Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK SEWA MENYEWA POHON MANGGA DI KALANGAN MASYARAKAT DUSUN PATUK (Overview of Islamic Law Against Leasing Practices of Leasing Mango Trees Among Patuk Communities) Afanda Leliana Sari; Abdul Wahab A. Khalil; Faridatul Fitriyah
Qawanin: Jurnal of Economic Syaria Law Vol 4 No 1 (2020): Januari
Publisher : Fakultas Syariah IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1156.736 KB) | DOI: 10.30762/q.v4i1.2005

Abstract

Praktik sewa menyewa pohon mangga di kalangan masyarakat Dsn. Patuk Ds. Ngetos Kec. Ngetos Kab. Nganjuk yang tidak biasa perlu kajian dengan tinjauan hukum Islam apakah sudah sesuai dengan syariat, guna meminimalisir adanya kemadlaratan yang mungkin ditimbulkan. Penelitian ini akan mengkaji dan menganalisis tentang praktik sewa menyewa pohon mangga dikalangan masyarakat Dusun Patuk Desa Ngetos Kecamatan Ngetos Kabupaten Nganjuk serta statusnya tinjauan hukum Islam. Penelitian lapangan (field reseach) ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber datanya adalah masyarakat Dusun Patuk, dikumpulkan dengan teknik wawancara dan observasi. Metode analisisnya adalah deskriptif, yaitu mendeskripsikan bagaimana praktik sewa menyewa pohon mangga yang terjadi di kalangan masyarakat Dsn. Patuk Ds. Ngetos Kec. Ngetos Kab. Nganjuk dengan tinjauan hukum Islam. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa praktik sewa menyewa pohon mangga di kalangan masyarakat Dsn. Patuk Ds. Ngetos Kec. Ngetos Kab. Nganjuk termasuk dalam akad bathÄ«l dikarenakan terdapat satu rukun yang tidak terpenuhi atau dilarang oleh syara’ yakni penggunaan pohon mangga sebagai objek sewa. Terkait dengan resiko, dalam praktik ini seluruh resiko menjadi tanggungjawab pihak penyewa. Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama’ Indonesia (DSN-MUI) No: 112/DSN- MUYIX/2017 Tentang Akad IjÄrah. Sedangkan hukumnya adalah dihukumi ma’fu, dikarenakan ketidak pahaman masyarakat tersebut atas hukum dari praktik yang mereka lakukan. The practice of renting happens in Patuk Ngetos village Ngetos Nganjuk Regency by using mango trees as the objects in unusual leases needs to be studied with a review of Islamic law whether it is in accordance with the Sharia in order to minimize the existence of delays that might result from this practice, as well as a review of Islamic law about the practice of renting mango trees among the people of in Patuk Ngetos village Ngetos Nganjuk Regency. This type of research is a field research (field research), with a qualitative approach. The data source of this research is the community of Patuk villaget. The data collected isprimary data with data collection techniques through interviews and observations. Based on the results of the study, it can be concluded that this practice is included in the bathīl contract because there is one pillar that is not fulfilled or prohibited by syara 'which is the use of mango trees as rental objects. This is also in accordance with the view of the ulama 'madzhab which states that it is not permissible to rent trees for fruit. In addition, the use of this object has resulted in uncertain speculation of results so that it tends towards gharar. As for the law on the practice of renting that has been done by the people of Patuk village, they are punished by ma'fu, due to the community's lack of understanding of the law of their practice. Therefore, the practice of renting a mango tree should be transferred to other agreements (contracts) such as land rent along with what is embedded in it or also with a contract (contract) musaqah provided that the results are sold to the cultivators.
JUAL BELI RAMBUT UNTUK WIG DAN HAIR EXTENSIONS DITINJAU DARI SOSIOLOGI HUKUM ISLAM (Studi Kasus Pada Salon Kecantikandi Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri) BUYING HAIR FOR WIG AND HAIR EXTENSIONS REVIEWED FROM SOCIOLOGY OF ISLAMIC LAW (A Case Study on Riris Arista; Abdul Wahab A. Khalil
Qawanin: Jurnal of Economic Syaria Law Vol 5 No 2 (2021): Desember
Publisher : Fakultas Syariah IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (755.944 KB) | DOI: 10.30762/qawanin.v5i2.3471

Abstract

Seiring dengan perkembangan jaman, maka kegiatan dalam berbagai bidangpun juga mengalami perkembangan, salah satunya praktik bermuamalah khususnya dalam hal jual beli. Praktik jual beli yang ada dilingkungan Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri sendiri juga bermacammacam, salah satunya praktik menjual dan membeli rambut manusia untuk dijadikan wig danhairextensions di salon kecantikan. Tujuandaripenelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana praktik jual dan beli rambut manusia untuk wigdanhair extensions padasalon kecantikan di Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri, danapa faktor-faktor yang mempengaruhi praktik jualbeli rambut manusia untuk wig danhair extensions di salon kecantikan Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri. Jenis penelitian iniadalahpenelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan Sosiologi Hukum Islam. Sifat dari penelitian ini adalah deskriptif analitik. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang sudah diperoleh dari lapangan kemudian dianalisis dengan metode berfikir secara induktif yang selanjutnya akan dilakukan pengecekan keabsahan data. Hasil daripenelitian ini menunjukkanbahwa praktik jual beli rambut untuk wig danhair extensionspada salon-salon kecantikan di Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri memiliki persamaan dalam hal transaksinya, yaitu mengumpulkan potongan rambut dari pelanggan yang telah melakukan treatment potong rambut, kemudian potongan rambut yang memiliki ukuran panjang sekitar 20 cm ke atas dijual untuk dijadikan wig (rambut palsu) atauhair extensions (menyambung rambut) ke pengepul maupun di salonnya sendiri. Sedangkan untuk ukuran panjang rambut kurang dari 20 cm akan dijual secara kiloan atau diukur dengan timbangan kepada orang yang membuat sanggul, wig maupun dibuang sendiri oleh pemilik salon. Adanya praktik jual beli rambut untuk wig danhair extensions pada salon kecantikan tersebut disebabkan masih adanya minat konsumen akan wig danhair extensions dari rambut asli manusia. Kemudian faktor-faktor lainyang menyebabkan pemilik salon masih melakukan praktik tersebut diantaranya karena masih kurangnya pengetahuan tentang bermuamalah yang baik dan benar sesuai syara’, karena faktor ekonomi, background pendidikan, pemakaian wig dan hair extensions yang masih diminati oleh sebagian konsumen di dunia kecantikan hingga saat ini, adanya minat konsumen akan wigdanhair extensions dari bahan rambut asli manusia yang dirasa lebih aman, nyaman dan mudah perawatannya dibanding dari bahan sintetis atau buatan Along with the times, activities in various fields have also developed, one of which is the practice of muamalah, especially in terms of buying and selling. The practice of buying and selling in the Ringinrejo Subdistrict, Kediri Regency itself also varies, one of which is the practice of selling and buying human hair for wigs and hair extensions at beauty salons. The purpose of this studyis to find out how the practice of buying and selling human hair for wigs and hair extensions at a beauty salon in Ringinrejo district, Kediri Regency, and what factors influence the practice of buying and selling human hair for wigs and hair extensions at a beauty salon in the District of Kediri. Ringinrejo, Kediri Regency. This type of research is a qualitative research using the Sociology of Islamic Law approach. The nature of this research is descriptive analytic. Data collection methods used are observation, interviews and documentation. The data obtained from the field are then analyzed by inductive thinking method which will then be checked for the validity of the data. The results of this study indicate that the practice of buying and selling hair for wigs and hair extensions at beauty salons in Ringinrejo District, Kediri Regency has similarities in terms of transactions, namely cut the hair, then haircuts that have a length of about 20 cm and above are sold to be used as wigs or hair extensions to collectors or at the salon itself. As for the length of hair less than 20 cm, it will be sold in kilos or measured bycscales to the person who makes the bun, wig or disposed of by the salon owner himself. The practice of buying and selling hair for wigs and hair extensions at beauty salons is due to the consumer interest in wigs and hair extensions made from real human hair. Then other factors that cause salon owners to still carry out this practice include the lack of knowledge and understanding of good and correct muamalah according to sharia, due to economic factors, nonIslamic beauty education background, the use of wigs and hair extensions which are still in demand by the public. consumers in the world of beauty to date, there is consumer interest in wigs and hair extensions from natural human hair which are considered safer, more comfortable and easier to maintain than synthetic or artificial materials.