Lina Meilinawati Rahayu
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran Bandung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

WAJAH INDONESIA PASCAPROKLAMASI (1945—1950) MELALUI KUMPULAN CERPEN MENUJU KAMAR DURHAKA KARYA UTUY TATANG SONTANI Ritma Fakhrunnisa; Lina Meilinawati Rahayu; Muhamad Adji
Arkhais - Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 8 No 2 (2017): Arkhais: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.529 KB) | DOI: 10.21009/ARKHAIS.082.01

Abstract

Kondisi masyarakat Indonesia pada pascarevolusi (1945-1950) berada di titik tersuram dalam sejarah Indonesia. Kondisi tersebut tergambarkan dalam cerpen-cerpen Utuy Tatang Sontani yang dikumpulkan oleh Ajip Rosidi dalam kumpulan cerpen Menuju Kamar Durhaka. Topik utama yang dibahas dalam tulisan ini berkaitan dengan perubahan sosial-budaya dalam kumpulan cerpen tersebut. Berdasarkan topik tersebut, digunakanlah teori perubahan sosial-budaya dan masalah sosial dari Soerjono Soekanto dan New Historicism Stephen Greenblatt. Dari hasil analisis data, teks-teks sastra dan nonsastra, ditemukan adanya perubahan sosial-budaya dalam masyarakat Indonesia pascaproklamasi. Perubahan yang paling dasar adalah perubahan perspektif masyarakat dalam memandang kedudukan tentara dan perempuan. Perubahan perspektif itu pun menimbulkan masalah sosial, seperti perceraian, pelacuran, dan kekerasan dalam rumah tangga. Kata kunci: revolusi kemerdekaan Indonesia, new historicism, Menuju Kamar Durhaka
TRAGEDI '98 DALAM SASTRA INDONESIA: DUA PERSFEKTIF KEBANGSAAN Lina Meilinawati Rahayu
Prosiding Seminar Nasional dan Internasional HISKI 2023: THE 31st HISKI INTERNATIONAL CONFERENCE ON LITERARY LITERACY AND LOCAL WISDOM (JUNI 2023)
Publisher : Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia (HISKI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/psni.v3i0.89

Abstract

Dengan pendekatan multiskala tulisan ini ingin menunjukkan peristiwa traumatis 98 sebagai memori kolektif di Indonesia yang dinarasikan oleh para sastrawan, khususnya penulis perempuan. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa memori dapat diproduksi dalam berbagai skala. Narasi yang dituangkan oleh para sastrawan  merupakan cara menciptakan kembali kecatatan sejarah dalam skala masing-masing.  Ini merupakan satu upaya untuk menegosiakan kembali apa yang sudah terjadi pada suatu masa dan apa yang tetap diingat oleh karya dua penulis perempuan. Tulisan ini akan bersandarkan pada pendekatan multiskala yang meyakini bahwa memori dapat dilihat dari berbagai skala. Dalam skala besar, tragedi '98 merupakan peristiwa nasional yang terjadi saat krisis ekonomi, dan dalam skala kecil dapat dilihat dalam berbagai persfetif dan kepentingan. Karya sastra memungkinkan untuk menjadi saksi atas peristiwa yang tidak dapat diketahui secara absolut dan memperkenalkan pada pengalaman yang terjadi, tetapi tidak terucapkan dan tidak pernah didengar. Tulisan perempuan dalam menarasikan peristiwa traumatis menjadi fokus penelitian ini. Yang akan dijadikan objek penelitian adalah dua novel yang ditulis oleh perempuan tentang Tragedi 1998. Kedua novel itu adalah Laut Bercerita karya Leila S. Chudori dan Sekuntum Nozomi 3 karya Marga T. Karena sastra berfungsi sebagai sarana dokumentasi dan transmisi sejarah, melaluinya peristiwa disajikan. Kedua pengarang ini --dalam upaya masing-masing-- mendekonstruksi hubungan antara kekuatan politik (negara) pada individu yang  pada akhirnya melahirkan wacana kebangsaan.