahuan kurang yaitu 21 ibu. hasil penelitian sesudah penyuluhan diketahui bahwa dari 37 ibu hamil yang mempunyai pengetahuan baik yaitu 23 ibu, pengetahuan cukup 10 ibu, pengetahuan kurang yaitu 4 ibu. Simpulan: Persentase responden sebelum dilakukan penyuluhan tentang perdarahan post partum sebagian besar ibu hamil mempunyai pengetahuan yang kurang tentang perdarahan post partum sebanyak 56,76% dan sesudah dilakukan penyuluhan tentang perdarahan post partum sebagian besar ibu hamil mempunyai pengetahuan yang baik sebanyak 62,16 %.
Risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pada Ibu Hamil di Posyandu Desa Siring Alam Ogan Ilir Nen Sastri
Khidmah Vol 5 No 2 (2023): Khidmah
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52523/khidmah.v5i2.454

Abstract

The problem of malnutrition, especially in pregnant women and toddlers, is still quite high in Indonesia. Based on the 2013 Riskesdas, it was found that the prevalence of under-fives was 12.1%, stunting under-fives was 37.2%, and the prevalence of pregnant women at risk of Chronic Energy Deficiency (KEK) was 24.2%. The 2017 Nutritional Status Monitoring (PSG) results show that the prevalence of stunting in toddlers is 29.6%, and underweight toddlers are 9.5%. Pregnant women who are malnourished or with Chronic Energy Deficiency (KEK) conditions will have an impact on the growth and health of the fetus in the womb, and the baby to be born. Based on Posyandu data in Siring Alam Ogan Ilir Village, the past 3 years have seen a decrease in pregnant women with CED, conducting health education about KEK. Methods used Community education (extension) and consultation. Prior to counseling, mothers were asked questions with the results of 10 respondents who had good knowledge, namely 2 mothers (20%), sufficient knowledge of 5 mothers (50%), insufficient knowledge, namely 3 mothers (30%). After counseling the mothers were again given questions with the results of 10 respondents who had good knowledge, namely 6 mothers (60%), enough knowledge of 4 mothers (40%). Conclusion: after counseling, mothers' knowledge increases better than before counseling.
PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU PASCA SALIN TENTANG PIJAT OKSITOSIN UNTUK MEMPERLANCAR PRODUKSI ASI: INCREASING POST PARTY MOTHER'S KNOWLEDGE ABOUT OXYTOCIN MASSAGE TO FACILITATE MILK PRODUCTION Ayu, Ayu Devita Citra Dewi; Nen Sastri; Susmita
Jurnal Abdimas Pamenang Vol. 2 No. 1 (2024): Jurnal Abdimas Pamenang - JAP
Publisher : STIKES Pamenang Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53599/jap.v2i1.187

Abstract

Abstrak   Air susu ibu (ASI) adalah cairan kompleks yang mengandung lebih dari 200 unsur pokok yang telah diketahui dan berubah untuk memenuhi kebutuhan bayi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar setiap bayi baru lahir mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan, namun pada sebagian ibu tidak memberikan ASI eksklusif karena alasan ASInya tidak keluar atau hanya keluar sedikit sehingga tidak memenuhi kebutuhan bayinya. Berdasarkan hasil Riskesdas pemberian ASI eksklusif pada bayi selama 6 bulan hanya 40,6 %, jauh dari target nasional yang mencapai 80%. Pijat oksitosin ini merupakan solusi yang baik untuk mengatasi ketidaklancaran pada ASI. Pijat oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima - keenam dan merupakan usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin. Pijatan ini berfungsi untuk meningkatkan hormon oksitosin yang dapat menenangkan ibu, sehingga ASI pun otomatis keluar. Pelaksanaan pengabdian masyarakat di PBM Andina tentang pijat oksitosin diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu pasca persalinan tentang pentingnya pemberian ASI pada bayi dengan memperlancar produksi ASI, Metode yang digunakan adalah ceramah tanya jawab, demonstrasi dan simulasi. Selama proses kegiatan antusias peserta sangat terlihat dengan begitu bayak mengajukan pertanyaan dan hasil setelah di bagikan formt post test , presentase peserta yang memilki pengetahuan baik tenteng pijat oksitosin pada pretest adalah 41.3%, angka ini meningkat menjadi 86% meningkat pada post test. Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, Air Susu Ibu, Pijat Oksitosin   Abstract  Breast milk (ASI) is a complex fluid that contains more than 200 known basic elements that change to meet the baby's needs. The World Health Organization (WHO) recommends that every newborn receive exclusive breast milk for six months, but some mothers do not give exclusive breast milk because their milk does not come out or only comes out a little so it does not meet their baby's needs. Based on the results of Riskesdas, exclusive breastfeeding for babies for 6 months is only 40.6%, far from the national target of 80%. Oxytocin massage is a good solution to overcome irregularities in breast milk. Oxytocin massage is massage along the spine (vertebrae) up to the fifth - sixth rib bones and is an attempt to stimulate the hormones prolactin and oxytocin. This massage functions to increase the hormone oxytocin which can calm the mother, so that breast milk comes out automatically. The implementation of community service at PBM Andina regarding oxytocin massage is expected to increase postpartum mothers' knowledge about the importance of breastfeeding babies by facilitating breast milk production. The methods used are question and answer lectures, demonstrations and simulations. During the activity process, participants' enthusiasm was very visible, with many asking questions and the results after being distributed in the post-test form, the percentage of participants who had good knowledge about oxytocin massage in the pre-test was 41.3%, this figure increased to 86% and increased in the post-test.  Keywords : Level of Knowledge, Breast Milk, Oxytocin Massage