Wulan Prafita Sari
Program Studi Kehutanan Universitas Pendidikan Mandalika

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

ANALISIS PENDAPATAN PETANI HHBK KAYU PUTIH (Melaleuca cajuputi) DI HUTAN LINDUNG DESA MONTONG SAPAH KECAMATAN PRAYA BARAT DAYA KABUPATEN LOMBOK TENGAH Wulan Prafita Sari; Yulia Ratnaningsih
Jurnal Silva Samalas Vol 3, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Universitas Pendidikan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v3i1.3682

Abstract

Minyak kayu putih merupakan salah satu hasil hutan bukan kayu yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari. Saat ini permintaan minyak kayu putih diperkirakan akan terus meningkat dengan bertambahnya populasi penduduk dunia dan berkembangnya berbagai industri yang memanfaatkan minyak kayu putih. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan, kelayakan usaha petani HHBK kayu putih (Melaleuca cajuputi) dan sistem pemasaran hasil panen kayu putih (Melaleuca cajuputi). Lokasi penelitian terletak di Hutan Lindung Desa Montong Sapah Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik survey dan wawancara dengan menggunakan alat bantu kuisioner terhadap 14 responden yang dilaksanakan pada bulan januari 2020. Penentuan responden dilakukan dengan random sebanyak 15% dari jumlah petani HHBK kayu putih (Melaleuca cajuputi) yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan Tenem . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendapatan petani dalam kisaran waktu 1 tahun adalah sebesar Rp. 2.901.000, rata-rata tiap kali panen dalam kisaran waktu perdua bulan sebesar Rp. 792.000 dan tingkat kelayakan usaha dimana R/C Ratio menunjukkan 2,58 ≥ 1,3 yang berarti menguntungkan, maka usaha ini layak dilanjutkan. Dalam analisis pemasaran menunjukkan bahwa petani menjual kayu putih ke satu tempat (monopoli) dengan 2 sistem pembayaran yang dilakukan oleh pihak pembeli yaitu 64% pembayaran langsung dan 36% pembayaran kemudian. Untuk meningkatkan pendapatan maka diharapkan petani meningkatkan usaha pemeliharaan seperti pemangkasan (prunning) sesuai petunjuk teknis kemudian perlu adanya campur tangan pemerintah untuk menentukan harga jual daun kayu putih ,mencari informasi pasar untuk mendapat nilai jual maksimal atau optimal  dan frekuensi kerja penyuluh lebih ditingkatkan kembali