Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Optimasi Sulfonating Agent H2SO4 dan Temperatur Operasi pada Sintesis Senyawa a-Naftalen Sulfonat Rintis Manfaati; Dede Dini Rahman; Neng Sri Widianti
Fluida Vol 11 No 2 (2015): FLUIDA
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/fluida.v11i2.82

Abstract

Sulfonasi adalah proses memasukkan gugus sulfonic acid (-SO2OH) atau sulfonil halida (-SO2Cl) pada bahan baku senyawa organik hidrokarbon. Pada penelitian ini proses sulfonasi dilakukan dengan menggunakan bahan baku naftalen teknis dan sulfonating agent H2SO4 98 % untuk mendapatkan produk á-naftalen sulfonat. Sulfonasi naftalen dipilih karena memiliki kondisi operasi yang ringan yaitu berlangsung pada temperatur dibawah 80oC sehingga dapat diterapkan pada Laboratorium Satuan Proses sebagai modul praktikum Satuan Proses. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah sulfonating agent (H2SO4 98%) dan temperatur reaksi optimum pada sulfonasi naftalen. Variabel yang divariasikan adalah jumlah sulfonating agent H SO 98% yang dihitung berdasarkan pada variasi nilai ð dan temperatur operasi. Nilai pi menyatakan konsentrasi SO minimum yang harus dipertahankan di dalam 3 reaktor agar proses sulfonasi tetap berlangsung. Analisis yang dilakukan adalah pengujian titik leleh, %yield produk, serta sisa asam. Proses sulfonasi naftalen dilakukan dengan massa naftalen 5 gram, waktu reaksi 60 menit dan kecepatan pengadukan 40-50 rpm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum diperoleh pada jumlah sulfonating agent H2SO4 98% sebanyak 2,9 ml untuk nilai pi = 52 dan temperatur operasi 70oC dengan titik leleh 78,9oC dan persentase yield produk sebesar 43,23%.
Pengaruh Waktu dan Suhu terhadap Proses Pengeringan Bawang Merah menggunakan Tray Dryer Rintis Manfaati; Hibah Baskoro; Muhammad Muhlis Rifai
Fluida Vol 12 No 2 (2019): FLUIDA
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/fluida.v12i2.1596

Abstract

Peningkatan produksi bawang merah akan membuat stok melimpah dan harga bawang merah akan turun. Produk olahan bawang merah bertujuan untuk memperpanjang daya simpan dan meningkatkan nilai tambah. Salah satu metoda pengolahan dan pengawetan makanan adalah melalui pengeringan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui suhu dan waktu pengeringan optimum serta laju pengeringan bawang merah menggunakan Tray dryer. Pada penelitian ini suhu pengeringan divariasikan pada range 50 -70oC, waktu pengeringan pada range 4-8 jam dan laju udara pengeringan 2,0 m/s . Analisis yang dilakukan terhadap produk adalah nilai kadar air menggunakan metode Gravimetri, kadar abu menggunakan metode pengabuan langsung/kering, dan kadar protein menggunakan metode Kjehdahl. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu optimum pengeringan bawang merah menggunakan Tray dryer adalah 70˚C dan waktu optimum pengeringan adalah 7 jam. Produk pengeringan memiliki nilai kadar air sebesar 4%, kadar abu 3,95%, dan kadar protein 2,3%.
Distilasi Azeotrop Campuran Etanol-Air untuk Meningkatkan Kadar Etanol menggunakan Entrainer Etil Asetat Retno Indarti; Rintis Manfaati; Ari Marlina; Keryanti
Fluida Vol 14 No 1 (2021): FLUIDA
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/fluida.v14i1.3426

Abstract

Bioetanol yang dapat digunakan sebagai campuran bahan bakar alternatif harus memiliki kadar 99%, sehingga perlu dilakukan proses pemurnian terhadap campuran etanol yang masih mengandung air. Distilasi sederhana campuran etanol-air menggunakan bahan tambahan (entrainer) etil asetat dapat dilakukan untuk meningkatkan kadar etanol. Pada penelitian ini, pemurnian etanol dilakukan dengan proses distilasi azeotrop pada tekanan atmosfer dan suhu penangas air sebesar 70-75oC. Komposisi umpan yang terdiri dari campuran etanol yang mengandung air dan etil asetat sebagai entrainer. Penelitian dilakukan sebanyak 5 run dengan variasi penambahan etil asetat ke dalam umpan sebanyak 10% v/v, 20% v/v, 30% v/v, 40% v/v dan 50% v/v. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu penambahan etil asetat ke dalam umpan yang menunjukkan kadar etanol tertinggi dengan waktu yang paling singkat ialah pada penambahan etil asetat sebagai entrainer yaitu sebesar 30% v/v, yang terdiri dari campuran 15 ml etil asetat dan 35 ml etanol 80%. Hasil analisis yang dilakukan dengan kromatografi gas diperoleh konsentrasi etanol sebesar 99.80% dan waktu distilasi selama 90 menit
Pengaruh Suhu Lingkungan dan Waktu Fermentasi Biji Kopi Arabika Terhadap Kadar Kafein, Etanol, dan pH Saripah Saripah; Aida Fitri Aini; Rintis Manfaati; Tri Hariyadi
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 12 (2021): Prosiding 12th Industrial Research Workshop and National Seminar (IRWNS)
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.103 KB)

Abstract

Pengaruh Suhu Lingkungan dan Waktu Fermentasi Biji Kopi Arabika Terhadap Kadar Kafein, Etanol, dan pH
Pengaruh Pengupasan dan Lama Waktu Fermentasi terhadap Kadar Kafein, Nilai pH, dan Kadar Etanol Biji Kopi Arabika Hasil Fermentasi Aida Fitri Aini; Saripah Saripah; Rintis Manfaati; Tri Hariyadi
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 12 (2021): Prosiding 12th Industrial Research Workshop and National Seminar (IRWNS)
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.816 KB)

Abstract

Pengaruh Pengupasan dan Lama Waktu Fermentasi terhadap Kadar Kafein, Nilai pH, dan Kadar Etanol Biji Kopi Arabika Hasil Fermentasi
Portable Mineral Water Ionizer Alat Produksi Air Alkali dan Air Asam untuk Membantu Penderita Covid-19 di Indonesia Ekki Kurniawan; Rintis Manfaati; Nunung Kurniasih
Gunung Djati Conference Series Vol. 7 (2022): Seminar Nasional Kimia 2021
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.463 KB)

Abstract

Hingga saat ini penyebaran Covid-19 di seluruh dunia belum berhenti. Banyak ahli memperkirakan wabah pandemi ini akan berlangsung lama, di Indonesia juga terjadi peningkatan kasus dan kematian yang cukup signifikan. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini antara lain meningkatkan daya tahan tubuh, penggunaan antiseptik dan desinfektan. Konsumsi air alkali dapat menghilangkan stress dan meningkatkan respons imun. Air asam hasil elektrolisis dapat digunakan untuk menjadi antiseptik/desinfektan. Paper ini bermaksud mendiskusikan pembuatan alat elektrolisis untuk menghasilkan air asam dan basa/alkali. Dengan adanya medan listrik, kation akan tertarik katode sementara itu anion akan tertarik ke anode. Medan listrik diperoleh dari sumber tegangan sebesar 220 VAC yang disearahkan dengan sebuah diode menjadi sekitar 100 VDC. Bahan elektrode terbuat baja tahan karat dan karbon grafit. Membran yang memisahkan anode dan katode terbuat dari kapas. Hasil elektrolisis dengan kapasitas 1400mL, selama 60 menit, diperoleh air alkali dengan pH 9,5-9,8. Sedangkan elektrolisis air mineral yang dicampur dengan sedikit air laut dan garam meja, selama 10 menit diperoleh pH 2,0 dan 2,4.
Pengaruh Penambahan Kitosan dan Selulosa Terhadap Performa Bioplastik Berbahan Baku Pati Singkong Karet Andini Puspita Dewi; Aqqilla Mardhiyana; Rintis Manfaati; Unung Leoanggraini
Fluida Vol 16 No 1 (2023): FLUIDA
Publisher : Department of Chemical Engineering, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/fluida.v16i1.4394

Abstract

Manihot Glaziovii has a starch content of 77.87 making it potential to be used as raw material for bioplastics manufacturing as a substitute for conventional plastics. It requires the addition of biopolymers (fillers) and plasticizers to overcome weaknesses against mechanical properties and water resistance. This study aims to determine the effect of filler variations on the quality of bioplastics to be compared with SNI No.7188.7:2016 using fillers addition in the form of chitosan and cellulose from newsprint and sorbitol as plasticizer were expected to improve the quality of the bioplastics. Melt intercalation method are used with heating temperature of 60°C-80°C for 60 minutes and stirring speed of 500 rpm. The variation of cellulose combination for 30% chitosan (w/w starch) was 10%, 12%, 14%, 16%, and 18% while the variation of chitosan for 16% cellulose (w/w starch) was 20%, 30%, 40 %, 50%, and 60%. Based on the test results, the best characteristic value for the water absorption is 120.65%, biodegradability is 32.74%, tensile strength value is 15.72 MPa, WVTR value is 6.52 g/m2.hour, and elongation is 29.76%. From the test results, it can be concluded that bioplastics made from Manihot Glaziovii starch have not been able to meet SNI No.7188:2016.
Pengaruh Konsentrasi Tepung Kulit Nanas Pada Fermentasi Dengan Metode SHF dan SSF Untuk Menghasilkan Etanol Keryanti, Keryanti; Herliana, Hanafiah; Anggraeni, Nani; Manfaati, Rintis
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol. 14 No. 1 (2023): Vol 14 (2023): Prosiding 14th Industrial Research Workshop and National Semina
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v14i1.5443

Abstract

Limbah kulit nanas masih memiliki kandungan pati 17.53% (b/b), protein kasar 8.78% (b/b), lemak kasar 1.15% (b/b) dan gula reduksi 13.65% (b/b) sehingga dapat menjadi alternatif bahan baku fermentasi untuk menghasilkan etanol. Produksi etanol dari bahan pati dan selulosa seperti tepung kulit nanas beberapa kali telah dilakukan, namun etanol yang dihasilkan kurang optimal sehingga membutuhkan alternatif proses yang dapat meningkatkan kualitas etanol. Upaya peningkatan produksi etanol dari tepung kulit nanas dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu Separated Hydrolysis and Fermentation (SHF) dan Simultaneous Saccharification and Fermentation (SSF). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung kulit nanas terhadap kadar etanol hasil fermentasi dengan metode SHF dan SSF. Variasi konsentrasi tepung kulit nanas yang digunakan (g/L) yaitu 20, 40, 60 dan 80. Proses fermentasi dilakukan pada reaktor 250 mL selama 96 jam dengan penambahan inokulum Saccharomyces cerevisiae sebanyak 20% (v/v). Pada penelitian ini digunakan enzim selulase sebesar 5% (v/v) dari bahan baku yang telah dilarutkan untuk proses hidrolisis pada metode SSF serta katalis HCl 0.1 N (b/v) pada metode SHF. Pengujian dari hasil penelitian ini analisis kadar glukosa dengan metode DNS dan analisis kadar etanol menggunakan refraktometer serta HPLC. Dari hasil penelitian ini diperoleh kadar etanol tertinggi pada konsentrasi tepung kulit nanas 80 g/L sebesar 7.99% untuk metode SHF dan 13.01% untuk metode SSF.
A Comparative Study of Coconut Shell and Melinjo Shell as Carbon Sources for Bio-Briquette Production Augustina, Nadya; Manfaati, Rintis; Rizky, Alfiani; Yusuf, Yusmardhany; Adhitasari, Alfiana
Eksergi Vol 21, No 2 (2024)
Publisher : Prodi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/e.v21i2.10180

Abstract

The aim of this research was to investigate the influence of adding Melinjo shells on the quality and efficiency of charcoal-based bio-briquettes. A combination of coconut shells and Melinjo shells in various ratios was utilized in the study. The briquettes were produced through a carbonization process at a temperature of 300°C for 60 minutes, with tapioca flour used as a binder. Subsequently, the briquettes underwent testing to determine moisture content, ash content, volatile matter, and calorific value. The research findings indicated that all briquettes met the calorific value requirements set by the Indonesian National Standard (SNI), exceeding 5,000 cal/g. The addition of Melinjo shells resulted in a reduction in ash and volatile matter content but also led to a decrease in calorific value. Based on the analysis, the optimal composition obtained was 90 grams of coconut shells and 10 grams of Melinjo shells, producing briquettes with a calorific value of 5,582 cal/g, ash content of 3.76%, and volatile matter content of 6.65%. Therefore, further research is recommended to identify easily combustible components in Melinjo shells to ensure their potential in reducing the amount of ash produced when the briquettes are burned.
Karakterisasi Pengeringan Bawang Merah (Allium cepa L.) Menggunakan Tray Dryer Manfaati, Rintis; Baskoro, Hibah; Rifai, Muhammad Muhlis
CHEESA: Chemical Engineering Research Articles Vol. 3 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/cheesa.v3i2.7660.71-78

Abstract

Pengeringan bawang merah (Allium cepa L.) menggunakan tray dryer bertujuan menghasilkan produk sesuai standar bahan kering, tetapi kadar nutrisinya tetap dipertahankan. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari karakteristik proses pengeringan bawang merah melalui beberapa tinjauan yaitu kadar air bawang merah setelah pengeringan, laju pengeringan konstan (Rc), kadar air bebas kritis (Xc), parameter pengeringan (k), profil kurva laju pengeringan menurun dan nilai difusivitas rata-rata. Pengeringan dilakukan pada bawang merah dengan kadar air awal 82,5%, dan ketebalan 1-2 mm. Suhu pengeringan divariasi pada rentang 50-70 oC, waktu pengeringan 6 jam dan laju udara pengeringan 2,0 m/s. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu optimum pengeringan adalah 70 oC dengan kadar air bawang merah setelah pengeringan adalah 8,3896%, nilai Rc yaitu 1,2968 kg/jam.m2, nilai Xc yaitu 2,3044 kg air/kg bahan kering dan nilai k adalah 0,0173 menit-1. Profil perpindahan air terikat dalam bawang merah terjadi secara difusi dengan nilai difusivitas rata-rata (DL) adalah 1,5556.10-10 m2/detik.