Ida N Saputro
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

REDESAIN GEDUNG JPTK FKIP UNS MENGGUNAKAN ANALISIS PROGRAM SAP 2000 SEBAGAI IMPLEMENTASI MATA KULIAH TEKNIK GEMPA (AGREGAT KASAR MENGGUNAKAN TERAK PRESENTASE 60%) Angraeni, Ratna; Saputro, Ida N; Nurhidayati, Aryanti
Pendidikan Teknik Bangunan Vol 6, No 6 (2015): Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan
Publisher : Pendidikan Teknik Bangunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.952 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Merancang kembali Gedung PTK menggunakan Analisis program komputer SAP2000, dan (2) Mengetahui Apakah Beton terak dengan prosentase penggantian terak 60% terhadap agregat kasar dengan berat jenis 2454 kg/m3 dan fc? 20 MPa dapat digunakan pada perencanaan bangunan tahan gempa.Dalam perencanaan ini, analisa dan perhitungannya mengacu pada SNI 03-2847-2002 dan SNI 03-1726-2002 untuk perhitungan gempanya, sedangkan software yang digunakan adalah SAP2000 v14. Sistem struktur yang digunakan adalah sistem Open Frame, bangunan dirancang berdiri pada wilayah  gempa  3  dan  diasumsikan  berada  diatas  tanah  keras,  menurut  SNI 03-1726-2002. Analisa yang dilakukan adalah statik ekuivalen, dimana pengaruh gempa rencana terhadap struktur gedung dianggap sebagai beban statik yang menangkap pada pusat massa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ReDesain Gedung PTK didapatkan dimensi kolom 60 cm x 60 cm dengan 21 baja tulangan yang berdiameter 29 mm pada setiap titik kolom untuk tulangan longitudinal dan baja tulangan berdiameter 12 mm pada setiap jarak 80 mm untuk tulangan gesernya, dan dimensi balok 40 cm x 60 cm dengan 8 baja tulangan untuk tulangan longitudinal tumpuan dan 6 baja tulangan untuk tulangan longitudinal lapangan, dengan tulangan geser pada setiap jarak 100 mm. Hal ini membuat perilaku struktur lebih kuat untuk menahan gaya gempa. Sehingga dapat disimpulkan  bahwa  beton  terak dapat  digunakan  untuk  merancang bangunan  tahan  gempa dengan ReDesain gedung PTK FKIP UNS dilihat dari berat jenisnya karena memenuhi persyaratan sesuai dengan SNI 03-1726-2002.Kata Kunci: gempa, beton terak, beton bertulang, open frame, SAP 2000
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT LENTUR BALOK HOLLOW FEROSEMEN SEBAGAI PENDUKUNG BAHAN AJAR MATA KULIAH TEKNOLOGI BETON BERBASIS RISET Prasetyo, Muharrom; Saputro, Ida N; Sutrisno, Sutrisno
Pendidikan Teknik Bangunan Vol 6, No 6 (2015): Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan
Publisher : Pendidikan Teknik Bangunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.771 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan serat sabut kelapa terhadap kuat lentur dan berat jenis ferosemen agar bahan bangunan tersebut dapat digunakan sebagai alternatif kayu pada konstruksi rangka atap. Ferosemen adalah suatu bahan bangunan yang hampir sama dengan beton bertulang namun lebih tipis dan terbuat dari semen, pasir, dan air yang diberi kawat jala sebagai tulangan pembentuk.Metode penelitian ini adalah eksperimen dengan campuran bahan 1Pc : 2Ps : 0,5Air. Penambahan serat sabut kelapa yang digunakan sebesar 0%, 0,5%, 1%, 1,5%, dan 2% dari total berat mortar. Benda uji yang dibuat berbentuk balok hollow ukuran 12 x 8 x 60 cm dengan ketebalan 2,5 cm. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengujian kuat lentur menggunakan satu titik beban terpusat dan pengujian berat jenis ferosemen.Hasil penelitian yang diperoleh adalah penggunaan sabut kelapa sebagai bahan tambah serat dalam campuran  ferosemen  menyebabkan  nilai  kuat  lentur  dan  berat  jenis  menurun.  Kuat  lentur  terkecil  yang dihasilkan sebesar 2,591 N/mm2  masih lebih besar dari nilai kuat lentur kayu kelas I sebesar 1,221 N/mm2 sehingga ferosemen yang dihasilkan memenuhi kuat lentur kayu kelas I. Sedangkan berat jenis ferosemen terkecil yang dihasilkan (1893,3 kg/m3) lebih berat dari berat jenis kayu kelas II (900 kg/m3) sehingga ferosemen tersebut tidak memenuhi berat jenis kayu kelas II. Simpulan dari penelitian ini adalah ferosemen yang dihasilkan dapat menggantikan kayu bangunan struktural dari segi kuat lenturnya namun mempunyai berat jenis yang lebih tinggi dari pada kayu.Kata Kunci: ferosemen, serat sabut kelapa, kuat lentur, berat jenis  
ANALISIS HASIL RANCANGAN ULANG GEDUNG JPTK MENGGUNAKAN MATERIAL BETON TERAK TERHADAP GAYA GEMPA SEBAGAI SUPLEMEN BAHAN AJAR TEKNIK GEMPA Niha, Hiddatin; Saputro, Ida N; Sumarni, Sri
Pendidikan Teknik Bangunan Vol 6, No 6 (2015): Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan
Publisher : Pendidikan Teknik Bangunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.997 KB)

Abstract

Perancangan bangunan tahan gempa sangat dibutuhkan di Indonesia, dikarenakan wilayahnya terletak dalam wilayah gempa dengan intensitas wilayah gempa rendah hingga wilayah gempa tinggi. Beton merupakan bahan material yang memiliki banyak keuntungan dalam bangunan. Pemakaian bahan material inovasi sebagai campuran beton untuk mengurangi limbah pengecoran logam yang berupa terak dapat digunakan sebagai pengganti sebagian agregat pada campuran beton.Metode Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yaitu mereview bangunan gedung JPTK, dengan bangunan gedung tahan gempa yang  mengacu pada  peraturan SNI Gempa 2002 (03- 1726-2002) sebagai perhitungan pembebanan gempa  dan SNI 03-2847-2002 sebagai perhitungan struktur.Analisis rancangan ulang gedung dengan menambahkan terak sebagai pengganti agregat.Hasil rancangan ulang yang didapatkan menunjukkan pemakaian dengan bahan terak pada gedung JPTK dapat digunakan.  Perbedaanya terletak pada kebutuhan tulangan pada kolom, yaitu 12 tulangan dengan  diameter  22  mm  pada  perancangan  awal, sedangkan  pada  perancangan  ulang  yaitu  14 tulangan dengan diameter 25 mm.Kata kunci : bangunan tahan gempa, beton terak, agregat, beton.
REDESAIN GEDUNG JPTK FKIP UNS MENGGUNAKAN ANALISIS PROGRAM SAP 2000 SEBAGAI IMPLEMENTASI MATA KULIAH TEKNIK GEMPA (AGREGAT KASAR MENGGUNAKAN TERAK PRESENTASE 60%) Angraeni, Ratna; Saputro, Ida N; Nurhidayati, Aryanti
Pendidikan Teknik Bangunan Vol 6, No 6 (2015): Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan
Publisher : Pendidikan Teknik Bangunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.952 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Merancang kembali Gedung PTK menggunakan Analisis program komputer SAP2000, dan (2) Mengetahui Apakah Beton terak dengan prosentase penggantian terak 60% terhadap agregat kasar dengan berat jenis 2454 kg/m3 dan fc? 20 MPa dapat digunakan pada perencanaan bangunan tahan gempa.Dalam perencanaan ini, analisa dan perhitungannya mengacu pada SNI 03-2847-2002 dan SNI 03-1726-2002 untuk perhitungan gempanya, sedangkan software yang digunakan adalah SAP2000 v14. Sistem struktur yang digunakan adalah sistem Open Frame, bangunan dirancang berdiri pada wilayah  gempa  3  dan  diasumsikan  berada  diatas  tanah  keras,  menurut  SNI 03-1726-2002. Analisa yang dilakukan adalah statik ekuivalen, dimana pengaruh gempa rencana terhadap struktur gedung dianggap sebagai beban statik yang menangkap pada pusat massa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ReDesain Gedung PTK didapatkan dimensi kolom 60 cm x 60 cm dengan 21 baja tulangan yang berdiameter 29 mm pada setiap titik kolom untuk tulangan longitudinal dan baja tulangan berdiameter 12 mm pada setiap jarak 80 mm untuk tulangan gesernya, dan dimensi balok 40 cm x 60 cm dengan 8 baja tulangan untuk tulangan longitudinal tumpuan dan 6 baja tulangan untuk tulangan longitudinal lapangan, dengan tulangan geser pada setiap jarak 100 mm. Hal ini membuat perilaku struktur lebih kuat untuk menahan gaya gempa. Sehingga dapat disimpulkan  bahwa  beton  terak dapat  digunakan  untuk  merancang bangunan  tahan  gempa dengan ReDesain gedung PTK FKIP UNS dilihat dari berat jenisnya karena memenuhi persyaratan sesuai dengan SNI 03-1726-2002.Kata Kunci: gempa, beton terak, beton bertulang, open frame, SAP 2000