Sukarniaty Sukarniaty
Balai Riset Perikanan Laut, Muara Baru-Jakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KOMPOSISI JENIS DAN DISTRIBUSI IKAN PETEK (LEIOGNATHIDAE) DI PERAIRAN SELAT MAKASSAR Wedjatmiko Wedjatmiko; Tri Ernawati; Sukarniaty Sukarniaty
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 13, No 1 (2007): (April 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.635 KB) | DOI: 10.15578/jppi.13.1.2007.53-60

Abstract

Penelitian terhadap komposisi dan distribusi ikan petek (Leiognathidae) di perairan SelatMakassar (perairan timur Kalimantan), dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2005 dengan menggunakan KM. Bawal Putih. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa hasil tangkapan ikan petek (Leiognathidae)merupakan ikan dominan yang ke-2 dengan persentase 17,43%. Pada penelitian ini diperoleh 12 jenis ikan petek (Leiognathidae), dengan 3 genus yaitu Leognathus (7 spesies), Secutor (3 spesies), dan Gaza (2 spesies). Di antara ikan petek yang tertangkap, Leiognathus bindus mempunyai laju tangkap paling tinggi yaitu 12,53 kg per jam, dengan ukuran dominan antara FL 6,5 sampai dengan 7,0 cm, sedangkan Leiognathus splendens merupakan urutan ke-2 dengan laju tangkap 6,66 kg per jam, dengan ukuran dominan antara FL 10,0 sampai dengan 10,5 cm. Distribusi secara vertikal menunjukkan bahwa ikan petek, dominan tertangkap pada kedalaman perairan 21 sampai dengan 30 m, yang berlaku untuk semua jenis atau spesies ikan petek (Leiognathidae). Sedangkan distribusi horisontal ikan petek, dominan tertangkap di sekitar perairan Nunukan dan Tarakan. Research on catch composition, distribution, and some biological aspects of pony fish was conducted in June to July, 2005th using RV. Bawal Putih in the waters of East Kalimantan. Results show that the pony fish (Leiognathidae) provides the second largest component in the catch (17.43%), after Ariidae (30.02%). There were 3 genera of Leiognathidae i.e. Leiognathus (7 species), Secutor (3 species), and Gaza (2 species). Leioghnatus bindus was the highest catch rate within the Leioghnatidae group amoung to about 12.5 kg per hr, with the dominant size of FL 6.5 to 7.0 cm group, followed by Leioghnatus splendens with the catch rate of 6.75 kg per hr and the size of 10.0 to 10.5 cm. Based on depth distribution data it’s likely that the pony fish group was dominantly in the depth range of 21 to 30 m. Based on horizontal distribution data the pony fish group was dominantly in the East-Tarakan waters (1°49’ N–3°55’ N dan 117°53’ E–118° 31’ E).
KAJIAN TERHADAP OPERASIONAL KAPAL TRAWL DI PERAIRAN LAUT ARAFURA*) Wedjatmiko Wedjatmiko; Sukarniaty Sukarniaty
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 1, No 4 (2007): (April 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8931.151 KB) | DOI: 10.15578/bawal.1.4.2007.155-159

Abstract

Perairan Laut Arafura adalah merupakan sentra penangkapan udang dan ikan dasar (perikanan demersal) di kawasan Indonesia bagian timur. Berdasarkan pada komposisi hasil tangkapan menggunakan alat tangkap trawl (alat tangkap khusus untuk perikanan demersal) di perairan Arafura, menunjukkan bahwa jenis ikan yang merupakan hasil tangkapan sampingan sangat dominan (98.31%), sedangkan udang yang menjadi tujuan utama penangkapan hanya mencapai 1,69%. Sementara itu, komposisi hasil tangkapan non ikan (krustasea). menunjukkan bahwa hasil tangkapan udang yang komersial hanya (6,38%). Udang non komersial (5,62%) dan krustasea lain berupa rajungan, kepiting, dan udang mantis adalah sangat dominan (88%). Fenomena tersebut pada umumnya merupakan indikator penurunan populasi udang di perairan Arafura. Dampak eksploitasi kapal trawl terhadap usahaperikanan budi daya, antara lain pemanfaatan hasil tangkapan sampingan dapat digunakan sebagai tepung ikan yang merupakan bahan baku pakan buatan (pelet). Di mana pakan buatan adalah faktor yang sangat berperan untuk kegiatan budi daya perikanan. Sedangkan berdasarkan pada operasionalbanyak lokasi perairan yang tidak terjamah oleh aktivitas trawl, sehingga banyak lokasi yang dapat dimanfaatkan sebagai lokasi budi daya laut. Demikian juga banyak terdapat sumber daya induk komoditas perikanan budi daya. Secara tidak langsung dampak eksploitasi kapal trawl di perairan LautArafura, sangat berpengaruh positif terhadap usaha perikanan budi daya, apabila dikelola secara optimal.