Ignatius Tri Hargiyatno
Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumberdaya Ikan

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KEPADATAN STOK DAN BIOMASSA SUMBERDAYA UDANG WINDU (Penaeus semisulcatus) DAN DOGOL (Metapenaeus endeavouri) DI SUB AREA ARU, LAUT ARAFURA Ignatius Tri Hargiyatno; Bambang Sumiono
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 18, No 1 (2012): (Maret 2012)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1202.084 KB) | DOI: 10.15578/jppi.18.1.2012.17-25

Abstract

Perikanan udang di Laut Arafura telah mengalami pemanfaatan berlebih sejak awal tahun 2000an. Penelitian ini bertujuan untuk menduga laju tangkap, kepadatan stok dan biomassa udang windu (Penaeus semisulcatus) dan dogol (Metapenaeus endeavouri) di Laut Arafura. Metode luas sapuan digunakan untuk menduga kepadatan stok dan biomassa udang. Hasil observasi dengan mengikuti operasi penangkapan oleh kapal komersial didapatkan distribusi udang P. semisulcatus dan M. endeavouri terutama terdapat di perairan Aru (Sub Area VI) dengan dominasi 70% dari seluruh udang hasil tangkapan. Laju tangkap udang P. semisulcatus  adalah 13,8 kg/haul atau 5,9 kg/jam dengan kepadatan stok 110,9 kg/km2 dan biomassa di perairan Aru sebesar 4.845 ton. Laju tangkap M. endeavouri adalah 14,1 kg/haul atau 6,1 kg/jam dengan kepadatan stok 114,5 kg/km2dan biomassa sebesar 4.995 ton. Total biomassa udang P. semisulcatus dan M.endeavouri adalah 9.840 ton. Shrimp fishery in the Arafura sea has been over exploited since the early decade of 2000.The objective of this research is to assess catch rate, stock density, and biomass of green tiger prawn (Penaeus semisulcatus) and tail prawn (Metapenaeus endeavouri) in the Arafura Sea. Swept area method was used to assess stock density and biomass of prawn resoures in the Arafura sea. The results showed that distribution of P. semisulcatus  and M. endeavouri in  Aru waters dominated by 70% of the whole prawn catch. Catch rate of P. semisulcatus was 13,8 kg/haul or 5,9 kg/hours, and stock density 110,9 kg/km2 and biomass estimate was 4.845 tons. Catch rate estimation of M. endeavouri was 14,1 kg/haul or 6,1 kg/hours, and stock density 114,5 kg/km2 and biomass estimate was 4.995 ton. Total biomass P. semisulcatus and M. endeavouri were 9.840 ton.
PENGARUH ILUMINASI ATRAKTOR CAHAYA TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN PADA BAGAN APUNG PELABUHAN RATU Regi Fiji Anggawangsa; Ignatius Tri Hargiyatno; Berbudi Wibowo
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 19, No 2 (2013): (Juni 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.554 KB) | DOI: 10.15578/jppi.19.2.2013.105-111

Abstract

Atraktor cahaya sebagai alat bantu penangkapan banyak digunakan untuk mengumpulkan ikan pada alat tangkap bagan apung. Tiga macam atraktor cahaya, yaitu petromaks minyak tanah (dengan iluminasi maksimal 80 lux), petromaks gas (dengan iluminasi maksimal 60 lux), dan lampu genset (dengan iluminasi maksimal 500 lux) digunakan pada bagan apung di Palabuhanratu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan iluminasi cahaya pada ketiga macam sumber cahaya tersebut terhadap hasil tangkapan bagan apung. Metode yang digunakan adalah eksperimen penangkapan ikan dengan menggunakan tiga jenis atraktor cahaya pada bagan apung. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan iluminasi atraktor cahaya pada bagan apung berpengaruh terhadap komposisi hasil tangkapan. Hasil tangkapan bagan pada saat menggunakan atraktor cahaya petromaks minyak tanah (80 lux) didominasi oleh ikan layur (Trichiurus spp.) yang mencapai lebih dari 50%, petromaks gas (60 lux) didominasi oleh ikan layur (Trichiurus spp.) dan cumi-cumi (Loligo spp.) sedangkan untuk atraktor lampu genset (500 lux) didominasi oleh layur dan cumi-cumi. Light attractor has been used as a fishing device to gather fish schooling on lift net. There are three types of light attractors i.e. kerosene pressure lamp, gas pressure lamp and genset lamp used by Palabuhanratu’s lift net. The aim of this research is to investigate the effect of those light attractors on the lift net catches. The experimental fishing method was used. The results show that illumination produced by genset lamp was higher (500 lux) than the two other light attractors at all observation positions with maximum illumination obtained of 80 lux for kerosene pressure lamp and 60 lux for gas pressure lamp. Catch of lift net when using kerosene pressure lamp attractor (80 lux) was dominated by hairtail fish (Trichiurus spp.) that reaches more than 50%, gas kerosene lamps attractor (60 lux) was dominated by fish Layur (Trichiurus spp.) and squid (Loligo spp.) while for the attractor generator light (500 lux) was dominated either by Layur and squid.
MODEL PRODUKSI JARING ARAD DI PANTAI UTARA JAWA YANG BERBASIS DI PEKALONGAN Setya Triharyuni; Ignatius Tri Hargiyatno
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 18, No 4 (2012): (Desember 2012)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.361 KB) | DOI: 10.15578/jppi.18.4.2012.213-219

Abstract

Arad merupakan alat tangkap aktif yang pengoperasiannya ditarik untuk menyapu dasar perairan.  Hasil tangkapan arad akan berbeda-beda karena dipengaruhi  oleh variabel  produksi  yang  berbeda  dan  dalam  jumlah  yang  berbeda pula. Variabel produksi yang dianggap mempengaruhi hasil tangkapan arad antara lain kekuatan mesin (PK), ukuran kapal (GT), panjang tali ris atas (head rope), panjang warp dan lama penarikan jaring (lama operasi penangkapan). Tulisan ini  bertujuan  untuk  mengetahui  variabel yang  berpengaruh dominan  terhadap  hasil  tangkapan  arad. Analisis yang digunakan adalah model produksi Cobb-Douglas. Hasil analisis menunjukkan bahwa kekuatan mesin penggerak kapal (x2), panjang headrope (x3) dan lamanya penarikan jaring (x5) berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan jaring arad mengikuti model (r2=0,71). Variabel yang paling berpengaruh dari ketiga variabel tersebut adalah kekuatan mesin (PK). Mini trawl is an active fishing gear. This gear was operated to sweep the bottom waters. The different of production factors will lead to a different number of catch. The production factors that my influence the mini trawl catch are the power of the engine (PK), size of the vessel (GT), length of head rope, length of warp and towing time.  This paper is aimed to determine the dominant variabels are influence on the mini trawl catch. The Cobb-Douglas production model was used in this paper. Results of analysis showed that the power of engine (x2), length of headrope (x3) and towing time (x5) were significantly affected on the catch, with formula (r2 = 0.71). The power of the engine (PK) was the dominant variabel.
LAJU TANGKAP, KEPADATAN STOK DAN BEBERAPA ASPEK BIOLOGI UDANG JERBUNG (Penaeus merguiensis) DI PERAIRAN DOLAK, LAUT ARAFURA Ignatius Tri Hargiyatno; Bambang Sumiono; Suharyanto Suharyanto
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 5, No 2 (2013): (Agustus 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.624 KB) | DOI: 10.15578/bawal.5.2.2013.123-129

Abstract

Udang jerbung (Penaeus merguiensis) merupakan salah satu komuditas ekspor dari Indonesia dan menjadi target penangkapan kapal pukat udang yang beroperasi di Laut Arafura. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa laju tangkap, kepadatan stok dan beberapa aspek biologi udang jerbung yang berada di Laut Arafura khususnya di perairan Dolak. Dari 229 kali towing jumlah hasil tangkapan udang jerbung adalah 6.705 kg. Rata-rata laju tangkap udang jerbung adalah 32,2 kg/haul atau 13,4 kg/jam. Dengan menggunakan metode luas sapuan trawl diduga kepadatan udang jerbung adalah 0,19 kg tiap km2. Panjang karapas dari 630 ekor udang jerbung berkisar antara 17-53 mm dengan nilai rata-rata 29,97 mm dan bobot rata-rata 26,13 kg. Hubungan bobot dan panjang karapas udang dapat dinyatakan dalam persamaan W = 0,006L2,448, r= 0,95 dengan nilai b = 2,448. Distribusi kelamin didominasi oleh udang betina dengan perbandingan antara jantan dan betina adalah 1,00:2,08. Lima puluh persen dari udang jerbung yang pertama kali tertangkap (Lc) berukuran 27,8 mm, sedangkan ukuran pertama kali matang gonad (Lm) adalah 38,7 mm. Hal ini mengidikasikan udang berukuran kecil mendominasi hasil tangkapan, dimana terbukti bahwa dari total 426 sampel udang betina 75,4 % dalam kondisi tidak matang gonad. Jika penangkapan terus berlanjut tanpa kontrol maka akan terjadi penurunan populasi sumberdaya udang, sehingga perlu pengelolaan yang berkelanjutan dengan menerapkan penutupan musim dan daerah pemijahan sumberdaya udang jerbung.Banana prawn (P. merguiensis) is one of the important Indonesian export commodities and the target of shirmp trawl catching in Arafura Seas. The objectives of this research were: 1). To analyze catch rate 2). estimate the stock density and3).  to study some biological aspect of Penaeus merguiensis in Arafura Seas. From a total of 229 trawl towing, amount of 6.705 kg of banana prawn was caught with an average of catch rate of 32,2 kg/houl or 13.43 kg / hr. By using swept area methods, the density of banana prawn was abouth 0.19 kg/km2. Average carapace length of 630 banana prawn tails was 29.97 mm and the average weight was 26,13 kg with a length range between 17 mm to 53 mm.. Size was first caught (Lc) on the size of 29.85 mm. Carapace length-weight relationship was  equation W = 0,006L2,448,r2 = 0,95 with b = 2,448. Distribution is dominated by female shrimp. Sex ratio between males and females is 1.0: 2.08. The size of 50% banana prawn at first caught (Lc) was 27,8 mm, while the siae of the first mature gonads (Lm) was 38,7 mm. It is indicating that the small prawn dominated the catch, which the proved also by out of total 426 samples of female prawn, 75,4% were having immature gonads. The resources will be decreased if the fishing activities continue without control, so required sustainable management by applying the close season and close area where prawn are spawning.
HUBUNGAN VARIABILITAS PARAMETER KEAMANAN DAN KENYAMANAN KERJA ABK DAN HASIL TANGKAPAN IKAN PADA PUKAT CINCIN YANG BEROPERASI DI SELAT BALI Suryanto .; Ignatius Tri Hargiyatno; Wingking Era Rintaka Siwi
Jurnal Kelautan Nasional Vol 8, No 1 (2013): APRIL
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1015.908 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v8i1.6217

Abstract

Studi untuk melihat variabilitas tingkat keamanan dan kenyamanan awak kapal pukat cincin dalam usaha untuk mendapatkan tangkapan lemuru di Selat Bali dilakukan dengan mengkaji hubungan variabilitas indek operabilitas anak buah kapal terhadap hasil tangkapan ikan telah dilakukan. Studi menggunakan parameter motion sickness incidence (MSI) dengan kriteria ISO 2631-1, data gelombang rata-rata bulanan Selat Bali Tahun 2008-2009, Indek Musim Ikan, hasil tangkapan lemuru dan jumlah kapal berlabuh di Pelabuhan Muncar Tahun 2008-2009. Hasil menunjukan bahwa nelayan bekerja dalam kondisi keamanan dan kenyamanan kerja sesuai dengan kriteria ISO 2631-1 dan keamanan kerja penarik jaring diindikasikan menjadi pertimbangan utama didalam memutuskan kapal berangkat melaut.