Ria Faizah
Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan, Ancol-Jakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN PANJANG DAN BOBOT, SEBARAN FREKUENSI PANJANG, DAN FAKTOR KONDISI TUNA MATA BESAR (Thunnus obesus) YANG TERTANGKAP DI SAMUDERA HINDIA Ria Faizah; Budi Iskandar Prisantoso
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 3, No 3 (2010): (Desember 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.516 KB) | DOI: 10.15578/bawal.3.3.2010.183-189

Abstract

Penelitian ini tentang hubungan panjang dan bobot, distribusi frekuensi panjang dan faktor kondisi ikan tuna mata besar (Thunnus obesus) di Samudera Hindia dilakukan pada bulan Maret sampai Oktober 2008. Hasil penelitian ini menunjukan tangkapan rawai tuna di perairan sebelah selatan Jawa Timur sampai Nusa Tenggara diperoleh ukuran tuna mata besar berkisar antara 98-153 cm (rata-rata 127,07 kg) dan bobot antara 20-73 kg (rata-rata 41,44 kg). Hubungan panjang dan bobot mengikuti persamaan W=0,023 FL2,9652 . Nilai faktor kondisi tuna mata besar berkisar antara 1,85- 2,12 dan menunjukan nilai faktor kondisi ini berfluktuasi setiap bulan. Study on length and weight relationship, length frequency distribution and condition factors of big eye tuna (Thunnus obesus) in the Indian Ocean was conducted in March to October 2008. The results showed that size of big eye tuna that caught by tuna long line from the southest of Java Sea and NusaTenggara were ranging from 98-153 cm in fork length (average of 127.07 kg); and weight range of 20- 73 kg (average of 41,44 kg). Length and weight relationship of big eye tuna can be described as W=0,023 FL2,9652. Condition factor of big eye tuna were ranging from 1.85-2.12 and that fluctuated monthly.
FREKUENSI PEMUNCULAN, TINGKAH LAKU, DAN DISTRIBUSI MAMALIA LAUT DI LAUT SAWU, NUSA TENGGARA TIMUR Dharmadi Dharmadi; Ria Faizah; Ngurah Nyoman Wiadnyana
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 3, No 3 (2010): (Desember 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.274 KB) | DOI: 10.15578/bawal.3.3.2010.209-216

Abstract

Penelitian mamalia laut dilakukan pada bulan Juli dan Desember tahun 2005 di perairan Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkah laku, frekuensi pemunculan, dan pola penyebaran mamalia laut. Metode survei menggunakan garis transek dengan pola zig-zag dan dilengkapi dua pengamat (double observer). Delapan spesies mamalia laut yang terdiri atas paus dan lumba-lumba berhasil diidentifikasi, yaitu ikan paus sperma (Physetermacrocephalus), paus pilot (Globicephala macrorhynchus), paus pembunuh kerdil (Feresa attenuata), paus pembunuh (Pseudorca crasidens), lumba-lumba paruh panjang (Stenella longirostris), lumbalumba botol (Stenella attenuata), lumba-lumba fraser (Lagenodelphis hosei), dan lumba-lumba hidung botol (Tursiop truncatus). Tingkah laku mamalia laut yang teridentifikasi selama pengamatan adalah berburu mangsa, melompat ke atas permukaan air, dan berenang menuju arah tertentu. Frekuensi pemunculan tertinggi dilakukan oleh Stenella longirostris yaitu 245 kali atau 84,1% kehadiran pada bulan Juli dan 994 kali atau 60,8% kehadiran pada bulan Desember 2005. Distribusi mamalia laut di Laut Sawu sebagian besar terkonsentrasi di sekitar perairan Lembata, Pantar, danAlor, Nusa Tenggara Timur yang juga didominansi oleh Stenella longirostris. Study on mamals was conducted in the Sawu Sea, East Nusa Tenggara on July and December 2005. The objectives of these research are to study the sighting frequency and the distribution patterns of marine mammals. Survey was conducted using line transect with zig-zag patern that equiped by two observer. Eight species of cetacean, namely sperm whale (Physetermacrocephalus), short fin pilot whale (Globicephala macrorhynchus), false killer whale (Pseudorca crasidens), pigmy killer whale (Feresa attenuata), spinner dolphin (Stenella longirostris), spotted dolphin (Stenella attenuata), fraser’s dolphin (Lagenodelphis hosei), and bottlenose dolphin (Tursiops truncatus). The cetacean behavior during observation are hunting, forfeed jumping in the air, and travelling to certain direction. Stenella longirostris is the frequent observed species compared to the others, where 245 sightings (84,1%) on July and 994 sightings (60,8%) on December 2005. The cetacean distributed in the Lembata, Pantar, and Alor waters, East Nusa Tenggara was dominated by spinner dolphin (Stenella longirostris).