Lia Sanjaya
Balai Penelitian Tanaman Hias Jalan Raya Ciherang, Kotak Pos 8 Sdl Segunung-Pacet Cianjur 43253, Telp. (0263) 517056, Faks. (0263) 514138,

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Perakitan Varietas Tanaman Kerk Lili yang Berbunga Tegak dan Wangi serta Tabung Bunga Pendek Sanjaya, Lia
Jurnal Hortikultura Vol 20, No 4 (2010): Desember 2010
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Pada tahun 2008 Balai Penelitian Tanaman Hias telah melepas varietas Candilongi dengan karakter bungategak, beraroma agak wangi, dan tabung bunga relatif panjang. Perbaikan genetik telah dilakukan selama April 2008sampai dengan Agustus 2010 untuk menghasilkan varietas unggul baru yang disukai konsumen. Tujuan utama programpemuliaan lili ialah memperpendek ukuran tabung bunga. Perakitan varietas lili dimulai dengan menyilangkan aksesikerk lili LC-33 (longiflorum-candidum) dan Casablanca (hibrida oriental). Penyilangan menghasilkan populasi F1yang selanjutnya dipelihara di dalam rumah kaca hingga berbunga. Seleksi positif dilakukan dengan menggunakankriteria ukuran tabung bunga yang lebih pendek daripada Candilongi. Selanjutnya individu terpilih diperbanyak secaraterbatas dan dievaluasi. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan enam perlakuan dan tiga ulangan.Perlakuan terdiri atas lima klon terpilih dan varietas Candilongi sebagai pembanding. Hasil penelitian menunjukkantiga dari lima klon terpilih memiliki keragaan bunga yang lebih baik daripada varietas Candilongi. Oleh karena itu,tiga klon tersebut sangat potensial untuk dilepas dan dikembangkan secara komersial. Hanya satu klon yang memilikikarakter unik seperti bunga tegak berbentuk lonceng, tabung bunga pendek, dan beraroma sangat wangi.ABSTRACT. Sanjaya, L. 2010. Assembly of Lilium Varieties Which Have Erect Flower, Aromatic Fragrance,and Short Floret Tube. In 2008 Indonesian Ornamental Crop Research Institute released a new superior variety ofLilium cv. Candilongi possessing main flower characteristics i.e., erect flower, moderately strong aromatic fragrance,and moderately long floret tube. Genetic improvement of the new superior variety had been conducted continuouslysince April 2008 to Agustus 2010 to produce new varieties according to consumer’s preferences. The main issueof this breeding program was to shorter its floret tube. To achieve the breeding goal, crosses were made betweenlily accession No. LC-33 (longiflorum-candidum) and cv. Casablanca (oriental hybrid). The crosses produced F1population that were all being maintained intensively in the greenhouse till flowering. Using criterium of shorterfloret tube than Candilongi, positive selection was conducted. Selected plants were being propagated and evaluated.This research was carried out by using a randomized block design with six treatments and three replications. Thetreatments were five selected clones and Candilongi variety as a control. The results showed that three out of fiveclones tested had better performance than Candilongi. Therefore, the three potential clones were recommended tobe released and commercialized in the near future. Only one clone had unique characteristics, that were erect flowerwith bell shape, short floret tube, and strong aromatic fragrance.
Keterpautan Marka Amplified Fragment Length Polymorphism dengan Sifat Resisten Penyakit Antraknos pada Cabai Berdasarkan Metode Bulk Segregant Analysis Sanjaya, Lia
Jurnal Hortikultura Vol 13, No 3 (2003): SEPTEMBER 2003
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan varietas resisten merupakan cara yang potensial untuk mengendalikan penyakit antraknos. Untuk mendapatkan varietas yang resisten perlu penerapan teknik seleksi yang efektif. Marka molekuler sebagai alat seleksi dalam program pemuliaan telah terbukti sangat handal dalam mempercepat perakitan varietas unggul. Di dalam penelitian ini marka amplified fragment length polymorphism (AFLP) yang terpaut erat dengan sifat tahan antraknos telah  diidentifikasi berdasarkan  metode bulk  segregant  analysis.  Penelitian  menggunakan populasi F2   hasil persilangan interspesifik antara jatilaba, C. annuum sebagai tetua rentan dan sebagai tetua resisten adalah PI 315023, C. chinense. Teknik molekuler AFLP memungkinkan menganalisis ribuan marka dalam waktu relatif singkat. Analisis bulk segregant adalah metode yang memfasilitasi identifikasi marka yang terpaut erat dengan gen yang dimaksud.  Dari  penelitian  ini  diperoleh  satu  marka AFLP  yang  terpaut  erat  dengan  sifat  tahan  antraknos (Colletotrichum capsici dan C. gloeosporioides) berdasarkan analisis fragmen yang teramplifikasi secara selektif menggunakan 96 kombinasi primer EcoRI/MseI. Marka E37M51184 dapat digunakan sebagai marker assisted selec- tion dalam program pemuliaan tanaman cabai dan merupakan dasar untuk mengkloning gen resisten. Kata kunci:  Capsicum annuum; Amplified fragment length polymorphism; Analisis bulk segregant; Antraknos; Collotetrichum capsici; Collotetrichum gloeosporioides. ABSTRACT. The use of resistant varieties is recommended to be as the most reliable method to control the antracnose disease on hot-pepper. To produce those varieties, effective selec- tion technique must be applied.  Molecular marker technologies have eased and potentiated for genetic analysis of plants and have become an extremely useful tool in plant breeding. Using F2, an intercross Jatilaba as susceptible par- ent and PI 315023 as resistance parent for segregation population as a model, this paper was aimed to show and discuss the possibility of  applying amplified fragment length polymorphism to assess the disease resistance against antracnose, Colletotrichum gloeosporioides and Colletorichum capsici, using bulk segregant analysis. A marker was identified linked to antracnose resistance based on selective amplified fragments using 96 EcoRI/MseI primer combi- nation. Marker E37M51184 can be used for hot-pepper breeding program as marker assisted selection and clonning of resistance gene.
MEMBANGUN INDUSTRI BUNGA KRISAN YANG BERDAYA SAING MELALUI PEMULIAAN MUTASI Sanjaya, Lia; Marwoto, Budi; Soehendi, Rudy
Pengembangan Inovasi Pertanian Vol 8, No 1 (2015): Maret 2015
Publisher : +622518321746

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Industri bunga krisan berkembang pesat sejak dua dekade terakhir yang ditandai dengan peningkatan luas area tanam, produksi, produktivitas, nilai ekspor, dan jumlah petani. Dalam rangka menghadapi persaingan global, khususnya memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN, perlu upaya peningkatan daya saing agar industri krisan di dalam negeri tetap berkembang. Kegiatan pemuliaan merupakan langkah strategis untuk me-ningkatkan daya saing dengan menciptakan varietas unggul krisan yang adaptif terhadap perubahan iklim, tahan terhadap hama/penyakit, dan sesuai dengan preferensi konsumen. Pemu-liaan mutasi yang dikombinasikan dengan teknologi kultur jaringan dapat diandalkan untuk menghasilkan varietas unggul krisan, mengingat teknik ini dapat memperbaiki satu atau lebih karakter tanpa mengubah karakter dasar varietas asal. Pera-kitan varietas melalui induksi mutasi terdiri atas dua kegiatan utama, yaitu induksi keragaman melalui aplikasi mutagen dan seleksi secara sistematis terhadap populasi hasil induksi mutasi untuk mendapatkan individu dengan karakter yang diinginkan. Pengembangan varietas krisan mutan perlu dilaksanakan secara berkelanjutan yang diikuti pengembangan industri benihnya. Benih pemulia (BS) berupa planlet diaklimatisasi pada media sekam bakar dengan kondisi lingkungan yang optimal (cahaya rendah dan lembap). Hasil aklimatisasi digunakan sebagai tanaman induk yang akan menghasilkan setek pucuk sebagai benih dasar (FS). Benih dasar (FS) diturunkan menjadi benih pokok (SS) dan benih sebar (ES) untuk dimanfaatkan petani guna mendukung pengembangan agribisnis krisan.
Resistance Selection of 12 Genotypes of Chrysanthemum Against Thrips parvispinus (Thysanoptera: Thripidae) Musalamah; Budi Rahardjo, Indijarto; Soehendi, Rudy; Sanjaya, Lia
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 12 No. 1 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.12.1.1-9

Abstract

Hama Thrips parvispinus merupakan salah satu faktor pembatas dalam sistem produksi bunga krisan. Penggunaan tanaman genotipe tahan merupakan salah satu upaya pengendalian hama T. parvispinus pada krisan yang ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan mengetahui ketahanan beberapa genotipe krisan mutan Balai Penelitian Tanaman Hias (BALITHI) terhadap hama spesies T. parvispinus. Penelitian dilaksanakan di rumah lindung Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) BALITHI Segunung dari bulan Januari sampai Desember 2019. Sebanyak 10 genotipe krisan mutan BALITHI dan 2 genotipe introduksi (Fiji Kuning dan Fiji Putih) digunakan dalam penelitian dengan Rancangan Acak Kelompok 3 tiga ulangan. Metode skrining menggunakan hama T. parvispinus. yang ada di alam atau tanpa investasi. Variabel pengamatan meliputi intensitas serangan hama, persentase serangan hama, persentase bunga layak panen, dan diameter bunga. Hasil penelitian menunjukkan krisan mutan BALITHI Mayang Ratih agak tahan terhadap hama Thrips ini dengan rata-rata intensitas dan persentase serangan hama paling rendah serta bunga layak panen tertinggi serta diameter bunga memenuhi syarat sebagai bunga krisan potong tipe standar. Genotipe Mayang Ratih selanjutnya dapat direkomendasikan sebagai tetua tahan T. parvispinus. untuk program pemuliaan bunga potong krisan. Kata kunci: bunga, Dendrathema grandiflora, hama, intensitas serangan