This Author published in this journals
All Journal Harmoni
Iklilah Muzayyanah DF
Pusat Riset Gender SKSG Universitas Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

MENUAI ASA DALAM PROBLEMA: MASJID SEBAGAI BASIS PENGUATAN PEREMPUAN DALAM MERESPON MASALAH LINGKUNGAN HIDUP DI PULAU KELAPA DUA, KEPULAUAN SERIBU DKI JAKARTA Ida Rosyidah; Iklilah Muzayyanah DF
Harmoni Vol. 16 No. 2 (2017): Juli-Desember 2017
Publisher : Research and Development Center for Guidance for Religious Societies and Religious Services, the Research and Development and Education and Training Agency of the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia (MORA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.776 KB) | DOI: 10.32488/harmoni.v16i2.1

Abstract

Tulisan ini memaparkan tentang pengalaman pemberdayaan perempuan dalam memaksimalkan manfaat lingkungan hidup berbasis masjid. Pemberdayaan ini dilakukan oleh civitas akademika Universitas Indonesia bersama komunitas perempuan di Pulau Kelapa Dua Kepulauan Seribu DKI Jakarta pada tahun 2016. Dengan Partisipatory Action Research (PAR), data diperoleh melalui proses interaksi yang ada, sekaligus wawancara dan focus group discussion (FGD). Dalam kajian ini, teori pemberdayaan Aileen Mitchell Stewart dan kepribadian innovatif Everett Hagen digunakan untuk membantu menganalisis perubahan yang terjadi. Sebagai bagian dari tahap awal penelitian aksi partisipatif, pemberdayaan perempuan melalui masjid di masyarakat pulau Kelapa Dua ini dapat dikatakan berhasil. Sejumlah hambatan dan tantangan masih terlihat, namun perubahan yang terjadi dan kesadaran masyarakat telah merefleksikan komponen pemberdayaan yang dijelaskan oleh Stewart. Meskipun belum terjadi gerakan massif pada seluruh komunitas perempuan, akan tetapi sejumlah perempuan telah berusaha menjaga keberlangsungan pemberdayaan yang ada melalui kepribadian inovatif yang mereka miliki. Karena itu, proses mentoring dan supporting harus terus dilakukan agar siklus partisipasi komunitas dalam aksi dan refleksi dapat terus terjadi, sekaligus menumbuhkan kepribadian inovatif pada anggota yang lain sehingga pemberdayaan bisa lebih berkelanjutan (sustaible).