Dharmadi Dharmadi
Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan, Ancol-Jakarta

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HASIL TANGKAPAN CUCUT YANG TERTANGKAP DENGAN JARING INSANG TUNA PERMUKAAN DI PERAIRAN SAMUDERA HINDIA Dharmadi Dharmadi; Setya Triharyuni; Joko Rianto
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 16, No 4 (2010): (Desember 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.227 KB) | DOI: 10.15578/jppi.16.4.2010.285-291

Abstract

Penelitian ini dilakukan di lokasi pendaratan ikan utama Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap selama tahun 2006-2008. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui fluktuasi catch per unit of effort, komposisi, dan fluktuasi hasil tangkapan cucut yang tertangkap dengan jaring insang tuna permukaan. Metode penelitian dengan pengamatan langsung di lapangan dan pengumpulan data hasil tangkapan oleh enumerator. Data hasil tangkapan cucut (Requiem shark sp.) diperoleh berdasarkan atas catatan harian dari sejumlah kapal yang menggunakan jaring insang tuna permukaan yang beroperasi di perairan Samudera Hindia selama tahun 2007 dan 2008 masing-masing 821 dan 791 unit. Hasil penelitian ini menunjukan telah terjadi indikasi penurunan catch per unit of effort cucut secara bulanan. Nilai catch per unit of effort tahun 2008 mulai menurun setelah bulan Juli sampai Desember, jika dibandingkan tahun 2007 pada periode yang sama (p<0,05). Komposisi hasil tangkapan cucut bervariasi secara bulanan berdasarkan atas spesies yang didominansi oleh Alopias pelagicus (59,4%) dan Alopias superciliosus (21,1%). Fluktuasi hasil tangkapan dari delapan spesies cucut menunjukan variasi yang hampir sama dan puncak hasil tangkapan terjadi pada bulan Juni dan Juli. This study has been conducted at major fish landing sites, Ocean Fishing Port of Cilacap during the period of 2006-2008. The aim of this research is to find out catch per unit of effort fluctuations, composition, and fluctuations of shark catches are caught by surface tuna gillnet. Research methods with direct observation and catch data collection by enumerator. Shark catch data obtained from daily records from 821 units in 2007 and 791 units in 2008 of the vessels surface tuna gillnet operating in the Indian Ocean. The results show there have been indications of a decrease shark catch per unit of effort based on a monthly (P<0,05). Catch per unit of effort values in 2008 began to decline after the month of July until December, when compared to the year 2007 in the same period. The composition of shark catches was vary monthly based on species that are dominated by Alopias pelagicus (59.4%), and Alopias superciliosus (21.1%). Catch fluctuation of the eight species of shark showed similar variations and peak catches occurred in June and July.
KERAGAAN PERIKANAN CUCUT DAN PARI DI LAUT JAWA Dharmadi Dharmadi; Kamaluddin Kasim
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 16, No 3 (2010): (September 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.621 KB) | DOI: 10.15578/jppi.16.3.2010.205-216

Abstract

Penelitian cucut dan pari di Laut Jawa bertujuan untuk mengetahui keragaan tipe dan spesifikasi alat tangkap, komposisi hasil tangkapan dari beberapa alat tangkap termasuk komposisi jenis cucut dan pari yang tertangkap, musim, dan daerah penangkapan sebagai bahan alternatif kebijakan pengelolaan sumber daya perikanannya. Penelitian ini dilakukan di empat lokasi pendaratan ikan utama yaitu di Tempat Pendaratan Ikan Muara Angke (Jakarta), Tempat Pendaratan Ikan Kejawanan - Cirebon (Jawa Barat), Tempat Pendaratan Ikan Juwana Pati (Jawa Tengah), dan Tempat Pendaratan Ikan Brondong (Jawa Timur). Data dan informasi perikanan cucut dan pari diperoleh dengan menggunakan metode pencatatan langsung hasil tangkapan cucut dan pari dari kapal dan data hasil tangkapan harian kapal yang menangkap cucut dan pari dari enumerator serta wawancara dengan nelayan atau nahkoda kapal untuk mengetahui alat tangkap yang digunakan dan daerah penangkapannya. Hasil penelitian menunjukan terdapat sembilan jenis alat tangkap cucut dan pari yang beroperasi di Laut Jawa yaitu jaring liongbun, jaring insang dasar mata kecil, jaring tiga lapis, jaring arad, jaring hanyut tuna, pancing senggol, rawai dasar, rawai tuna dan bubu. Komposisi jenis ikan cucut dan pari yang tertangkap bervariasi berdasarkan atas jenis alat tangkap yang digunakan. Jenis cucut yang tertangkap rawai dasar berturut-turut didominansi oleh Carcharhinus sorrah (35%), Carcharhinus falciformis (30%), Sphyrna lewini (15%), Isurus oxyrhynchus dan Chylocylliumpunctatum masing-masing adalah 10%. Sedangkan pancing rawai dasar terdiri dari atas Rhynchobatus djiddensis (30%), Himantura gerrardi dan Himantura undulata masing-masing (25%), dan Gymnura zonura (20%). Komposisi jenis pari dari hasil tangkapan cantrang didominansi oleh Himantura undulata (30%), Neotrygon kuhlii (20%), dan secara berturut-turut diikuti oleh Himantura gerrardi (15%), Pastinachus sephen, Himantura uarnacoides dan Dasyatis microps masing-masing (10%), dan Himantura jenskinsii (5%). Di Laut Jawa puncak musim penangkapan cucut terjadi bulan September sedangkan puncak musim penangkapan ikan pari terjadi pada bulan Maret, Juni dan September. Research on performance shark and ray fishery in the Java Sea aims to obtain data and information as alternative fishery resource management policies. The study was conducted in four major fish landing sites namely, Muara Angke (Jakarta), Cirebon (West Java), Juwana-Pati (Central Java) and Brondong (East Java). Source of data was based on daily catch that recorded by enumerators and interviews with fishermen as well. The results showed that there were nine types of shark and ray fishing gear in the Java Sea, i.e. large demersal bottom gillnet, small demersal bottom gillnet, trammel net, danish seine, tuna drift gillnet, rays bottom long line fisheries bottom long line, tuna long line and portable traps. Fish species composition of shark and ray were caught varies by type of fishing gear used. Type of shark caught by bottom long line was dominated by Carcharhinus sorrah (35%), Carcharhinus falciformis (30%), Sphyrna lewini (15%), Isurus oxyrhynchus, and Chiloscyllium punctatum was 10%, respectively. Whilst demersal longlines consisted of Rhynchobatus djiddensis (30%), Himantura undulate, Himantura gerrardi was 25%, respectively and Gymnura zonura (20%). Stingray species composition of the catch was dominated by Himantura undulata (30%), Neotrygon kuhlii (20%), and followed by Himantura gerrardi (15%), Pastinachus sephen, Himantura uarnacoides, and Dasyatis microps each (10%), and Himantura jenskinsii (5%). The peak fishing season of shark occured in September while the ray occured in March, June and September in the Java Sea.
FREKUENSI PEMUNCULAN, TINGKAH LAKU, DAN DISTRIBUSI MAMALIA LAUT DI LAUT SAWU, NUSA TENGGARA TIMUR Dharmadi Dharmadi; Ria Faizah; Ngurah Nyoman Wiadnyana
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 3, No 3 (2010): (Desember 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.274 KB) | DOI: 10.15578/bawal.3.3.2010.209-216

Abstract

Penelitian mamalia laut dilakukan pada bulan Juli dan Desember tahun 2005 di perairan Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkah laku, frekuensi pemunculan, dan pola penyebaran mamalia laut. Metode survei menggunakan garis transek dengan pola zig-zag dan dilengkapi dua pengamat (double observer). Delapan spesies mamalia laut yang terdiri atas paus dan lumba-lumba berhasil diidentifikasi, yaitu ikan paus sperma (Physetermacrocephalus), paus pilot (Globicephala macrorhynchus), paus pembunuh kerdil (Feresa attenuata), paus pembunuh (Pseudorca crasidens), lumba-lumba paruh panjang (Stenella longirostris), lumbalumba botol (Stenella attenuata), lumba-lumba fraser (Lagenodelphis hosei), dan lumba-lumba hidung botol (Tursiop truncatus). Tingkah laku mamalia laut yang teridentifikasi selama pengamatan adalah berburu mangsa, melompat ke atas permukaan air, dan berenang menuju arah tertentu. Frekuensi pemunculan tertinggi dilakukan oleh Stenella longirostris yaitu 245 kali atau 84,1% kehadiran pada bulan Juli dan 994 kali atau 60,8% kehadiran pada bulan Desember 2005. Distribusi mamalia laut di Laut Sawu sebagian besar terkonsentrasi di sekitar perairan Lembata, Pantar, danAlor, Nusa Tenggara Timur yang juga didominansi oleh Stenella longirostris. Study on mamals was conducted in the Sawu Sea, East Nusa Tenggara on July and December 2005. The objectives of these research are to study the sighting frequency and the distribution patterns of marine mammals. Survey was conducted using line transect with zig-zag patern that equiped by two observer. Eight species of cetacean, namely sperm whale (Physetermacrocephalus), short fin pilot whale (Globicephala macrorhynchus), false killer whale (Pseudorca crasidens), pigmy killer whale (Feresa attenuata), spinner dolphin (Stenella longirostris), spotted dolphin (Stenella attenuata), fraser’s dolphin (Lagenodelphis hosei), and bottlenose dolphin (Tursiops truncatus). The cetacean behavior during observation are hunting, forfeed jumping in the air, and travelling to certain direction. Stenella longirostris is the frequent observed species compared to the others, where 245 sightings (84,1%) on July and 994 sightings (60,8%) on December 2005. The cetacean distributed in the Lembata, Pantar, and Alor waters, East Nusa Tenggara was dominated by spinner dolphin (Stenella longirostris).
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI IKAN PERAIRAN UMUM DARATAN DI JAWA Dian Oktaviani; Dharmadi Dharmadi; Reny Puspasari
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Vol 3, No 1 (2011): (Mei 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.735 KB) | DOI: 10.15578/jkpi.3.1.2011.27-36

Abstract

Suaka perikanan merupakan perangkat dalam pengelolaan sumber daya ikan yang sebagian besar dilakukan di perairan umum daratan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya konservasi keanekaragaman hayati ikan perairan umum daratan di Pulau Jawa. Penelitian ini dilakukan di Jawa Barat,Jawa Tengah, dan Jawa Timur dilakukan pada bulan April sampai Nopember 2007. Metode yang digunakan adalah survei lapang, wawancara, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi yang berbeda terhadap suaka perikanan pada waduk akan memberikan status pengelolaan yang berbeda. Upaya konservasi yang telah dilakukan di Pulau Jawa berupapembentukan suaka perikanan yang menjadi bagian dari pengelolaan waduk dan bentuk dari kearifan lokal. Pengembangan suaka perikanan yang sudah ada memerlukan peraturan yang efisien dan efektif karena belum dikelola denganbaik.Reservat is a part of fisheries resources management and largely conducted in the inland open waters. The research objective was to determine the conservation of biodiversity of inland open waters on the island of Java. The study was conducted in West Java, Central Java, and East Java in April to November 2007. The method used is the field surveys, interviews, and literaturereview. The results showed that the different perceptions of reservat fishery in the reservoir will provide a different management status. Conservation efforts that have been conducted on the island of Java in the form of the establishment offisheries reserves that are part of reservoir management and forms of local wisdom. Development of existing reservat fisheries regulations requires an efficient and effective because it has not managed properly.