This Author published in this journals
All Journal GIZI INDONESIA
Sandjaja .
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

RISIKO KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA IBU HAMIL DI INDONESIA Sandjaja .
GIZI INDONESIA Vol 32, No 2 (2009): September 2009
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v32i2.76

Abstract

CHRONIC ENERGY DEFICIENCY AMONG PREGNANT WOMEN IN INDONESIAMaternal mid-upper arm circumference (MUAC) is a potential indicator of maternal nutritional status.It can serve as a predictor of low birth weight and other health related indicators. It is used inIndonesia to select woman of reproductive age and pregnant woman for nutrition intervention.However, there are few studies in Indonesia to examine risk factors associated with low MUAC. Theobjective of the study is to determine characteristics of areas, family, pregnant woman, and morbidityassociated with low MUAC ( 23.5 Cm), as a predictor of chronic energy deficiency. Data used for theanalysis is Riskesdas (Baseline Health Research) 2007. A total of 8187 pregnant women were used forthe analysis. The result showed that the prevalence of low MUAC in Indonesia was 21.6%, varied from11.8% in Riau to 32.4% in East Nusa Tenggara. The prevalence is higher in rural than that in urbanareas. The result also showed that high prevalence of low MUAC is associated with familycharacteristics (pregnant woman as dependent in the family, smaller and bigger household members,and poor quintiles of expenditure per capita). There was a negative association between theprevalence of low MUAC with age, education attainment, and height of mother. High prevalence oflow MUAC was found for single mother, jobless, farmer, unskilled labor. There was no cleardifference between low MUAC and morbidity or out-patient attendance in different type of healthfacilities. Keywords: pregnant woman, upper-arm circumference
PERILAKU MEROKOK ORANG TUA DAN BERAT BADAN BAYI LAHIR (Analisis Data Riskesdas 2010) Sudikno .; Sandjaja .
GIZI INDONESIA Vol 35, No 2 (2012): September 2012
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v35i2.130

Abstract

BBLR masih merupakan masalah di bidang kesehatan perinatal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku  merokok  orang  tua  dengan  berat  badan  bayi  lahir.  Penelitian  ini  menggunakan  data  sekunder Riskesdas  2010  dengan  disain  penelitian  cross-sectional.  Sampel  adalah  semua  rumah  tangga  yang mempunyai  bayi  berumur  0-11  bulan.  Data  diambil  dari  kuesioner  individu  (RKD10IND)  dan  kuesioner rumah tangga (RKD10RT),  yaitu karakteristik  kepala keluarga, istri dari kepala keluarga. Data anak yang dianalisis  yang  mempunyai  catatan  berat  badan  lahir,  lahir  cukup  bulan,  status  sebagai  anak  (bukan anggota  keluarga  lain).  Hasil  penelitian  tidak  berhasil  menunjukkan  adanya  perbedaan  rata-rata  berat badan lahir bayi menurut perilaku orang tua yang perokok maupun bukan perokok.Kata kunci: perilaku merokok, orang tua, berat badan bayi lahir
ANALISIS KINERJA TENAGA PELAKSANA GIZI PUSKESMAS DALAM PENANGGULANGAN BALITA GIZI BURUK DI KABUPATEN KEBUMEN Sudikno .; Tetra Fajarwati; Rika Rachmawati; Irlina Raswanti; Sandjaja .
GIZI INDONESIA Vol 30, No 2 (2007): September 2007
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v30i2.44

Abstract

WORK PERFORMANCE OF PUSKESMAS NUTRITION OFFICER IN THE MANAGEMENT OF SEVERE MALNUTRITION IN KEBUMENMinistry of Health published Guidelines for the Management of Severe Malnutrition in Puskesmas(Community Health Center) adopted from WHO book. It is a handbook for nutrition officer inPuskesmasto treat severe malnourished children in his areas. However, there has no study toevaluate work performance of nutrition officer in the implementation of the guidelines. A crosssectional study was conducted in the District of Kebumen, Central Java Province where severemalnourished children were high to determine work performance of Puskesmas nutrition officer.Samples of the study were 33 nutritition officers of Puskemas and 29 heads of Puskemas.Variables collected were characteristics of nutrition officer, budget and time allocated for nutrition,nutrition equipment and supplies, and management of severe malnutrition program; planning,implementation, monitoring, supervision, recording, reporting and evaluation constructed inquestionares. A composite of good and no good were based on variables to measure workperformance. The study team interviewed the samples by using questionaires. The sudy revealedthat 48.5 % nutrition officer had good working performance. Analysis showed that good workingperformance of nutrition officers in the management of severe malnutrition was associatedsignificantly with availability of nutrition equipment and supplies in Puskesmas and Posyandu(integrated health post) and intensive supervision from District Health Office.Keywords: severe malnutrition, work performance, nutrition officer
HUBUNGAN PENGELUARAN ROKOK RUMAH TANGGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI INDONESIA (ANALISIS DATA RISKESDAS 2010) Sudikno .; Bona Simanungkalit; Yekti Widodo; Sandjaja .
GIZI INDONESIA Vol 34, No 2 (2011): September 2011
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v34i2.109

Abstract

Tingkat  pendapatan masyarakat  diperberat  oleh  pengeluaran  rokok  rumah  tangga  yang  secara  tidak langsung  akan  mempengaruhi  status  gizi  balita.  Penelitian  ini  bertujuan  mengetahui  hubungan pengeluaran rokok rumah tangga dengan status gizi balita. Penelitian menggunakan data Riskesdas 2010. Populasi  penelitian  meliputi  semua  rumah  tangga  Riskesdas  2010.  Sedangkan  sampel  adalah  semua rumah tangga Riskesdas 2010 yang memiliki balita (0-59 bulan) dengan kriteria inklusi balita (0-59 bulan) termuda di rumah tangga. Variabel penelitian meliputi: status gizi balita, pengeluaran rokok rumah tangga, pendidikan KK, pekerjaan KK, tinggi badan ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dan status sosial ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan rumah tangga dengan pengeluaran rokok pada kuintil 4 dan 5 memiliki odds rasio  1,21  kali  untuk  memiliki  balita  dengan  status gizi  (BB/TB)  kurus  dan  sangat  kurus  dibandingkan rumah  tangga  dengan  pengeluaran  rokok  pada  kuintil  1,  2,  dan  3  setelah  dikontrol  oleh  variabel pendidikan ibu, pendidikan KK, dan pekerjaan KK. Kata kunci: pengeluaran rokok, rumah tangga, statusgizi balita
CAKUPAN SUPLEMENTASI KAPSUL VITAMIN A DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK ANAK BALITA DAN AKSES KE PELAYANAN KESEHATAN DI INDONESIA (ANALISIS DATA RISKESDAS 2010) Sandjaja .
GIZI INDONESIA Vol 34, No 2 (2011): September 2011
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v34i2.104

Abstract

Kurang vitamin A mempunyai dampak pada fisiologi indera pengelihatan dan imunitas tubuh. Seperempat anak balita di dunia masih menderita kurang vitaminA. Pada survei nasional vitamin A pada anak balitatahun 1992 mendapatkan prevalensi xerophthalmia 0,34 persen. Tetapi beberapa survei lain sesudahnya menunjukkan  kurang  vitamin  A  sub-klinikal  masih  cukupo  tinggi.  Suplementasi  kapsul  vitamin  A  dosis tinggi enam bulan sekali pada anak balita merupakanstrategi kunci untuk meningkatkan status vitamin A. Berbagai  faktor  anak  balita  dan  akses  pelayanan  kesehatan  diduga  mempengaruhi  tinggi  rendahnya cakupan kapsul vitamin A di Indonesia. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor akses pelayanan kesehatan dan karakteristik anak balita yang mempengaruhi tinggi rendahnya cakupan kapsul vitamin A. Analisis  menggunakan  data  sekunder  yang  dikumpulkan dalam  Riskesdas  2010.  Riskesdas  merupakan studi kros-seksional yang mengumpulkan data dasar kesehatan dari 69.300 sampel rumah tangga di 2.798 blok sensus terpilih di seluruh wilayah Indonesia. Hanya variabel yang lengkap dan relevan dengan faktor yang  diduga  berperan  pada  16.955  sampel  anak  umur  12-59  bulan  yang  menerima  atau  tidak  kapsul vitamin A yang diambil untuk analisis. Analisis akhir yang digunakan adalah regresi logistik multivariat untuk  mengukur  faktor-faktor  yang  berperan  dalam  penerimaan  kapsul  vitamin  A.  Hasil  penelitian menunjukkan  bahwa  cakupan  kapsul  vitamin  A  di  Indonesia  sebesar  70,5  persen,  bervariasi  antar provinsi,  cakupan  lebih  tinggi  di  daerah  perkotaan  (75,3%)  dibanding  di  perdesaan  ((65,6%).  Posyandu merupakan tempat yang paling tinggi untuk mendapatkan kapsul vitamin A (84,1%). Anak balita dalam 6 bulan  terakhir  yang  tidak  mendapatkan  kapsul  vitamin  A  berhubungan  secara  bermakna  dengan  yang tidak  mempunyai  KMS  (AOR=1.652,  95%  CI  1.465-1.863),  telah  diimunisasi  tetapi  tidak  lengkap (AOR=1.492,  CI  1.358-1.639)  atau  belum  diimunisasi  (AOR=3.597,  95%  CI  3.121-4.146),  dalam  6  bulan terakhir ke posyandu dua kali atau kurang (AOR=6.046, 95% CI 5.425-6.733), kelahiran anak ditolong bukan oleh  tenaga  kesehatan  (AOR=1.244,  CI  1.114-1.388),  tidak  ada  pemeriksaaan  kesehatan  oleh  nakes  saat neonatus (AOR=1.152, CI 1.040-1.275), tetapi cakupan kapsul vitamin A tidak berhubungan dengan jenis kelamin  anak,  kelompok  umur  anak,  tidak  punya  buku  KIA,  maupun  status  gizi  underweight,  wasting, stunting. Rekomendasi: Peningkatan cakupan kapsul vitamin Adapat dilakukan dengan revitalisasi peran posyandu dan peningkatan akses balita pada pelayanan kesehatan di desa.Keywords: suplementsi kapsul vitamin A, anak balita, posyandu, akses pelayanan kesehatan