Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Warm Water Pool System Simulation: Design and Manufacture Ida Bagus Gde Widiantara; I Wayan Suastawa
Logic : Jurnal Rancang Bangun dan Teknologi Vol 20 No 3 (2020): November
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31940/logic.v20i3.2136

Abstract

Human development and national competitivenes is one of the flagship programs from The Indonesian Government. Bali as one of the best tourist destination in the world is required to have an international standard tourism infrastructure. A swimming pool in a tourism accomodation is a standard facility in a tourist infrastructure. There are several types of swimming pools i.e. public swimming pools and private pools. During its development and demand, private pools develop into swimming pools with additional facilities such as warm water, which is often called a jacuzzi. Another additional facility is added pressure to the water in completing massage, fragrance and foam. The swimming pool is one of facilitity designed to hold water to allow swimming or other recreational activities. Pools can be built in the ground or on the ground as a free construction or as a part of structure and also with a common feature or a free style design. In-ground pools are the most common pools made and constructed from materials such as concrete, natural stone, metal, plastic, or fiberglass. To support comfort and satisfaction when using the swimming pool, the adequate water level in the swimming pool will be maintained by system with several supporting devices such as pumps, dirt filters and maintained at a certain level. Other things that support water quality include temperature, water turbidity, color, odor, pH, chlorine content etc.
PEMANFAATAN LIMBAH KULIT CANGKANG KOPI ARABIKA DALAM BENTUK BRIKET SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF Ida Bagus Gde Widiantara; I Made Anom Adiaksa
Matrix : Jurnal Manajemen Teknologi dan Informatika Vol 5 No 1 (2015): MATRIX - Jurnal Manajemen Teknologi dan Informatika
Publisher : Unit Publikasi Ilmiah, P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebijakan pemerintah Indonesia dalam bidang energi sudah cukup jelas dalam mengembangkansumber energi terbaharukan (renewable energy) yang dihasilkan dari sumber daya energi alami yang tidak akan habis dan berkelanjutan. Biomassa merupakan salah satu alternatif energi/bahan bakar dari salah satu limbah perkebunan adalah cangkang kulit kopi yang selama ini hanya dianggap sebagai sampah tetapi denganpengolahan serta metode yang tepat dapat dijadikan sebuah sumber energi. Melihat permasalahan ini peneliti mencoba untuk mengarangkan, mencampur dengan tepung tapioka sebagai perekat dan terakhir memadatkannya.Dari hasil uji laboratorium, briket cangkang kulit kopi belum menujukkan hasil yang baik dengan nilai kalor sebesar 5631,21 cal/gr dimana nilai ini belum masuk pada standar sebuah briket. Tetapi, setelah penulis melakukan wawancara dengan petani, cangkang kulit kopi yang telah kering akibat proses pengarangan dapat dipergunakan langsung sebagai pupuk organik, mengingat para petani juga terkendala oleh pupuk kopi.
Pengaruh Penggunaan Pendingin Air Terhadap Output Panel Surya Pada Sistem Tertutup Ida Bagus Gde Widiantara; Nyoman Sugiartha
Matrix : Jurnal Manajemen Teknologi dan Informatika Vol 9 No 3 (2019): MATRIX - Jurnal Manajemen Teknologi dan Informatika
Publisher : Unit Publikasi Ilmiah, P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (624.247 KB) | DOI: 10.31940/matrix.v9i3.1582

Abstract

Energi surya adalah sebuah sumber energi yang tidak terbatas ketersediaannya, ramah lingkungan dan di Indonesia persediannya sangat melimpah. Radiasi matahari di Indonesia rata-rata 4,8 kWh per meter persegi/hari tetapi kapasitas terpasang pada saat ini adalah 16,02 MW dan pemerintah menargetkan menjadi 6,4 GW tahun 2025. Salah satu kendala dalam penerapan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) adalah rendahnya efisiensi dari panel surya serta kendala dalam penyimpanannya agar dapat dipergunakan pada malam hari. Pancaran energi matahari tidak seluruhnya diubah menjadi energi dimana terdapat pula energi panas. Melihat efektifitas panel surya bekerja pada suhu 25 derajat Celcius maka timbul keinginan untuk memanfaatkan panas lebih yang dihasilkan dengan mendinginkan panel surya dengan menyemprotkan air pada bagian bawah permukaannya. Hasil pengujian di dalam ruangan menunjukkan bahwa rancangan berjalan dengan baik dan diperoleh peningkatan daya luaran panel sebesar 4 W pada intensitas cahaya lampu 1000 W per meter persegi sedangkan pada intensitas cahaya yang lebih kecil yaitu 600 W per meter persegi, menunjukkan penurunan daya luaran panel sebesar 1 W. Melihat hasil tersebut penggunaan pendingin pada panel surya belum efektif karena terdapat penggunaan daya listrik untuk menghidupkan sistem pendingin sebelum panel surya mulai digunakan untuk mencapai suhu permukaan panel surya sebesar 25 derajat Celcius.