Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PARAMETER PERTUMBUHAN DAN STATUS PEMANFAATAN LOBSTER MUTIARA (Panulirus ornatus Fabricius, 1798) DI PERAIRAN SORONG, PAPUA BARAT Tirtadanu Tirtadanu; Helman Nur Yusuf
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 24, No 2 (2018): (Juni 2018)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.273 KB) | DOI: 10.15578/jppi.1.2.2018.%p

Abstract

Pengelolaan lobster mutiara (Panulirus ornatus Fabricius, 1798) secara berkelanjutan di perairan Sorong memerlukan informasi parameter pertumbuhan dan status pemanfaatan. Penelitian ini bertujuan mengkaji parameter pertumbuhan dan status pemanfaatan lobster mutiara di perairan Sorong. Penelitian dilakukan pada Juni 2015 – Juni 2016. Parameter pertumbuhan dianalisis berdasarkan pergeseran modus kelas panjang karapas. Status pemanfaatan diduga berdasarkan laju eksploitasi dan estimasi rasio pemijahan berbasis data panjang (LB-SPR). Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan lobster relatif lambat dengan laju pertumbuhan (K) sebesar 0,34 per tahun pada jantan dan 0,33 per tahun pada betina. Ukuran panjang karapas asimptotik sebesar 174,05 mm pada jantan dan 162,75 mm pada betina. Laju eksploitasi (E) lobster sebesar 0,42-0,44. Estimasi rasio pemijahan lobster mutiara saat ini diperoleh sebesar 0,32 lebih besar dari ambang batas penangkapan berlebih yaitu sebesar 0,20. Status pemanfaatan berdasarkan laju eksploitasi dan estimasi rasio pemijahan menunjukkan tingkat pemanfaatannya masih berada di bawah titik optimum. Pilihan pengelolaan yang disarankan adalah meningkatkan upaya sekitar 12% dari upaya saat ini.Sustainable management of ornate spiny lobster (Panulirus ornatus Fabricius, 1798) required information about growth parameter and exploitation status. The aims of this research were to study the growth parameter and the exploitation status of ornate spiny lobster in Sorong Waters. The research was conducted in June 2015 - June 2016. The growth parameters were based on the Modal Progression Analysis. Exploitation status was estimated based on length based spawning potential ratio (LB-SPR). The results showed that the growth of lobster was relatively slow with the growth rate (K) of 0,34 year-1 for male and 0,33 year-1 for female. The asymptotic carapace length was 174,05 mm for male and 162,75 mm for female. Exploitation rate (E) of lobster were 0,42-0,44. The current spawning potential ratio was 0,32, greater than the overfishing threshold of 0,2. Exploitation status based on exploitation rate and spawning potential ratio was still below of the optimum point. The management option was that the efforts can be increased by approximately 12% of the current effort.
PERIKANAN DAN DINAMIKA POPULASI RAJUNGAN (Portunus pelagicus Linnaeus, 1758) DI TELUK JAKARTA Karsono Wagiyo; Tirtadanu Tirtadanu; Tri Ernawati
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 25, No 2 (2019): (Juni) 2019
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5438.597 KB) | DOI: 10.15578/jppi.25.2.2019.79-92

Abstract

Teluk Jakarta merupakan salah satu daerah penangkapan dan habitat rajungan (Portunus pelagicus) di Indonesia. Permintaan pasar yang terus meningkat dan bersamaan dengan penurunan kualitas perairan mengakibatkan stok rajungan mengalami tekanan eksploitasi dan degradasi habitat. Agar pengelolaan sumberdaya rajungan di Teluk Jakarta tetap lestari, maka diperlukan penelitian mengenai perikanan dan dinamika populasi. Tujuan penelitian memperoleh data dan informasi mengenai daerah tangkapan, alat dan musim penangkapan, indeks kelimpahan, produksi dan komposisi, struktur ukuran, nisbah kelamin, kematangan gonad, musim pemijahan, ukuran panjang pertama tertangkap, ukuran panjang pertama matang gonad, laju pertumbuhan, laju kematian dan laju eksploitasi. Data dan informasi diperoleh dengan eksplorasi, observasi, enumerasi, wawancara dan perunutan pada tempat pendaratan ikan dan instansi lain yang terkait dengan perikanan, selama tahun 2016. Hasil penelitian didapatkan karakteritik daerah penangkapan rajungan; substrat lumpur berpasir dengan perairan dasar yang mempunyai salinitas 30,5-32 ppt, oksigen 6,5-6,9 ml/l, pH 7,5-8,01, kecepatan arus 0,08-0,24 m/dt. Alat tangkap utama berupa jaring insang dasar bermata 3-3,5 inchi, musim penangkapan Mei-Agustus dan paceklik November-Januari. CPUE rajungan tahun 2016 sebesar 7,2 kg/tarik/trip/hari dan mengalami penurunan 55,22 % tahun 2007. Rajungan berkontribusi 69,11 % terhadap hasil tangkapan jaring insang dasar, sumberdaya ikan lainnya 30,89 %. Modus lebar karapas 85-90 mmCW, lebar karapas pada perairan dekat pantai 84,3 mm dan kearah lepas pantai 99,4 mm. Rajungan di Teluk Jakarta mempunyai tipe pertumbuhan alometrik negatif. Nisbah kelamin jantan : betina = 1 : 0,83, betina dominan pada perairan kearah lepas pantai dan jantan dominan kearah pantai (salinitas rendah). Musim pemijahan rajungan di Teluk Jakarta sepanjang tahun, mempunyai dua puncak pada bulan Maret dan September dengan pusat sebaran gonad ovigerous di sekitar perairan P. Damar. Rata-rata ukuran pertama tertangkap (Lc) = 93,87 mmCW lebih besar dari rata-rata ukuran pertama matang gonad (Lm) = 68,8 mmCW. Laju pertumbuhan (K) = 1,08 mmCW/tahun dengan lebar karapas maksimal (L”) = 142,5 mmCW. Laju kematian total (Z)= 4,87/tahun, penangkapan (F) = 3,63/tahun, alami (M) = 1,24/tahun dan laju pengusahaan (E) = 0,75/tahun. Jakarta Bay is one of the fishing areas and habitat of blue swimmer crabs (Portunus pelagicus) in Indonesia. Market demand that continues to increase and along with the decline in water quality results in crab stocks experiencing pressure from exploitation and habitat degradation. So that the management of crab resources in the Jakarta Bay remains sustainable, research on fisheries and population dynamics is needed. The purpose of the study was to obtain data and information; fishing ground, fishing season and main gears, abundance index, production and composition of catch, size structure, sex ratio, gonad maturity, spawning season, first length of catch, length of first gonad maturity, growth rate, mortality rate and exploitation rate. Data and information were obtained by exploration, observation, enumeration, interviews and tracing at fish landing sites and other institutions related to fisheries, during 2016. The results of the study obtained the characteristics of the crab fishing ground; sandy mud substrate with bottom waters which have a salinity of 30.5-32 ppt, oxygen 6.5-6.9 ml / l, pH 7.5-8.01, flow velocity 0.08-0.24 m / sec. The main gears are bottom gill nets with mesh size 3-3.5-inch, the fishing season in May-August and famine in the November-January. CPUE of blue swimmer crabs in the 2016 was 7.2 kg / pull / trip / day decreased 55.22% in 2007. The blue swimmer crabs contributed 69.11% to the catch of bottom gill nets, other fish resources 30.89%. Carapace width frequency have mode is 85-90 mmCW, carapace width in waters near the coast is 84.3 mm and offshore is 99.4 mm. The blue swimmer crabs in Jakarta Bay has a negative allometric growth type. Sex ratio male: female = 1: 0.83, female dominant in offshore and male dominant direction towards in shore and (low salinity). The spawning season of blue swimmer crabs in Jakarta Bay has two peaks in March and September with an ovigerous gonad distribution center around the waters of P. Damar. The average size of the length first catch (Lc) = 93.87 mmCW is greater than the average size of the length first gonad maturity (Lm) = 68.8 mmCW. Growth rate (K) = 1.08 mmCW / year with length infinity of carapace width (L”) = 142.5 mmCW. Maturity rate are total (Z) = 4.87/year, capture (F) = 3.63/year, natural (M) = 1.24/year and explotation rate (E) = 0.75/year.
KAJIAN BIOLOGI UDANG JERBUNG (Penaeus merguiensis De Man, 1888) DI PERAIRAN UTARA JAWA TENGAH Tirtadanu Tirtadanu; Tri Ernawati
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 8, No 2 (2016): (Agustus 2016)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.43 KB) | DOI: 10.15578/bawal.8.2.2016.109-116

Abstract

Penangkapan berlebih dapat menyebabkan penurunan stok udang jerbung di Perairan Utara Jawa Tengah sehingga mengancam kelestariannya. Oleh sebab itu, diperlukan penelitian tentang kajian biologi udang jerbung sebagai dasar pengelolaan perikanan udang di Perairan Utara Jawa Tengah. Penelitian dilakukan di tempat pendaratan udang di Cirebon dan Pemalang dari bulan April – Agustus 2015. Tujuan penelitian adalah mengkaji aspek biologi udang jerbung melalui pengamatan frekuensi panjang, hubungan panjang berat, faktor kondisi, nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad, rata-rata panjang karapas udang matang gonad (Lm) dan rata-rata panjang karapas udang tertangkap (Lc). Hasil penelitian menunjukkan, modus panjang karapas udang jantan dan betina sebesar 28 mm. Pertambahan panjang udang jantan dan betina, lebih cepat dari beratnya dengan tingkat kegemukan yang rendah. Nisbah kelamin seimbang pada bulan April-Mei dan tidak seimbang pada bulan Juli dan Agustus. Persentase tertinggi udang betina matang gonad yaitu pada bulan Mei sebesar 40,2 %. Nilai Lc sebesar 29,4 mmCL lebih rendah dari Lm sebesar 42,85 mmCL yang berarti rata-rata udang yang tertangkap merupakan udang yang belum matang gonad. Biological information of banana prawn as crucial for managing shrimp fishery in the northern waters of Central Java. The research aims to biological aspects of banana prawn. The study was conducted in landing site of prawn in Cirebon and Pemalang on April-August 2015. Length frequency, length weight relationship, Condition Factor, sex ratio, gonadal maturity, length at first capture (Lc) and length at first mature at gonad maturity (Lm) were determined. The results showed that the mode of carapace length was 28 mm. The growth of length (both male and female) were faster than the weight. The sex ratio was equal on April-Mei and unequal on July and August. The highest percentage of mature female was on May (40.2%) which indicates as spawning season. The length at first capture was 29.4 mmCL which was lower than length at first mature (42.85 mmCL). That finding implied that the average size of prawn being captured was immature prawns.