Agus Djoko Utomo
Balai Riset Perikanan Perairan Umum, Mariana-Palembang

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KOMPOSISI DAN FLUKTUASI HASIL TANGKAPAN TUGUK DI SUNGAI LEMPUING, SUMATERA SELATAN Dharmadi Dharmadi; Endi Setiadi Kartamihardja; Agus Djoko Utomo; Dian Oktaviani
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 15, No 2 (2009): (Juni 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.484 KB) | DOI: 10.15578/jppi.15.2.2009.105-112

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi dan fluktuasi hasil tangkapan tuguk pada periode berbeda yang dioperasikan di Sungai Lempuing, Sumatera Selatan. Kegiatan penelitian dilaksanakan dengan metode survei pada periode musim peralihan penghujan sampai dengan kemarau (bulan April), musim kemarau (bulan Juni) dan musim penghujan (bulan Desember) tahun 2007. Komposisi jenis ikan dan hasil tangkapan diperoleh berdasarkan pada data pengambilan contoh pada saat ke lapangan dan data harian hasil tangkapan tuguk yang dicatat oleh 3 orang enumerator. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil tangkapan tuguk berbeda menurut periode waktu. Hasil tangkapan terdiri atas 11 jenis ikan untuk musim peralihan dan kemarau masing-masing berkisar 400-450 kg per unit per hari (rata-rata 411,2+14,1 kg per unit per hari) dan 250-300 kg per unit per hari (rata-rata 263,3+13,4 kg per unit per hari) dan 13 jenis ikan pada musim penghujan (bulan Desember) berkisar 700-750 kg per unit per hari (rata-rata 724,8+17,7 kg per unit per hari). Hasil tangkapan didominansi oleh jenis ikan lele (Clarias melanoderma) dan baung (Mystus nemurus). Selama penelitian, kandungan oksigen terlarut di perairan relatif rendah, berkisar 2-4 mg per l, namun dapat ditolelir oleh kelompok jenis ikan rawa (black fish). This research proposed to observed a catch composition and fluctuation of filtering device in different periods operated in the Lempuing River, South Sumatera. The research was conducted using survey method at a respective month of April (transition season), June (dry season) and December 07 (wet season). Fish composition and catch of tuguk were noted during survey and based on recording 3 enumerators. Descriptive analysis was used in this study. The results show that the catch of filtering device differed on diferent season periodes. A number of 11 fish species was caught at a respective season of transition season (April) of 400-450 kg per unit per day (average=411.2+14,1 kg per unit per day), dry season (June) of 250 300 kg per unit per day (average = 263,3+13,4 kg per unit per day), whilst at rainy season (December), fish catch composed of 13 fish species, ranging 700-750 kg per unit per day or (average = 724.8+17.7 kg per unit per day). Clarias melanoderma and Mystus nemurus were dominantly caught in the Lempuing River waters. During observation, dissolved oxygen content was relatively low (2-4 mg per l), that but could be tolerated by black fish.
PENDUGAAN STOK IKAN DI SUNGAI KAPUAS, KALIMANTAN BARAT Agus Djoko Utomo; Suslo Adjie
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 15, No 1 (2009): (Maret 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9668.031 KB) | DOI: 10.15578/jppi.15.1.2009.33-48

Abstract

Sungai Kapuas, Kalimantan Barat mempunyai tipe ekosistem yang kompleks dan keanekaragaman jenis ikan tinggi. Sungai Kapuas ini sudah mendapat tekanan dari luar terutama dari pertanian, perkebunan, dan pertambangan. Akibatnya, beberapa jenis ikannya sudah mulai langka antara lain ringo (Datniodes quadrifsciatus), siluk (Scleropags formosus), belantau (Macrochirichthys macrochirus), dan kapas (Rohteichthys microlepis). Suatu kajian stok ikan dengan menggunakan metode akustik dilakukan pada bulan Juli dan Desember 2006 di Sungai Kapuas. Lokasi yang diambil adalah ruas Sungai Kapuas dari Pontianak ke hilir sampai Muara Jungkat, ruas Sungai Kapuas dan ruas anak sungainya sekitar Tayan, ruas anak sungai perairan banjiran di kawasan Sentarum dan satu buah danau sungai mati yaitu Danau Empangau. Untuk mengetahui komposisi jenis ikan, pengambilan contoh ikan dilakukan dan hasil tangkapan dicatat oleh enumerator. Stok ikan di hilir antara Pontianak dan Muara Jungkat adalah 1.847 ind./Ha, di Tayan pada sungai Kapuas dan anak sungainya masing-masing adalah 157 dan 403 ind./Ha, di kawasan Sentarum berkisar 1.087 - 1.634 ind./Ha, dan di Danau Empangau adalah 5.708 ind./Ha. Jenis ikan yang mendominansi di perairan antara Pontianak ke Muara Jungkat yaitu sengarat (Kryptopterus trichopterus) dan baung (Mystus nemurus), di Tayan yaitu kotol mulut (Amblyrhycnchichthys truncatus) dan kelabau (Osteochilus melanopleura), di kawasan Sentarum yaitu bauk (Labiobabrus spp.), sepat (Trichogaster trichopterus), dan toman (Channa micropeltes), serta di Danau Empangau yaitu entukan (Thynnichthys thynnoides), umpan (Puntius waandersii), dan biawan (Helostoma temminckii).  Kapuas River, West Kalimantan has various ecosystem types and high fish biodiversity. This river has been pressured by other sectors such as agriculture, plantation, and mining. Some of fish species such as ringo (Datniodes quadrifsciatus), siluk (Scleropags formosus), belantau (Macrochirichthys macrochirus), and kapas (Rohteichthys microlepis) endanger. A study on fish stock assessment using accoustic methods was done on July and December 2006 in Kapuas River. The locations selected in this study were down stream from Pontianak to Muara Jungkat, segment of Kapuas River and its tributary around Tayan area, in segment of Sentarum floodplains (Empangau oxbow lake). Average fish stock in downstream segment was 1,847 ind./Ha, around Tayan in main river and its tributary was 157 ind./Ha and 403, respectively, in Sentarum ranged 1,087 - 1,634 ind./Ha and in Empangau Lake was 5,708 ind./Ha. Fish species dominance from Pontianak to Muara Jungkat was sengarat (Kryptopterus sp.) and baung (Mystus nemurus), in Tayan was kotol mulut (Amblyrhycnchichthys truncatus) and kelabau (Osteochilusmelanopleura), in Sentarum was bauk (Labiobabrus spp.), sepat (Trichogaster trichopterus), and toman (Channa micropeltes), and in Empangau Lake were entukan (Thinnichthys thynnoides), umpan (Puntius waandersii), and biawan (Helostoma temminckii).
KARAKTERISTIKHABITATDANSEBARAN JENIS IKAN DI SUNGAIKAPUAS BAGIAN TENGAHDANHILIR Susilo Adjie; Agus Djoko Utomo
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 3, No 5 (2011): (Agustus 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3467.724 KB) | DOI: 10.15578/bawal.3.5.2011.277-286

Abstract

Sungai Kapuas memiliki keanekaragaman jenis ikan yang tinggi dilaporkan mencapai sekitar 200 spesies. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik habitat serta sebaran jenis ikan di Sungai Kapuas bagian tengah dan hilir. Penelitian ini dilakukan pada bulan April, Juli, September, dan Nopember 2006. Parameter yang diamati meliputi kualitas air (suhu, kecerahan, daya hantar listrik, pH, CO2, oksigen terlarut, alkalinitas, BOD, PPO 4, N-NO3, N-NO2, COD, N-NH3, dan salinitas), habitat perairan, serta sebaran jenis ikan. Contoh air diambil dari sembilan stasiun pengamatan yaitu di bagian tengah Tengkidap, Pengembung, Pemerak, Bukit Tekenang, dan Sambar Indah dan di bagian hilir Muara Jungkat, Sungai Raya, Muara Sungai Tayan, dan Semitau, contoh air dianalisis menggunakan American Public Health Association (1986). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa karakteristik kualitas air bagian tengah dan hilir relatif sama dan karakteristik habitat Sungai Kapuas bagian tengah merupakan daerah rawa banjiran (flood plain) yang banyak terdapat hutan rawa danmerupakan kawasan konservasi dari Taman Nasional Danau Sentarum. Karakteristik habitat Sungai Kapuas bagian hilir dipengaruhi oleh pasang surut air laut dan merupakan kawasan industri. Jenis ikan yang dijumpai di sepanjang stasiun pengamatan terdapatsekitar 123 jenis, penyebarannya terkonsentrasi di sungai bagian tengah ± 120 jenis yang didominansi oleh ikan Cyprinidae dan Sungai Kapuas bagian hilir ±85 jenis yang didominansi oleh ikan dukang (Arius stomi) dan janggut(Polynemus longipectoralis). Kapuas River has a high diversity of fish species reported to reach about 200 species. This study aimed to characterize the habitat and distribution of fish species in the Kapuas River middle and downstream sections. The study was conducted in April, July, September, and November 2006. The parameters observed included water quality (temperature, brightness, electrical conductivity, pH, CO2, dissolved oxygen, alkalinity, BOD, P-PO4, NNO3, N-NO2, COD, NH3-N, and salinity), and aquatic habitats distribution of fish species. Water samples taken from nine observation stations are in the middle Tengkidap, Pengembung, Pemerak, Bukit Tekenang, and Sambar Indah and in the downstream Muara Jungkat, Sungai Raya, Muara Sungai Tayan, and Semitau, water samples were analyzed using the American Public Health Association (1986). The results showed that characteristics of water quality downstream of the middle and relatively similar, habitat characteristics of the Kapuas River and the middle is a swamp area flood plain that there are still a lot of swamp forest and is a conservation area of the Park Lake Sentarum. Characteristics of the Kapuas River downstream habitats are influenced by tides and is an industrial area. Types of fish that are found along the observation stations are about 123 species, its distribution is concentrated at the center of the ± 120 River dominated by fish species cyprinidae and Kapuas River downstream of ± 85 species dominated by fish dukang (Arius stomi) and janggut (Polynemus longipectoralis).
PENCEMARAN DI SUNGAI BENGAWAN SOLO ANTARA SOLO DAN SRAGEN, JAWA TENGAH Agus Djoko Utomo; Mohamad Rasyid Ridho; Edward Saleh; Dinar Dwi Anugerah Putranto
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 3, No 1 (2010): (April 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.328 KB) | DOI: 10.15578/bawal.3.1.2010.25-32

Abstract

Bengawan Solo merupakan sungai yang sudah banyak mengalami perubahan oleh Waduk, Bendungan, Sodetan, dan lain-lain. Bengawan Solo melewati Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur yang padat penduduk, sekitar 15,2 juta jiwa berdomisili di satuan wilayah Sungai Bengawan Solo dan juga banyak terdapat industri. Permasalahan tersebut dapat berpengaruh langsung terhadap kehidupan organisme air kajian tentang parameter físika-kimia perairan diharapkan dapat memberikan informasi tentang status kualitas perairan di Bengawan Solo. Parameter yang diamati dalam penelitianini adalah oksigen terlarut, karbondioksida, pH, fenol, minyak-lemak, amonia, Cd, Cr, Zn, Pb, Cu, dan CN. Terdapat indikasi bahwa Bengawan Solo di daerah Solo-Sragen dan sekitarnya telah tercemar bobot dengan kualitas air buruk yaitu oksigen rendah (beberapa lokasi kurang dari 2 mg/L, karbon dioksida tinggi (8,8-34,32 mg/L), NH3-N bebas tinggi (beberapa lokasi lebih dari 0,2 mg/L), COD tinggi (1,64-172 mg/L), fenol tinggi (0,087-1,431 mg/L), minyak lemak tinggi (2,6-54,6 mg/L).Konsentrasi logam bobot pada beberapa lokasi yaitu Kampung Sewu, Bak Kramat, dan Tundungan cukup tinggi yaitu Cr= 0,180- 0,375 mg/L, Cu=0,026-0,293 mg/L, dan Zn=0,515-2,892 mg/L. Demikian juga kandungan logam bobot pada ikan sapu-sapu (Liposarcus pardalis) cukup tinggi pada beberapa lokasi Kampung Sewu, Tundungan, Bak Kramat, dan Butuh; Cr=0,856- 2,154 mg/kg, Cu=3, 69-198,48 mg/kg, Pb=1,067 - 2,006 mg/kg, dan Zn=53,516-102,285 mg/kg. Perlu dilakukan pengendalian pencemaran di Bengawan Solo dengan cara meningkatkan kesadaran bersama, pemantauan pembuangan limbah, dan penindakan bagi para pelanggaran. Bengawan Solo River is highly modified by dams, impoundment, reservoir, channelization, etc. It traverse through Central Java and East Java province in its passage from headwaters to the sea. Industries and heavy population (approximately 15.2 million people) near the river have potentially wreaked havoc upon the river. Study on physical and chemical parameters expected provide enough information on water quality condition in Bengawan Solo River. Parameters under study were disolved oxygen, carbondioxid, pH, fenol, NH3-N, oil, and grease, COD, Cr, Cd, Pb, Zn, Cu, and CN. An overview of water quality of Bengawan Solo River in Solo-Sragen region indicates that the segments is already strongly polluted as indicated as low oxygen (some location less than 2 mg/L) and high amount of CO2 (8,8-34.32), high free NH3-N (some location more than 0,2 mg/L), COD (1,64-172 mg/L), fenol (0.087- 1,431 mg/L), and oil and grease (2,6-54.6 mg/L). Heavy metals content of some location at Kampung Sewu, Bak Kramat, and Butuh were Cr=0,180-0,375 mg/L, Cu=0,026-0,293 mg/L, Zn=0,515-2,892 mg/L. Heavy metals content in fish tissue of sapu-sapu were high enough at some location (Kampung Sewu, Tundungan, Bak Kramat, and Butuh); Cr=0,856-2,154 mg/kg, Cu=3,69-198,48 mg/kg, Pb=1,067- 2,006 mg/kg, and Zn=53,516-102,285 mg/kg.
HASIL TANGKAPAN BEBERAPA JENIS ALAT TANGKAP DI SUNGAI BENGAWAN SOLO Susilo Adjie; Agus Djoko Utomo
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 3, No 1 (2010): (April 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.506 KB) | DOI: 10.15578/bawal.3.1.2010.33-44

Abstract

Penelitian hasil tangkapan beberapa jenis alat tangkap dan kegiatan penangkapan ikan di Bengawan Solo telah dilakukan dari bulan Mei-Desember 2004. Penelitian ini dilakukan denganmetode survei pada empat stasiun pengamatan di Sungai Bengawan Solo yaituWaduk Gajah Mungkur dan Bendung Colo (bagian hulu), Cemeng (bagian tengah) dan Ngablak (bagian hilir). Hasil tangkapan dan jenis ikan yang tertangkap didapatkan dari nelayan yang dipilih sebagai responden dan dibahas berdasarkan pada musim dan stasiun. Hasil pengamatan menunjukan bahwa ikan tebaran sepertiikan patin jambal (Pangasius hypophthalmus), nila (Oreochromis niloticus), dan tawes (Barbonymus gonionotus) dominan tertangkap di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri. Ikan sapu-sapu (Liposarcus pardalis) ditemukan di daerah Solo-Sragen, sedangkan di bagian hilir antara daerah Bojonegoro sampai Lamongan tertangkap jenis ikan lokal antara lain ikan jambal (Pangasius djambal), lumbet (Cryptopterus spp.), tagih (Mystus nemurus), dan wagal (Pangasius micronema). A study on determine of some fishing gear activities species in Solo River was conducted from May to December 2004. Observation used in this research was survey method by setting 4 station as long as Solo River, there are Waduk Gajah Mungkur dan Bendung Colo (upstream), Cemeng (middle etream), and Ngablak (down stream). Catching of gear, species was found from responden in every station based on season and station. Research shown that exotic species such as nila (Oreocromis niloticus), jambal (Pangasius hypophthalmus), tawes (Barbodes gonionotus) are commonly found in the upper reaches of the river system. Sapu-sapu (Liposarcus pardalis) is frequently found in the middle river (Cemeng). Native species such as jambal (Pangasius djambal), tagih (Hemibagrus nemurus), wagal (Pangasius micronema), lumbet (Cryptopterus spp.) are normally found in the lower of Bengawan Solo River system (Ngablak).