Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KARAKTERISTIK PERIKANAN TERI (ENGRAULIDAE) DI PANTAI UTARA JAWA-MADURA ACHMAD ZAMRONI; Heri Widiyastuti; Suwarso Suwarso
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 26, No 3 (2020): (September) 2020
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.26.3.2020.135-146

Abstract

Perikanan teri berkembang sangat pesat khususnya di perairan utara Jawa Madura pada tahun terakhir ini. Kajian tentang karakteristik perikanan teri (Engraulidae) di sepanjang pantai utara Jawa-Madura dilaksanakan pada tahun 2017-2018, meliputi sebaran usaha perikanan, tipe armada-alat penangkapan ikan, aspek operasional penangkapan, hasil tangkapan-kelimpahan dan musim penangkapan ikan teri. Pengumpulan data pendaratan ikan teri dilakukan melalui survey di 11 lokasi pendaratan ikan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 12 lokasi tempat pendaratan utama ikan teri di sepanjang pantai utara (pantura) Jawa dan Madura. Dua jenis alat dominan digunakan untuk penangkapan teri adalah pukat cincin dan payang; perikanan bersifat skala kecil, melakukan trip harian, dengan armada kapal penangkap berukuran dibawah 20 GT. Jaring umumnya menggunakan waring dengan mata jaring kecil (3/8 inch) di bagian kantong. Daerah penangkapan di perairan pantai yang dangkal, dekat dengan basis perikanan. Musim penangkapan ikan teri bervariasi, di wilayah bagian barat (Pulolampes, Larangan, Morodemak) berlangsung sekitar musim timur/tenggara (Mei Juli), sedangkan di wilayah bagian timur berlangsung pada awal musim timur dan berjalan cukup lama hingga bulan November (musim peralihan 2). Hasil tangkapan per unit upaya (CPUE, sebagai indek kelimpahan) diduga makin ke arah timur semakin rendah namun disertai musim penangkapan ikan lebih lama. Anchovy fishery has grown rapidly, especially in the northern waters of Java-Madura in the last year. The study on the characteristics of the anchovy fishery (Engraulidae) along the northern coast of Java-Madura was carried out in 2017-2018, covering the distribution of fisheries effort, types of fishing gear, operational aspects of fishing, catch-abundance and fishing season. The collection of anchovy landing data was carried out through a survey at 11 fish landing sites. The results showed that there were 12 main anchovy landing sites along the north coast (pantura) of Java and Madura. Two types of dominant fishing gear used for anchovies are purse seine and payang; Fisheries are small-scale, undertaking daily trips, with a fleet of fishing vessels under 20 GT. The nets generally use “waring” with small mesh (3/8 inch) in the codend. Fishing area in shallow coastal waters, close to the fishing base. The fishing season for anchovy varies, in the western region (Pulolampes, Larangan, Morodemak) it takes place around the east / southeast season (May-July), while in the eastern region it takes place at the beginning of the eastern season and lasts quite a long time until November (transition season 2) . The catch per unit effort (CPUE, as an abundance index) is thought to be getting lower eastward but accompanied by a longer fishing season.
PARAMETER POPULASI DAN TINGKAT PENGUSAHAAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI PERAIRAN ASAHAN, SELAT MALAKA Andina Ramadhani Putri Pane; Heri Widiyastuti; Ali Suman
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 9, No 2 (2017): (Agustus 2017)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.467 KB) | DOI: 10.15578/bawal.9.2.2017.93-102

Abstract

Tingginya permintaan pasar terhadap rajungan mengakibatkan aktivitas penangkapannya berlangsung secara intensif. Selat Malaka merupakan salah satu daerah penangkapan rajungan yang penting di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengestimasi parameter populasi dan tingkat eksploitasi rajungan (Portunus pelagicus) di perairan Asahan dan sekitarnya. Pengumpulan data bulanan dilakukan pada bulan Juni 2015 sampai dengan Nopember 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa musim penangkapan berlangsung sepanjang tahun dengan puncak pada bulan Juli dan Oktober, puncak pemijahan terjadi pada bulan Januari dan Agustus. Ukuran lebar karapas pertama kali tertangkap dengan gillnet (Lc) dan ukuran pertama kali matang gonad (Lm) masing-masing sebesar 109,6 mm dan 104,1 mm. Laju pertumbuhan (K) sebesar 1,38/tahun dan lebar karapas asimtotik (L) sebesar 183,10 mm. Laju kematian total (Z) rajungan sebagai 4,31 per tahun, laju kematian karena penangkapan (F) dan laju kematian alami (M) masing-masing 2,96 per tahun dan 1,35 per tahun; laju eksploitasi (E) diestimasi sebesar 0,69. Tingkat pemanfaatan rajungan di perairan Asahan diduga telah melewati optimal, sehingga perlu dilakukan pengelolaan melalui pengurangan jumlah unit gillnet rajungan sebanyak 38% dari kondisi saat ini. Blue swimming crab faced intensive fishing pressure due to the high market demand. The Malacca Strait is one of important fishing area for blue swimming crab. The research aims to estimate the population parameters and exploitation rate of blue swimming crab (Portunus pelagicus) in the Asahan and adjacent waters. A monthly data were collected from June 2015 to November 2016 that caught by Gillnet. The results showed that the fishing season takes place throughout the year with peaks in July and October, meanwhile peak of spawning season in January and August. The carapace width at first capture (Lc) and first mature (Lm) were 109.6 mm and 104.1 mm, respectively. The growth rate (K) was 1.38 / year and the asymptotic length (L) was 183.10 mm. Total mortality rate (Z) was 4.31 per year, fishing mortality rate (F) and natural mortality rate (M) were 2.96 per year and 1.35 per year respectively; Exploitation rate (E) was estimated at 0.69. It means that the exploitation rate of swimming crab in the Asahan waters found exceed the optimum level, therefore the management measures needs to reduce effort (unit) of gillnet by a 38% of actual level.