Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KARAKTERISASI SILIKA SEKAM PADI DENGAN VARIASI TEMPERATUR LEACHING MENGGUNAKAN ASAM ASETAT Sapei, Lanny; Padmawijaya, Karsono Samuel; Sutejo, Agustina; Theresia, Liliana
Jurnal Teknik Kimia Vol 9, No 2 (2015): JURNAL TEKNIK KIMIA
Publisher : Program Studi Teknik Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jurnal_tekkim.v9i2.519

Abstract

Sekam padi merupakan salah satu limbah pertanian yang sangat berlimpah di Indonesia namun pemanfaatannya belum optimal. Pembakaran sekam padi secara langsung dapat menyebabkan polusi udara dan masalah lingkungan. Pada dasarnya, sekitar 20 % dari sekam padi terdiri dari silika amorf yang cukup reaktif dan memiliki potensi yang tinggi sebagai bahan baku produk berbasis silika. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh temperatur selama proses perlakuan awal sekam padi menggunakan asam asetat terhadap karakteristik silika yang dihasilkan. Karakterisasi abu silika meliputi analisa  komposisi dan strukturnya menggunakan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), X-ray Diffraction (XRD), X-ray Fluorescene (XRF). Luas permukaan spesifik silika ditentukan menggunakan Brunauer, Emmet, Teller-Surface Area Analyzer (BET-SAA). Silika yang dihasilkan dari penelitian ini berbentuk amorf. Kemurnian silika tertinggi dengan kadar Si sebesar 93,4% diperoleh dari sekam padi dengan perlakuan awal pada temperatur ruang. Luas permukaan spesifik silika amorf tertinggi sebesar ~232 m2/g diperoleh dari proses leaching pada temperatur 75 oC.
EKSTRAKSI ANTIOKSIDAN DARI KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) YIP Arry Miryanti; Lanny Sapei; Kurniawan Budiono; Stephen Indra
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2011)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6022.239 KB)

Abstract

Pemanfaatan limbah kulit buah manggis (Garcinia Mangostana L) hingga saat ini masih terbataspada penyamakan kulit, pewarnaan tekstil dan obat tradisional. Namun, kulit buah manggis jugasebenarnya kaya sekali akan senyawa antioksidan yang sangat bermanfaat bagi kesehatanmanusia dan potensi ini belum dimanfaatkan secara luas. Oleh karena itu proses ekstraksiantioksidan dari kulit buah manggis perlu dikaji lebih lanjut. Tujuan penelitian adalah mengetahuipengaruh jenis pelarut, temperatur dan rasio umpan terhadap pelarut (F:S) dalam proses ekstraksiantioksidan yang terdapat pada kulit buah manggis terhadap aktivitas antioksidan. Jenis pelarutyang digunakan antara lain metanol, methanol-air (9:1) dan air. Sedangkan temperaturdivariasikan dari temperatur kamar, 35oC, dan 45oC serta variasi rasio F:S yang dipilih adalah1:7, 1:10, 1:15. Kulit buah manggis dikecilkan ukurannya dan kadar airnya dikurangi hingga ± 8-10%. Setelah itu dilakukan penelitian pendahuluan untuk penentuan waktu proses ekstraksi yangdianggap dapat mewakili lamanya waktu ekstraksi pada penelitian utama. Proses ekstraksipenelitian pendahuluan dilakukan pada temperatur kamar dengan pelarut air dan rasio F:S = 1:7.Karakteristik senyawa antioksidan yang terdapat pada ekstrak diuji lebih lanjut menggunakan ujifitokimia, FTIR, dan GC-MS. Di samping itu aktivitas antioksidan dianalisis menggunakan metoderadikal bebas stabil DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) yang ditunjukkan oleh nilai EC50(konsentrasi antioksidan yang mampu memberikan peredaman radikal bebas sampai 50%).Variabel proses hasil penelitian yang terbaik adalah ekstraksi antioksidan dengan pelarut metanol,temperatur 35oC dan rasio F:S=1:15, dengan nilai rendemen dan EC50 berturut-turut sebesar17,91% dan 8,667. Rancangan faktorial 3 faktor menunjukkan hanya jenis pelarut dan temperaturekstraksi yang berpengaruh terhadap nilai EC50. Hasil uji fitokimia menunjukkan ekstrak kulitbuah manggis positif terhadap uji flavonoid dan polifenol, sedangkan hasil uji FTIR menunjukkanadanya gugus C=C, O-H, C-O dan cincin aromatik. Hasil uji GC-MS menunjukkan adanyasenyawa asam heksadekanoat, asam oleat dan katekin pada ekstrak kulit buah manggis. Senyawaxanthone yang merupakan antioksidan terbesar yang terdapat di kulit buah manggis tidakterdeteksi yang kemungkinan besar disebabkan karena bentuknya yang masih berupa senyawakompleks glikosida dan belum terhidrolisis.Kata kunci : kulit buah manggis, ekstraksi, antioksidan, DPPH, FTIR, GC-MS, fitokimia
Pemanfaatan Abu Sekam Padi pada Ozonisasi Minyak Goreng Bekas untuk Menghasilkan Biodiesel Lieke Riadi; Lanny Sapei; Yosephine Kristiani; Octovania Sugianto
Jurnal Rekayasa Proses Vol 8, No 1 (2014)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.799 KB) | DOI: 10.22146/jrekpros.5020

Abstract

Penggunaan abu sekam padi sebagai katalis pendukung pada ozonasi minyak goreng bekas untuk menghasilkan biodiesel dipelajari pada penelitian ini. Ozonasi minyak goreng bekas termasuk proses yang hemat energi dan ramah lingkungan karena menggunakan minyak goreng bekas sebagai bahan baku biodiesel serta suhu reaksi yang relatif rendah yaitu pada suhu kamar. Proses pembuatan biodiesel dilakukan dengan mereaksikan minyak goreng bekas dan metanol dengan bantuan katalis KOH pada sebuah reaktor. Gas ozon dialirkan secara kontinu dalam reaktor berpengaduk pada suhu 30oC dan tekanan atmosfer. Pengaruh penggunaan abu sekam padi sebagai supporting catalyst terhadap konsentrasi metil ester yang dihasilkan dikaji dalam percobaan ini. Abu yang digunakan adalah abu hitam (pemanasan pada 350oC) dan putih (pemanasan pada 750oC) dengan konsentrasi masing-masing sebesar 0,5 ; 1 ; 1,5% (b/b). Produk metil ester dikarakterisasi menggunakan Gas Chromatography untuk mengetahui jumlah metil ester rantai pendek (SCME) maupun metil ester rantai panjang (LCME). Di samping itu, dilakukan juga uji densitas dan viskositas, abu yang digunakan diuji dengan analisa XRD dan BET. Konsentrasi SCME paling tinggi dihasilkan pada variasi abu putih dengan konsentrasi 1,5%. Namun, penambahan abu tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pembentukan LCME. Dengan demikian, abu putih lebih berperan sebagai supporting catalyst dibandingkan abu hitam. Kata kunci: biodiesel, minyak goreng bekas, abu sekam padi, proses ozonasi,metil ester rantai pendek,metil ester rantai panjang Biodiesel is one of the alternatives for the shortage of fossil fuel. In this experiment biodiesel from waste cooking oil which is made using an ozonation process was studied. The process is energy extensive and environmentally friendly because of the use waste cooking oil as a raw material and the experiment was carried out at low reaction temperature which is room temperature. Waste cooking oil was reacted with methanol, KOH as the base catalyst, and ozone that was continually flowed into a stirred reactor at 30oC and atmospheric pressure. The effect of rice hulk ash addition as the supporting catalyst on methyl esters concentrations was observed in this experiment. Two different types of ashes were used, namely black (heating at 350oC) and white (heating at 750oC) with the concentrations of 0.5; 1; 1.5% (w/w). Methyl esters products were characterized using GC apparatus for Short Chain Methyl Ester (SCME) and Long Chain Methyl Ester (LCME) concentrations. They were also analyzed in terms of density and viscosity. The ashes were characterized by XRD and BET. The highest amount of SCME was achieved at the white ash concentration of 1.5%. However, the ash additions seemed not significant on the LCME production. Thus, the white ash was more useful as a supporting catalyst than the black one. Keywords: biodiesel, used cooking oil, rice hulk ash, ozonation process, short chain methyl ester, long chain methyl ester
Pemanfaatan Abu Sekam Padi pada Ozonisasi Minyak Goreng Bekas untuk Menghasilkan Biodiesel Lieke Riadi; Lanny Sapei; Yosephine Kristiani; Octovania Sugianto
Jurnal Rekayasa Proses Vol 8, No 1 (2014)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jrekpros.5020

Abstract

Penggunaan abu sekam padi sebagai katalis pendukung pada ozonasi minyak goreng bekas untuk menghasilkan biodiesel dipelajari pada penelitian ini. Ozonasi minyak goreng bekas termasuk proses yang hemat energi dan ramah lingkungan karena menggunakan minyak goreng bekas sebagai bahan baku biodiesel serta suhu reaksi yang relatif rendah yaitu pada suhu kamar. Proses pembuatan biodiesel dilakukan dengan mereaksikan minyak goreng bekas dan metanol dengan bantuan katalis KOH pada sebuah reaktor. Gas ozon dialirkan secara kontinu dalam reaktor berpengaduk pada suhu 30oC dan tekanan atmosfer. Pengaruh penggunaan abu sekam padi sebagai supporting catalyst terhadap konsentrasi metil ester yang dihasilkan dikaji dalam percobaan ini. Abu yang digunakan adalah abu hitam (pemanasan pada 350oC) dan putih (pemanasan pada 750oC) dengan konsentrasi masing-masing sebesar 0,5 ; 1 ; 1,5% (b/b). Produk metil ester dikarakterisasi menggunakan Gas Chromatography untuk mengetahui jumlah metil ester rantai pendek (SCME) maupun metil ester rantai panjang (LCME). Di samping itu, dilakukan juga uji densitas dan viskositas, abu yang digunakan diuji dengan analisa XRD dan BET. Konsentrasi SCME paling tinggi dihasilkan pada variasi abu putih dengan konsentrasi 1,5%. Namun, penambahan abu tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pembentukan LCME. Dengan demikian, abu putih lebih berperan sebagai supporting catalyst dibandingkan abu hitam. Kata kunci: biodiesel, minyak goreng bekas, abu sekam padi, proses ozonasi,metil ester rantai pendek,metil ester rantai panjang Biodiesel is one of the alternatives for the shortage of fossil fuel. In this experiment biodiesel from waste cooking oil which is made using an ozonation process was studied. The process is energy extensive and environmentally friendly because of the use waste cooking oil as a raw material and the experiment was carried out at low reaction temperature which is room temperature. Waste cooking oil was reacted with methanol, KOH as the base catalyst, and ozone that was continually flowed into a stirred reactor at 30oC and atmospheric pressure. The effect of rice hulk ash addition as the supporting catalyst on methyl esters concentrations was observed in this experiment. Two different types of ashes were used, namely black (heating at 350oC) and white (heating at 750oC) with the concentrations of 0.5; 1; 1.5% (w/w). Methyl esters products were characterized using GC apparatus for Short Chain Methyl Ester (SCME) and Long Chain Methyl Ester (LCME) concentrations. They were also analyzed in terms of density and viscosity. The ashes were characterized by XRD and BET. The highest amount of SCME was achieved at the white ash concentration of 1.5%. However, the ash additions seemed not significant on the LCME production. Thus, the white ash was more useful as a supporting catalyst than the black one. Keywords: biodiesel, used cooking oil, rice hulk ash, ozonation process, short chain methyl ester, long chain methyl ester
Online Education on the Development of Functional Foods and the Nutrients Encapsulation Lanny Sapei; Natalia Suseno; Hendrik Gunawan
Warta Pengabdian Andalas Vol 31 No 2 (2024)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jwa.31.2.265-276.2024

Abstract

The modern society lifestyle triggers a tendency for people to consume fast food with high-calorie, low-nutrient, and low-fiber. Due to the COVID-19 pandemic, society is becoming more aware of maintaining health by consuming healthy and nutritious foods. Therefore, the target of this educational webinar program was educated individuals in the education sector, and they were expected to influence their surrounding communities to adopt healthy eating patterns through the consumption of functional foods. Oil-in-water (O/W) food emulsions such as milk, mayonnaise, and creamer are widely consumed in processed foods. The development of Fiber CrèmeTM creamer as a substitute for milk/coconut milk, which is low sugar, trans-fat-free, and high fiber, has been produced by PT. LNK to enhance the taste of processed foods and beverages. Compounds such as vitamins, minerals, and antioxidants can be encapsulated within the emulsion system, such as using Virgin Coconut Oil (VCO) in creamer products. This webinar was attended by 103 participants, with 80% coming from the education sector. The participants' high level of knowledge and awareness was reflected through online questionnaires and comments. This educational webinar encourages the community to sustainably enhance body immunity by consuming functional foods.
Process Design of Benzene Nitrification Agustriyanto, Rudy; Sapei, Lanny; Mochni, Endang Srihari; Setyopratomo, Puguh
Keluwih: Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 4 No. 1 (2023): Keluwih: Jurnal Sains dan Teknologi (February)
Publisher : Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/saintek.v4i1.5391

Abstract

Abstract—Aspen HYSYS was used to investigate several aspects of process design for benzene nitration. In this study, the frequency factor (ko) and the activation energy (Ea) for benzene nitration were given from the literature. Calculations of chemical and physical properties were performed automatically on Hysys using the NRTL and UNIQUAC Thermodynamic models. Some aspects of process design were studied, namely: (1) the effect of temperature on the conversion of reactions, (2) the effect of the ratio of sulphuric acid to nitric acid on the synthesis of nitrobenzen in the reactor, and (3) the effect of reactor arrangements ( parallel and series) on reaction conversion. The results showed that the peak of conversion that could be achieved on a single reactor was 96.9% at a ratio of sulfuric acid: nitric acid = 3.5 and a temperature of 50ºC. However, based on this study, it is suggested that the most favorable conditions for nitation of benzene in an isothermal reactor are 50°C and a sulfuric acid:nitric acid ratio of about 2.5 to 3. Abstrak—Aspen HYSYS digunakan untuk menginvestigasi beberapa aspek perancangan proses pada nitrasi benzen. Energi aktivasi (Ea) dan faktor frekwensi (ko) untuk reaksi ini diperoleh dari literature. Perhitungan sifat-sifat fisis dan kimia dilakukan secara otomatis pada Hysys dengan menggunakan model Termodinamik NRTL dan UNIQUAC. Beberapa aspek perancangan proses dipelajari dengan simulasi, yaitu: pengaruh suhu pada konversi reaksi, pengaruh rasio asam sulfat terhadap asam nitrat pada sintesa nitrobenzen dalam CSTR (reaktor berpengaduk kontinyu), dan pengaruh susunan reaktor baik seri maupun parallel terhadap konversi reaksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konversi tertinggi yang dapat dicapai pada CSTR tunggal adalah 96,9 % pada rasio asam sulfat: asam nitrat = 3,5 dan suhu 50ºC. Namun demikian, berdasarkan penelitian ini, disarankan bahwa kondisi yang paling disukai untuk nitasi benzen dalam CSTR isotermal adalah 50ºC dan rasio asam sulfat:asam nitrat sekitar 2,5 sampai 3.