Suherman Banon Atmaja
Balai Riset Perikanan Laut, Muara Baru-Jakarta

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia

UPAYA-UPAYA PENGELOLAAN SUMBER DAYA IKAN YANG BERKELANJUTAN DI INDONESIA Suherman Banon Atmaja; Duto Nugroho
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Vol 3, No 2 (2011): (November, 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (55.447 KB) | DOI: 10.15578/jkpi.3.2.2011.101-113

Abstract

Pengertian dasar untuk pengelolaan perikanan terkait dengan fungsi fungsi biologi, sosial, teknologi, ekonomi serta lingkungan sumber daya sebagai komponen yang saling berhubungan untuk terjaminnya pengelolaan secara berkelanjutan. Stok ikan, ekosistem dan masyarakat nelayan merupakan salah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam sistem yang dinamis, dimana perubahan taktik dan strategi pemanfaatan masih merupakan suatu hal yang banyak dilakukan dalam rangka penyesuaian antara faktor teknis dan ekonomis yang sering kali mengabaikan pertimbangan bio-ekologi sumberdaya ikan. Sasaran pendekatan dan kebijakan pengelolaan perikanan di berbagai negara sudah mulai berubah, diawali dengan pendekatan memaksimalkan tangkapan tahunan dan ketenaga-kerjaan menuju ke konservasi dan pengelolaan berbasis pelayanan ekosistem. Konsep pengelolaan berbasis masyarakat dan ko-manajemen masih terbatas pada pengelolaan kawasan konservasi dan habitat terumbu karang. Adanya kesenjangan dan perbedaan antara kepentingan kawasan konservasi sebagai akibat kurangnya pemahaman kolektif terhadap tujuan pengelolaan, dan kerapkali menyebabkan aktifitas perikanan tangkap sebagai bagian dari kebutuhan ekonomis berbenturan dengan fungsi kawasan konservasi dalam jangka panjang. Pengendalian upaya penangkapan dan memahami dinamika perikanan, serta mengelola nelayan menjadi prioritas untuk pengelolaan sumber daya ikan, sedangkan konsep pengelolaan berbasis masyarakat dan ko-manajemen ditempatkan sebagai pelengkap untuk menutupi kelemahan aspek legal wilayah pengelolaan perikanan atau sumber daya ikan.Basic understanding of fisheries management related to biology, social, technology and economic function of fish resources. Fish stocks, ecosystem and fishers community are the integrated component under the dynamic of fisheries system, where as changing and on fishing tactic and strategy still exist to adjust between biology, technics and economics aspects. It is obvious that all technological creeps oftenly ignored the bio-ecological consideration of fish resources. The fisheries management and its policy were gradually shifting from maximize the catch, job opportunity become conservation and ecosystem based fisheries management. The concept of community-based management and co management is still limited to the management of conservation areas and coral reef habitats. The existence of gaps and differences between the interests of the conservation area as a result of a lack of understanding collective to the management objectives and often causing fishing activities as part of the economic needs clash with the function of conservation areas in the long term. Control efforts to capture and understand the dynamics of fisheries, as well as managing fishing is a priority for the management of fish resources, while the concept of community-based management and co management issued as a supplement to cover the weakness of legal aspects of the fishery management area or fishery resource.
OVERFISHING PADA PERIKANAN PUKAT CINCIN SEMI INDUSTRI DI LAUT JAWA DAN IMPLIKASI PENGELOLAANNYA Suherman Banon Atmaja; Bambang Sadhotomo; Duto Nugroho
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Vol 3, No 1 (2011): (Mei 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.744 KB) | DOI: 10.15578/jkpi.3.1.2011.51-60

Abstract

Krisis perikanan merupakan akibat langsung penangkapan yang berlebihan pada sumber daya perikanan, yang antara lain disebabkan oleh teknologi penangkapan modern. Kini kemungkinan terjadi overfishing karena teknologi telah membuat armada penangkapan lebih mudah menuju ke lokasi gerombolanikan besar. Overfishing terjadi ketika suatu jenis ikan diambil lebih cepat dibanding dengan pembiakan stok spesies tersebut untuk menghasilkan penggantinya. Pada perikanan pukat cincin semi industri di Laut Jawa, paling sedikitnya telah terjadi economic overfishing, biological overfishing, dan Malthusian overfishing, di mana biaya ekonomi penangkapan yang mahal untuk hasil sedikit, dan nelayan mengorbankan biaya sosial dengan meninggalkan keluarga semakin lama akibat sulit mencari gerombolan ikan.Supposedly fisheries crisis is a direct result of the severe over harvesting of fisheries resources brought about among other by modern fishing technologies. Overfishing is possible today because technology has made it easier to locate large schools of fish and direct fishing fleets to those locations. Overfishing occurswhen a species is taken more rapidly than the breeding stock of that species can generate replacements. In the purse seiners semi industry fisheries in the Java Sea, at least there have been economic overfishing, biological overfishing, and Malthusian overfishing, where the economic cost of catching a very high price for a bit, and fishermen have to sacrifice the social cost of leaving the family longer because they are hard to find the fish schooling.